DENPASAR – PDI Perjuangan (PDIP) boleh menarget tinggi kemenangan Pilgub Bali hingga 70 persen, dengan menjadikan Kabupaten Badung dan Buleleng sebagai lumbung suara.
Namun, agaknya tidak mudah mewujudkan target tersebut. Terutama di Kabupaten Badung. Pasalnya, ada banyak faktor yang bisa menghambat perolehan suara paket Wayan Koster – Cok Ace (Koster – Ace).
Salah satunya berlabuhnya I Wayan Disel Astawa ke kubu paket IB Rai Dharmawijaya Mantra – Ketut Sudikerta (Mantra – Kerta).
Saat ini Disel masih tercatat sebagai anggota DPRD Bali, meski telah dipecat PDIP usai Pilkada 2015 lalu. Disel masih memiliki basis massa kuat, bahkan mengakar di Gumi Keris, Badung.
Politikus asal Ungasan, Kuta Selatan, itu menjadi anggota DPRD Bali dari Badung dengan perolehan suara terbesar pada Pileg 2014 lalu. Disel meraup 33.000 suara.
Dukungan Disel terhadap Mantra – Kerta dibuktikan dengan kehadirannya pada deklarasi Selasa lalu (9/1).
Kepada Jawa Pos Radar Bali, Disel menyatakan dukungan kepada Mantra – Kerta sudah bulat. Dirinya tidak melihat warna partai.
“Saya tidak mungkin memilih Koster – Ace karena saya dipecat dari PDIP. Daripada saya golput, lebih baik saya menyalurkan hak pilih menentukan pilihan pemimpin Bali ke depan,” ucap Disel dikonfirmasi kemarin (10/1).
Ditanya apakah keputusannya mendukung Mantra – Kerta ada kaitannya dengan Cok Rat yang juga melakukan hal serupa, Disel membantah.
“Suatu kebetulan saja Cok Rat mendukung Mantra – Kerta, saya juga kebetulan ikut mendukung,” urainya.
Meski begitu, Disel menaruh hormat terhadap Cok Rat dan Puri Satria. Sebab, Puri Satria ikut merasakan pahit getir memperjuangkan PDIP di Bali.