33.4 C
Jakarta
20 November 2024, 12:24 PM WIB

Survei SMRC Unggulkan Koster – Ace di Pilgub Bali, Tapi Ingat…

DENPASAR – Konstelasi politik Pilgub Bali semakin menarik disimak. Tidak hanya diwarnai aksi saling lapor ke Bawaslu Bali, hasil survei persentase kemenangan pun ikut meramaikan suasana.

Lembaga survei nasional yang menyurvei Pilgub Bali adala Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC).

Berdasar hasil survei SMRC yang dilakukan 30 April – 6 Mei 2018, pasangan Wayan Koster – Cok Ace mengungguli pasangan Mantra – Kerta.

Hasil survei itu dibeber Deni Irvani, Direktur SMRC di Hotel Bali Beach, Selasa (11/6) siang. Di hadapan awak media lokal dan nasional, Deni menyebut Koster – Ace unggul di delapan kabupaten.

Sedangkan Mantra-Kertha hanya unggul di Kota Denpasar. Kesimpulan survei, jika Pilgub Bali dihelat saat survei berlangsung (30 April – 6 Mei), maka paket Koster – Ace mendapat dukungan 48,3 persen.

Sementara Mantra –Kertha mendapat dukungan 26,9 persen. Selisih dukungan kedua pasangan sekitar 21,4 persen.

Dijelaskan Deni, Koster sementara unggul, pertama karena dia sedikit lebih populer (dikenal 88 persen warga) dibanding Rai Mantra (dikenal 81 persen warga).

“Elektabilitas Koster juga didorong oleh besarnya dukungan massa pemilih PDIP. Sementara PDIP adalah suara terbesar bila pemilu diadakan sekaran,” ungkap Deni kemarin.

Selain menggambarkan tingkat dukungan, survei juga mengungkap partisipasi pemilih. Berdasar hasil survei, masyarakat yang belum tahu sekitar 24,8 persen.

Menurut Deni, bila persentase angka yang belum menentukan pilihan sebesar 24,8 persen dialokasikan secara proporsional,

maka tingkat keterpilihan paslon Koster – Ace menjadi 64,2 persen. Sedangkan Mantra – Kerta menjadi 34,8 persen.

Menurut Deni, sekitar 87 persen masyarakat Bali sudah mengetahui Pilgub Bali dilaksanakan tahun ini. Namun, masyarakat umumnya baru akan menentukan pilihan ketika pilkada sudah dekat.

Sekitar 24 persen masyarakat menyatakan baru akan memastikan pilihannya pada hari-H. Selain itu, hasil survei juga menggambarkan elektabilitas sementara para calon.

Dari hasil analisis lanjutan, SMRC juga menemukan adanya perbedaan dalam popularitas para calon.

Popularitas Koster pada Mei lalu paling banyak dikenal masyarakat dengan persentase 88 persen, unggul tipis dari Rai Mantra sebesar 81 persen.

Sebaliknya, Rai Mantra ternyata disukai 75 persen dari yang mengenalnya, atau sedikit lebih tinggi dari Koster sebanyak 71 persen.

Selain popularitas, dukungan masyarakat kepada partai politik juga mempengaruhi pilihan terhadap calon. Nah, Koster sangat diuntungkan dengan dukungan partai.

Di Bali, PDIP memiliki massa pemilih paling besar bila pemilu diadakan saat survei yakni 50,8 persen.

Sedangkan partai lain, massa pemilihnya dibawah 5 persen dan sekitar 36,6 persen masyarakat belum menentukan partai yang mau dipilihnya.

“Sentimen partai terlihat cukup kuat. Massa pemilih PDIP cukup solid mendukung Koster – Ace. Sedangkan massa pemilih Golkar juga cukup solid mendukung Mantra – Kerta,” beber pria asal Bogor, Jawa Barat itu.

Menurut Deni, Koster juga diuntungkan faktor demografi (wilayah) dan sosiologi pemilih. Koster sementara juga unggul di semua lapisan gender, usia, atau desa-kota.

Ditegaskan Deni, yang harus diingat yaitu warga umumnya baru akan menentukan pilihan dalam periode beberapa minggu menjelang pilkada sampai dengan hari-H.

“Karena itu, dukungan warga kepada masing-masing calon bisa berubah. Bergantung seberapa efektif dan positif kerja sosialisasi yang dilakukan masing-masing calon sampai pilkada diadakan,” tukasnya.

Lebih lanjut dijelaskan, SMRC mengambil sampel 820 orang tersebar di sembilan kabupaten/kota di Bali.

“Sampel 820 orang itu dibagi proporsional setiap kabupaten/kota sesuai jumlah penduduk,” terangnya.

Almunus IPB itu menambahkan, survei SMRC menggunakan metode multistage random sampling desa/kelurahan di tingkat Kecamatan.

