28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:45 AM WIB

Rintis Bisnis Home Studio Recording, Pernah Diminta Bikin Musik Aneh

Kemauan yang kuat untuk belajar, menjadikan Made Urip kini menjadi musisi yang nyaris lengkap dalam memainkan alat musik.

Ia juga memiliki keberanian untuk membuka home studio recording. Sesuatu yang jarang dilakoni musisi Bali sekalipun.

 

WAYAN WIDYANTARA, Tabanan

PENGGEBUK drum Vitix Band, Made Urip terlihat menikmati pekerjaannya sebagai seorang arranger di home studio miliknya yang diberi nama Mus Studio.

Studionya berada di Banjar Wanasari Tengah, Tabanan, Bali. Di Studio yang tak terlalu lebar, atau sekitar 4 x 5 meter tersebut memang terlihat cukup sederhana.

Beberapa alat musik, dari gitar, bass, drum elektrik dan keyboard, serta mic recording digunakan untuk rekaman.

Sedangkan satu komputer dan dua layar digunakan untuk mengedit. Meski sederhana, dari ruangan tersebut melahirkan sejumlah karya yang berkualitas.

Terutama bagi band-band ataupun mereka yang ingin bersolo karier sebagai seorang penyanyi. Kepada Jawa Pos Radar Bali, Urip mengaku mulai belajar pada tahun 2009 silam.

“Awalnya belajar di kamar dan akhirnya ada arranger namanya Pak De Bahama yang mengarahkan ke jenjang profesional dan buka studio tahun 2010,” ujar Made Urip.

Awal memulai membuka studio rekaman, kata Urip, terbilang sederhana. Dia membuka studio itu di samping rumahnya. Dari mulai alat hingga tempat, belum memakai peredam.

Seiring perjalanan waktu, tahap bertahap bertahap ia mulai berbenah dari segi alat dan tempat. Kini, studio miliknya sudah mulai lengkap.

Karena sudah memiliki fasilitas studio midi recording, track live recording, rental studio, dan pembuatan video clip.

“Untuk bisnis recording, saya merasakan peningkatan peminat band yang mengambil jenjang profesional untuk album,

dan ada juga nanya dipakai dia sendiri, tapi untuk hitungan bisnis saya merasa ada hasilnya dan cukup untuk keluarga,” akunya.

Sejumlah musisi Bali pun memilih Mus Studio untuk dijadikan tempat rekaman. Seperti band Urip sendiri, Vitix band.

Ada juga Four United, The Nine, Jhonz, Eminore, Boprox dan banyak lagi lainnya. Lalu apa tantangan sebagai arranger?

“Tantangan sih biasanya kesabaran aja kalau ada yang tracking habiskan waktu lama dan tantangan yang berat pada saat mengerjakan lagu bule Australia yang namanya SAM.

Karena jenis musik yang dia inginkan aneh dan banyak instrumen yang saya isi dengan nada yang iramanya tidak biasa saya dengar, tapi astungkara dia puas dengan hasil yang saya arransement,” jawabnya.

Menariknya, Urip ternyata tak sepenuhnya menghabiskan waktu di studio rekaman. Dalam keseharian, Urip juga merupakan seorang pekerja di salah satu bank swasta ternama.

Untuk itu, Urip harus pintar-pintar mengatur waktunya, termasuk bila band Vitix ada jadwal manggung.

Urip berharap, usaha yang dilakukannya berjalan dengan lancar dengan kondisi fisik yang selalu sehat bersama keluarganya.

“Dari hasil usaha saya di studio ini semoga bisa bermanfaat bagi keluarga dan orang lain,” tuturnya. (*)

Kemauan yang kuat untuk belajar, menjadikan Made Urip kini menjadi musisi yang nyaris lengkap dalam memainkan alat musik.

Ia juga memiliki keberanian untuk membuka home studio recording. Sesuatu yang jarang dilakoni musisi Bali sekalipun.

 

WAYAN WIDYANTARA, Tabanan

PENGGEBUK drum Vitix Band, Made Urip terlihat menikmati pekerjaannya sebagai seorang arranger di home studio miliknya yang diberi nama Mus Studio.

Studionya berada di Banjar Wanasari Tengah, Tabanan, Bali. Di Studio yang tak terlalu lebar, atau sekitar 4 x 5 meter tersebut memang terlihat cukup sederhana.

Beberapa alat musik, dari gitar, bass, drum elektrik dan keyboard, serta mic recording digunakan untuk rekaman.

Sedangkan satu komputer dan dua layar digunakan untuk mengedit. Meski sederhana, dari ruangan tersebut melahirkan sejumlah karya yang berkualitas.

Terutama bagi band-band ataupun mereka yang ingin bersolo karier sebagai seorang penyanyi. Kepada Jawa Pos Radar Bali, Urip mengaku mulai belajar pada tahun 2009 silam.

“Awalnya belajar di kamar dan akhirnya ada arranger namanya Pak De Bahama yang mengarahkan ke jenjang profesional dan buka studio tahun 2010,” ujar Made Urip.

Awal memulai membuka studio rekaman, kata Urip, terbilang sederhana. Dia membuka studio itu di samping rumahnya. Dari mulai alat hingga tempat, belum memakai peredam.

Seiring perjalanan waktu, tahap bertahap bertahap ia mulai berbenah dari segi alat dan tempat. Kini, studio miliknya sudah mulai lengkap.

Karena sudah memiliki fasilitas studio midi recording, track live recording, rental studio, dan pembuatan video clip.

“Untuk bisnis recording, saya merasakan peningkatan peminat band yang mengambil jenjang profesional untuk album,

dan ada juga nanya dipakai dia sendiri, tapi untuk hitungan bisnis saya merasa ada hasilnya dan cukup untuk keluarga,” akunya.

Sejumlah musisi Bali pun memilih Mus Studio untuk dijadikan tempat rekaman. Seperti band Urip sendiri, Vitix band.

Ada juga Four United, The Nine, Jhonz, Eminore, Boprox dan banyak lagi lainnya. Lalu apa tantangan sebagai arranger?

“Tantangan sih biasanya kesabaran aja kalau ada yang tracking habiskan waktu lama dan tantangan yang berat pada saat mengerjakan lagu bule Australia yang namanya SAM.

Karena jenis musik yang dia inginkan aneh dan banyak instrumen yang saya isi dengan nada yang iramanya tidak biasa saya dengar, tapi astungkara dia puas dengan hasil yang saya arransement,” jawabnya.

Menariknya, Urip ternyata tak sepenuhnya menghabiskan waktu di studio rekaman. Dalam keseharian, Urip juga merupakan seorang pekerja di salah satu bank swasta ternama.

Untuk itu, Urip harus pintar-pintar mengatur waktunya, termasuk bila band Vitix ada jadwal manggung.

Urip berharap, usaha yang dilakukannya berjalan dengan lancar dengan kondisi fisik yang selalu sehat bersama keluarganya.

“Dari hasil usaha saya di studio ini semoga bisa bermanfaat bagi keluarga dan orang lain,” tuturnya. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/