RadarBali.com – Koalisi Rakyat Bali (KRB) yang beranggotakan 9 parpol hampir pasti mengusung paket IB Rai Dharmawijaya Mantra – Ketut Sudikerta atau paket Dharma – Kerta pada Pilgub 2018.
Ada beberapa alasan yang membuat paket ini bisa terwujud, meski sempat alot dalam pembahasan awal di tingkat koalisi.
Ketua Fraksi Gerindra DPRD Bali, Nyoman Suyasa sempat menjelaskan alasan kenapa memilih Rai Mantra sebagai calon gubernur. Padahal, Rai Mantra bukan anggota atau kader Gerindra.
Dari analisis Gerindra, paket Dharma – Kerta lebih ideal dijual daripada paket Kerta – Dharma. Keunggulan lain Rai Mantra menurut Suyasa yakni tidak tergantung pada partai tertentu.
Selama ini, Rai mantra dua kali menjadi Wali kota Denpasar diusung parpol namun tidak pernah menjadi kader parpol.
Hal itu dianggap sebagai nilai lebih karena Rai Mantra menjadi milik semua pihak. Rai Mantra berada di tengah-tengah semua parpol.
“Rai Mantra itu gubernurnya masyarakat beliau, bukan gubernur partai. Beliau juga jujur, bersih dan santun. Sekarang sulit mencari yang jujur, bersih dan santun,” tukas politikus asal Karangasem itu.
Dengan menaruh Rai Mantra sebagai calon gubernur, maka diyakini bisa head to head menghadapi paket Koster – Cok Ace.
Hal senada diungkapkan Ketua DPD Demokrat Bali, Made Mudarta. Kepada Jawa Pos Radar Bali, Mudarta mengatakan Demokrat sedang melakukan harmonisasi pasangan calon.
Selaras dengan keputusan Gerindra, Demokrat juga menyatakan siap mengusung paket Dharma – Kerta. Alasa yang diungkapkan Demokrat juga tak jauh beda.
Rai Mantra lebih bisa diterima semua kalangan masyarakat. “Demokrat sudah final mengusulkan Rai mantra sebagai cagub.
Hasil survei paling berpotensi dalam simulasi pasangan calon yang dilakukan DPP Demokrat, paket Dharma – Kerta suaranya tertinggi,” terang Mudarta.