27.1 C
Jakarta
22 November 2024, 2:27 AM WIB

Ramaikan Musik Festival, Keterbatasan Tak Menjadi Penghalang Berkarya

Lembaga Pemasyarakatan (LP) kelas II A Kerobokan menjadi salah satu LP yang paling produktif dalam mewadahi talen berbakat dari kalangan warga binaan.

Melalui kegiatan festival musik yang digelar Selasa (13/8) kemarin, para peserta yang mewakili masing-masing wisma terlihat antusias.

 

 

ZULFIKA RAHMAN, Denpasar

AULA Ardha Candra yang berlokasi di dalam LP Kerobokan tampak dipenuhi warga binaan sejak pukul 09.00 pagi kemarin.

Mereka datang dari berbagai wisma yang ada di LP tersebut. Mengenakan seragam sebagai identitas dari masing-masing wisma.

Ada Kintamani, Tirta Gangga, Danau Batur, GWK dan beberapa lainnya. Nama-nama wisma di LP Kerobokan memang mengadopsi nama-nama lokasi pariwisata yang ada di Bali.

Ratusan orang yang berkumpul di gedung aula itu, juga membawa atribut spanduk. Pagi itu menjadi hari yang ditunggu para warga binaan.

Karena akan ada gelaran festival musik. Salah satu wisma mengirimkan satu delegasi, baik berupa solo, maupun dalam format band.

“Kami antusias sekali, ini juga menjadi hiburan,” kata Hamidin, salah satu warga binaan yang ikut mendukung teman satu wismanya yang tampil.

Terdapat sepuluh peserta yang tampil dari 12 wisma yang ada di LP Kerobokan. Festival itu merupakan rangkaian kegiatan dalam menyambut hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-74 pada tanggal 17 Agustus mendatang.

Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP) Kerobokan, Eries Sugianto.

Masing-masing peserta menujukan talenta mereka dalam bermusik. Hampir semua, memiliki latarbelakang bermusik saat sebelum masuk menjadi warga binaan di LP Kerobokan ini.

Itu terlihat dari masing-masing peserta yang tampil maksimal tanpa mengalami demam panggung. Karya yang dibawakan sangat beragam, dengan berbagai lintas genre.

Para penonton dari kalangan warga binaan tak henti-hentinya menyemangati peserta yang tampil mewakili masing-masing wisma.

“Yang menang dalam festival ini, nanti ada hadiahnya satu juta rupiah,” kata KPLP Kerobokan Eries Sugianto.

Sejak awal penampilan, hampir tidak pernah sepi dari teriakan para pendukung. Sesekali, peserta juga melibatkan penonton yang hadir untuk ikut larut dalam lagu.

“Ini salah satu bukti nyata, bahwa keterbatasan bukan menjadi halangan untuk kita berkarya,” teriak salah satu personel dari perwakilan wisma Tirta Gangga kepada para penonton.

Oktav Sicilia dari Antrabez band yang saat itu menjadi juri menuturkan dari kegiatan festival musik ini diharapkan bisa tumbuh bibit baru yang nantinya bisa diakomodasikan oleh pihak Lapas.

Sehingga ketika warga binaan selesai menjalani hukuman bisa berbaur dengan baik di masyarakat. “Ketika seni musik bisa menjadi pengantar mereka untuk bisa berbaur. Bisa menjadi musisi yang benar,” terang Octav.

Ia sebagai musisi yang mengawali dan lahir di LP Kerobokan akan sangat mendukung. Masing-masing vokal dari peserta yang tampil kata Octav akan dilibatkan mengisi suara dalam single berjudul Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).

“Single ini akan diajukan kepada Dirjen pemasyarakatan agar bisa menjadi mars WBP. Semoga lewat karya tidak hanya musik tapi kegiatan yang lain juga warga binaan mendapat feedback positif.

Karena ketika kami masuk di lapas itu anggapan masyarakat sudah minor. Nah bagaimana dengan kegiatan positif kita bisa kembali menjadi manusia yang utuh,” tegas Octav.

Perwakilan musisi yang juga dilibatkan sebagai juri, Rivaba Satrio Manalu tidak menyangka bahwa LP Kerobokan memiliki segudang talen bagus di bidang musik.

Dia melihat antusias dari peserta dan penonton yang sangat tinggi menunjukkan dinamai bermusik di kalangan warga binaan begitu bagus.

“Harapannya semoga semakin sering diadakan kegiatan seperti ini, mungkin selain bidang musik juga. Agar semakin banyak talenta yang muncul,” tutur musisi yang akrab disapa Eba ini.

Sementara itu KPLP, Eries Sugianto menambahkan melalui acara ini selain menjadi hiburan juga bisa menuangkan minat bakat di bidang musik.

“Ini bisa menjadi pengganti band Antrabez yang sat ini di dalam lapas personelnya tinggal dua orang. Kemungkinan tahun depan sudah keluar. Semoga muncul bibit seperti itu, dan bisa berkarya seperti Antrabez,” tutupnya.

