Lihatlah cara Kanada memperoleh hakim terpercaya. Misalnya yang ikut mengadili dokter ahli saraf dari Singapura itu: DR. Dr. Gobinathan Devathasan. Yang menjatuhkan hukuman yang menghebohkan itu. (baca DI’s Way: Dokter Cerai).
Nama hakimnya: Geoffrey B Gomery.
Untuk jadi hakim di Pengadilan Vancouver itu Gomery harus melamar. Tidak ada hakim karier di sana. Lowongan itu dibuka ketika ada hakim yang pensiun.
Siapa saja boleh melamar: hakim, pengacara, jaksa, dosen, atau siapa pun. Lamaran ditujukan ke kementerian kehakiman. Akan disaring oleh tim penilai. Ahli dan independen.
Tesnya sederhana. Bisa mengisi jawaban secara online. Atas pertanyaan tim. Yang pertanyaan itu diketahui oleh publik.
Pertanyaan itu menyangkut dua kelompok: kemampuan bahasa dan kapasitas/integritas.
Publik bisa tahu kapasitas setiap pelamar. Termasuk kapasitas Gomery.
Misalnya ia jawab ‘yes’ untuk dua pertanyaan dan ‘no’ untuk dua pertanyaan lain. Semua di bidang bahasa.
Yang ia jawab ‘yes’ adalah: tanpa latihan lagi apakah Anda mengerti kalau membaca bahan-bahan peradilan dalam bahasa Inggris (‘yes’) dan Perancis (‘yes’).
Tanpa latihan lagi apakah Anda mengerti bila diskusi hukum dengan kolega Anda dalam bahasa Inggris (‘yes’) dan Perancis (‘yes’).
Tapi untuk dua pertanyaan berikut Gomery jawab yes dan no.
Tanpa latihan lagi apakah Anda mengerti kalau diajak bicara hukum dengan counseldi pengadilan dalam bahasa Inggris (‘yes’) dan Perancis (‘no’).
Tanpa latihan lagi apakah Anda bisa mengajukan pembelaan hukum secara lisan dalam bahasa Inggris (‘yes’) dan Perancis (‘no’).
Tentu Gomery sebenarnya bisa menjawab ‘yes’ dan ‘yes’. Tapi ia bisa terjebak dalam kejujuran intelektual kalau ia menjawab ‘yes’ semua.
Pertanyaan berikutnya adalah latar belakang pendidikan dan kelanjutan pendidikan. ‘Kelanjutan pendidikan’ itu perlu ditanyakan karena hakim adalah sebuah profesi. Keberlanjutan pendidikan sangat penting bagi pengemban profesi. Agar keilmuannya terus meningkat sesuai dengan perkembangan masyarakat.
Gomery menyebutkan bahwa ia lulusan Queen University. Itu umum. Yang tidak umum adalah: bidang studinya matematika dan politik.
Lantas mengambil bidang hukum untuk magisternya. Di University of Toronto.
Dari situ Gomery pergi ke Inggris. Masuk perguruan tinggi kelas satu: University of Oxford. Meraih gelar hukum dengan pujian.
Setelah itu pun masih banyak kursus dan seminar hukum yang ia ikuti.
Pertanyaan lain: penghargaan apa saja yang pernah diterima dalam karirnya sebagai orang hukum. Sederet award ia tuliskan.
Yang agak ‘dalam’ adalah pertanyaan tentang pengalaman hidupnya. Khususnya yang terkait dengan keanekaragaman masyarakat Kanada. Dan keunikan mereka.
Anda sudah tahu: separo rakyat Kanada bicara dalam bahasa Inggris. Separo lagi berbahasa Perancis. Separonya lagi berbahasa Kanton. Terutama separo yang di Vancouver. Begitu banyak orang Hongkong di Vancouver. Sampai kota itu belakangan disebut juga Hongcouver.
Gomery menulis pengalaman pribadinya: lahir dan besar di Montreal. Dari bapak ibu Anglophone dan Protestan. Anglophone adalah keturunan Inggris dan tetap berbahasa Inggris di lingkungan berbahasa Inggris di luar Inggris.
Tapi ia kuliah di Toronto. Dan ketika orang tuanya cerai Gomery punya ibu tiri Francophone: keturunan Perancis dan berbahasa Perancis di lingkungan berbahasa Perancis di Kanada. Dari sini Gomery sangat paham budaya Francophone. Karena ia tinggal bersama ibu tirinya itu.
Tapi Gomery juga sering mengunjungi ibunya yang kawin lagi dan tinggal di Halifax. Itu membuat Gomery paham keanekaragaman Kanada.
Pertanyaan lain adalah tentang litigasi. Gomery menjawab: sangat mutlak seorang hakim harus ahli dalam litigasi. Dan memang Gomery punya track record di bidang litigasi.
Gomery mengakui bahwa ia tidak punya pengalaman langsung di bidang hukum keluarga. “Tapi ayah saya adalah ahli hukum bidang keluarga,” katanya.
Sering kali, tulisnya, saat makan malam pun ayah mendapat telepon. Dari klien. Yang minta konsultasi bidang hukum keluarga. Ayahnya lantas memberi kuliah ‘hukum keluarga’ sambil makan.
Gomery juga merasa beruntung pernah tinggal di Inggris. Dua anaknya lahir di London. Dengan demikian, tulisnya, saya pernah melihat Kanada dari perspektif luar Kanada.
Itu juga membuat pemahamannya tentang demokrasi dan hukum lebih baik. Inggris adalah negara dengan demokrasi tertua di dunia.
Yang pemilunya ‘hari ini’ perdana menteri barunya sudah dilantik ‘besok jam 9 pagi’. Karena pemilunya begitu jujurnya.
Meski dari keluarga mampu Gomery pernah bekerja di pabrik dengan upah UMP. Yakni saat ia menjadi mahasiswa. Ia bisa tahu budaya masyarakat dengan pendapatan terendah. Lalu ia pindah gereja ke Unitarian. Pemahamannya tentang agama lebih luas lagi.
Waktu pindah ke Vancouver, Gomery lebih paham soal lesbian dan gay. Yang menjadi kenyataan sehari-hari. Tentu ia juga menjadi lebih sering makan di Chinese food restoran.
Sebenarnya sangat menarik pandangannya tentang hakim, demokrasi dan konstitusi. Tapi tulisan ini akan menjadi sangat berat kalau membahas itu.
Intinya masih banyak yang harus kita perbuat. Untuk bisa menjadi negara demokrasi dengan hukum yang tegak.
Ada negara demokrasi yang kurang transparan. Ada negara tidak demokratis tapi lebih transparan. Tentu ada negara demokratis dan sangat transparan.
Yang terakhir itu Kanada, salah satunya.
Demokrasinya begitu dewasa. Pemilunya begitu jujur.
Hukumnya begitu tegak. Pengadilannya begitu terpercaya.(Dahlan Iskan)