Hasil survei memiliki tingkat margin of error sebesar 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen

DENPASAR – Konstelasi politik Pilgub Bali semakin menarik disimak. Tidak hanya diwarnai aksi saling lapor ke Bawaslu Bali, hasil survei persentase kemenangan pun ikut meramaikan suasana.

Lembaga survei nasional yang menyurvei Pilgub Bali adala Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC).

Berdasar hasil survei SMRC yang dilakukan 30 April – 6 Mei 2018, pasangan Wayan Koster – Cok Ace mengungguli pasangan Mantra – Kerta.

Hasil survei itu dibeber Deni Irvani, Direktur SMRC di Hotel Bali Beach, Selasa (11/6) siang. Di hadapan awak media lokal dan nasional, Deni menyebut Koster – Ace unggul di delapan kabupaten.

Sedangkan Mantra-Kertha hanya unggul di Kota Denpasar. Kesimpulan survei, jika Pilgub Bali dihelat saat survei berlangsung (30 April – 6 Mei), maka paket Koster – Ace mendapat dukungan 48,3 persen.

Sementara Mantra –Kertha mendapat dukungan 26,9 persen. Selisih dukungan kedua pasangan sekitar 21,4 persen.

Dijelaskan Deni, Koster sementara unggul, pertama karena dia sedikit lebih populer (dikenal 88 persen warga) dibanding Rai Mantra (dikenal 81 persen warga).

“Elektabilitas Koster juga didorong oleh besarnya dukungan massa pemilih PDIP. Sementara PDIP adalah suara terbesar bila pemilu diadakan sekaran,” ungkap Deni kemarin.

Selain menggambarkan tingkat dukungan, survei juga mengungkap partisipasi pemilih. Berdasar hasil survei, masyarakat yang belum tahu sekitar 24,8 persen.

Menurut Deni, bila persentase angka yang belum menentukan pilihan sebesar 24,8 persen dialokasikan secara proporsional,

maka tingkat keterpilihan paslon Koster – Ace menjadi 64,2 persen. Sedangkan Mantra – Kerta menjadi 34,8 persen.

Menurut Deni, sekitar 87 persen masyarakat Bali sudah mengetahui Pilgub Bali dilaksanakan tahun ini. Namun, masyarakat umumnya baru akan menentukan pilihan ketika pilkada sudah dekat.

Sekitar 24 persen masyarakat menyatakan baru akan memastikan pilihannya pada hari-H. Selain itu, hasil survei juga menggambarkan elektabilitas sementara para calon.

Dari hasil analisis lanjutan, SMRC juga menemukan adanya perbedaan dalam popularitas para calon.

Popularitas Koster pada Mei lalu paling banyak dikenal masyarakat dengan persentase 88 persen, unggul tipis dari Rai Mantra sebesar 81 persen.

Sebaliknya, Rai Mantra ternyata disukai 75 persen dari yang mengenalnya, atau sedikit lebih tinggi dari Koster sebanyak 71 persen.

Selain popularitas, dukungan masyarakat kepada partai politik juga mempengaruhi pilihan terhadap calon. Nah, Koster sangat diuntungkan dengan dukungan partai.

Di Bali, PDIP memiliki massa pemilih paling besar bila pemilu diadakan saat survei yakni 50,8 persen.

Sedangkan partai lain, massa pemilihnya dibawah 5 persen dan sekitar 36,6 persen masyarakat belum menentukan partai yang mau dipilihnya.

“Sentimen partai terlihat cukup kuat. Massa pemilih PDIP cukup solid mendukung Koster – Ace. Sedangkan massa pemilih Golkar juga cukup solid mendukung Mantra – Kerta,” beber pria asal Bogor, Jawa Barat itu.

Menurut Deni, Koster juga diuntungkan faktor demografi (wilayah) dan sosiologi pemilih. Koster sementara juga unggul di semua lapisan gender, usia, atau desa-kota.

Ditegaskan Deni, yang harus diingat yaitu warga umumnya baru akan menentukan pilihan dalam periode beberapa minggu menjelang pilkada sampai dengan hari-H.

“Karena itu, dukungan warga kepada masing-masing calon bisa berubah. Bergantung seberapa efektif dan positif kerja sosialisasi yang dilakukan masing-masing calon sampai pilkada diadakan,” tukasnya.

Lebih lanjut dijelaskan, SMRC mengambil sampel 820 orang tersebar di sembilan kabupaten/kota di Bali.

“Sampel 820 orang itu dibagi proporsional setiap kabupaten/kota sesuai jumlah penduduk,” terangnya.

Almunus IPB itu menambahkan, survei SMRC menggunakan metode multistage random sampling desa/kelurahan di tingkat Kecamatan.

Hasil survei memiliki tingkat margin of error sebesar 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/