Dari festival tersebut memunculkan tiga pemenang, antara lain juara satu diraih perwakilan dari wisma Tirta Gangga, juara dua perwakilan wisma Danau Batur, dan juara tiga diraih oleh perwakilan wisma Amed. (*)

 

Lembaga Pemasyarakatan (LP) kelas II A Kerobokan menjadi salah satu LP yang paling produktif dalam mewadahi talen berbakat dari kalangan warga binaan.

Melalui kegiatan festival musik yang digelar Selasa (13/8) kemarin, para peserta yang mewakili masing-masing wisma terlihat antusias.

 

 

ZULFIKA RAHMAN, Denpasar

AULA Ardha Candra yang berlokasi di dalam LP Kerobokan tampak dipenuhi warga binaan sejak pukul 09.00 pagi kemarin.

Mereka datang dari berbagai wisma yang ada di LP tersebut. Mengenakan seragam sebagai identitas dari masing-masing wisma.

Ada Kintamani, Tirta Gangga, Danau Batur, GWK dan beberapa lainnya. Nama-nama wisma di LP Kerobokan memang mengadopsi nama-nama lokasi pariwisata yang ada di Bali.

Ratusan orang yang berkumpul di gedung aula itu, juga membawa atribut spanduk. Pagi itu menjadi hari yang ditunggu para warga binaan.

Karena akan ada gelaran festival musik. Salah satu wisma mengirimkan satu delegasi, baik berupa solo, maupun dalam format band.

“Kami antusias sekali, ini juga menjadi hiburan,” kata Hamidin, salah satu warga binaan yang ikut mendukung teman satu wismanya yang tampil.

Terdapat sepuluh peserta yang tampil dari 12 wisma yang ada di LP Kerobokan. Festival itu merupakan rangkaian kegiatan dalam menyambut hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-74 pada tanggal 17 Agustus mendatang.

Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP) Kerobokan, Eries Sugianto.

Masing-masing peserta menujukan talenta mereka dalam bermusik. Hampir semua, memiliki latarbelakang bermusik saat sebelum masuk menjadi warga binaan di LP Kerobokan ini.

Itu terlihat dari masing-masing peserta yang tampil maksimal tanpa mengalami demam panggung. Karya yang dibawakan sangat beragam, dengan berbagai lintas genre.

Para penonton dari kalangan warga binaan tak henti-hentinya menyemangati peserta yang tampil mewakili masing-masing wisma.

“Yang menang dalam festival ini, nanti ada hadiahnya satu juta rupiah,” kata KPLP Kerobokan Eries Sugianto.

Sejak awal penampilan, hampir tidak pernah sepi dari teriakan para pendukung. Sesekali, peserta juga melibatkan penonton yang hadir untuk ikut larut dalam lagu.

“Ini salah satu bukti nyata, bahwa keterbatasan bukan menjadi halangan untuk kita berkarya,” teriak salah satu personel dari perwakilan wisma Tirta Gangga kepada para penonton.

Oktav Sicilia dari Antrabez band yang saat itu menjadi juri menuturkan dari kegiatan festival musik ini diharapkan bisa tumbuh bibit baru yang nantinya bisa diakomodasikan oleh pihak Lapas.

Sehingga ketika warga binaan selesai menjalani hukuman bisa berbaur dengan baik di masyarakat. “Ketika seni musik bisa menjadi pengantar mereka untuk bisa berbaur. Bisa menjadi musisi yang benar,” terang Octav.

Ia sebagai musisi yang mengawali dan lahir di LP Kerobokan akan sangat mendukung. Masing-masing vokal dari peserta yang tampil kata Octav akan dilibatkan mengisi suara dalam single berjudul Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).

“Single ini akan diajukan kepada Dirjen pemasyarakatan agar bisa menjadi mars WBP. Semoga lewat karya tidak hanya musik tapi kegiatan yang lain juga warga binaan mendapat feedback positif.

Karena ketika kami masuk di lapas itu anggapan masyarakat sudah minor. Nah bagaimana dengan kegiatan positif kita bisa kembali menjadi manusia yang utuh,” tegas Octav.

Perwakilan musisi yang juga dilibatkan sebagai juri, Rivaba Satrio Manalu tidak menyangka bahwa LP Kerobokan memiliki segudang talen bagus di bidang musik.

Dia melihat antusias dari peserta dan penonton yang sangat tinggi menunjukkan dinamai bermusik di kalangan warga binaan begitu bagus.

“Harapannya semoga semakin sering diadakan kegiatan seperti ini, mungkin selain bidang musik juga. Agar semakin banyak talenta yang muncul,” tutur musisi yang akrab disapa Eba ini.

Sementara itu KPLP, Eries Sugianto menambahkan melalui acara ini selain menjadi hiburan juga bisa menuangkan minat bakat di bidang musik.

“Ini bisa menjadi pengganti band Antrabez yang sat ini di dalam lapas personelnya tinggal dua orang. Kemungkinan tahun depan sudah keluar. Semoga muncul bibit seperti itu, dan bisa berkarya seperti Antrabez,” tutupnya.

Dari festival tersebut memunculkan tiga pemenang, antara lain juara satu diraih perwakilan dari wisma Tirta Gangga, juara dua perwakilan wisma Danau Batur, dan juara tiga diraih oleh perwakilan wisma Amed. (*)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/