27.1 C
Jakarta
22 November 2024, 2:25 AM WIB

Omzet Rp 13,5 Juta per Bulan, Galungan, Permintan Jambu Kristal Naik

Banyak peluang bidang agribisnis yang bisa dikembangkan sebagai mata pencaharian di Kecamatan Gerokgak, Buleleng. Meski kondisi lahan di daerah Gerokgak sebagai besar lahan kritis dan kesulitan air bersih.

 

JULIADI, Gerokgak

TERLAHIR dari keluarga petani, Putu Suradnyana, warga Banjar Dinas Tukad Pule, Sanggah Langit, Gerokgak dengan mantap menekuni dunia pertanian dengan mengembangkan budidaya jambu kristal dilahan seluas 80 are miliknya.

Berkat ketekunannya, Putu Suradnyana kini terbilang sukses dalam budidaya jambu kristal. Setiap hari, dia bisa memanen 30 kilogram jambu kristal dari luas lahan sebanyak 80 are.

Untuk harga jambu kristal mencapai Rp 15 ribu perkilogram. Jika rata-rata perbulan uang pemasukan yang diterimanya sekitar Rp 13,5 juta.

Putu Suradnyana yang ditemui di kebun jambu kristal miliknya menjelaskan, jambu kristal yang dia tanam awalnya hanya 60 pohon saja.

Dia mulai mengawali menanam jambu tahun 2010 silam. Melihat perkembangannya, pembeli semakin meningkat setiap tahun. Sehingga mau tidak mau dia mengembangkan agribisnisnya ini.

 “Awal saya tanam hanya pada lahan seluas 20 are sebanyak 60 pohon kemudian bertambah menjadi 80 are dengan 600 pohon jambu kristal saat ini,” kata pria berusia 58 tahun ini.

Hasil signifikan dalam berbisnis jambu kristal membuatnya makin fokus menekuni budidaya jambu kristal.

Disamping karena rasa buahnya yang manis, juga tahan lama. Kemudian perlakuan buah ini cukup mudah.

Jambu kristal cukup tahan pada lahan kering (kritis air) dan sangat cepat berbunga dan berbuah.

“Hampir setiap hari bisa dipanen buahnya. Sekali panen 30 kilogram dengan harga buah saat ini perkilogram Rp 15 ribu. Sedangkan dipasaran mencapai Rp 20 ribu perkilonya,” ujarnya.  

Untuk kendala saat musim panas diakui Suradnyana kekurangan air. Kalau di musim hujan hama lalat buah mulai banyak menyerang.

Serangan hama itu yang paling susah dikendalikan. Karena jambu kristal ini perlakukan organik tidak dapat membasmi lalat buah dengan pembasmi hama kimia.

“Menyiasati hal itu sering berjalan waktu kami, buah jambu yang baru berusia 2 minggu dibungkus dengan palstik dan ditutupi koran. Sehingga serangan hama lalat tak dapat mengenai buah jambu,” paparnya.

Dia menambahkan, permintaan buha jambu kristal saat ini mulai meningkat. Apalagi menjelang hari raya Galungan dan Kuningan. Kalau Galungan dan Kuningan sekitar 5 kwintal dari hari biasa permintaan buah jambu kristal.

“Pembeli buah jambu kristal khusus lokal saja. Dari Denpasar, Badung dan Buleleng. Namun jika untuk kebutuhan Galungan dan Kuningan kami tidak menerima

pesanan pembeli dari luar Buleleng. Karena pasokan jambu kristal hanya cukup untuk pembeli lokal di Buleleng saja,” tandasnya. (*)

Banyak peluang bidang agribisnis yang bisa dikembangkan sebagai mata pencaharian di Kecamatan Gerokgak, Buleleng. Meski kondisi lahan di daerah Gerokgak sebagai besar lahan kritis dan kesulitan air bersih.

 

JULIADI, Gerokgak

TERLAHIR dari keluarga petani, Putu Suradnyana, warga Banjar Dinas Tukad Pule, Sanggah Langit, Gerokgak dengan mantap menekuni dunia pertanian dengan mengembangkan budidaya jambu kristal dilahan seluas 80 are miliknya.

Berkat ketekunannya, Putu Suradnyana kini terbilang sukses dalam budidaya jambu kristal. Setiap hari, dia bisa memanen 30 kilogram jambu kristal dari luas lahan sebanyak 80 are.

Untuk harga jambu kristal mencapai Rp 15 ribu perkilogram. Jika rata-rata perbulan uang pemasukan yang diterimanya sekitar Rp 13,5 juta.

Putu Suradnyana yang ditemui di kebun jambu kristal miliknya menjelaskan, jambu kristal yang dia tanam awalnya hanya 60 pohon saja.

Dia mulai mengawali menanam jambu tahun 2010 silam. Melihat perkembangannya, pembeli semakin meningkat setiap tahun. Sehingga mau tidak mau dia mengembangkan agribisnisnya ini.

 “Awal saya tanam hanya pada lahan seluas 20 are sebanyak 60 pohon kemudian bertambah menjadi 80 are dengan 600 pohon jambu kristal saat ini,” kata pria berusia 58 tahun ini.

Hasil signifikan dalam berbisnis jambu kristal membuatnya makin fokus menekuni budidaya jambu kristal.

Disamping karena rasa buahnya yang manis, juga tahan lama. Kemudian perlakuan buah ini cukup mudah.

Jambu kristal cukup tahan pada lahan kering (kritis air) dan sangat cepat berbunga dan berbuah.

“Hampir setiap hari bisa dipanen buahnya. Sekali panen 30 kilogram dengan harga buah saat ini perkilogram Rp 15 ribu. Sedangkan dipasaran mencapai Rp 20 ribu perkilonya,” ujarnya.  

Untuk kendala saat musim panas diakui Suradnyana kekurangan air. Kalau di musim hujan hama lalat buah mulai banyak menyerang.

Serangan hama itu yang paling susah dikendalikan. Karena jambu kristal ini perlakukan organik tidak dapat membasmi lalat buah dengan pembasmi hama kimia.

“Menyiasati hal itu sering berjalan waktu kami, buah jambu yang baru berusia 2 minggu dibungkus dengan palstik dan ditutupi koran. Sehingga serangan hama lalat tak dapat mengenai buah jambu,” paparnya.

Dia menambahkan, permintaan buha jambu kristal saat ini mulai meningkat. Apalagi menjelang hari raya Galungan dan Kuningan. Kalau Galungan dan Kuningan sekitar 5 kwintal dari hari biasa permintaan buah jambu kristal.

“Pembeli buah jambu kristal khusus lokal saja. Dari Denpasar, Badung dan Buleleng. Namun jika untuk kebutuhan Galungan dan Kuningan kami tidak menerima

pesanan pembeli dari luar Buleleng. Karena pasokan jambu kristal hanya cukup untuk pembeli lokal di Buleleng saja,” tandasnya. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/