26.3 C
Jakarta
25 April 2024, 4:10 AM WIB

Kerusakan Terumbu Karang Capai 80 %, Setelah Dikonservasi Tinggal 40 %

Siapa sangka hasil kerja keras dengan kepedulian terhadap kelestarian ekosistem terumbu karang berbuah manis.

Konservasi yang dilakukan oleh Gede Wiadnyana bersama para nelayan Pantai Penimbangan justru menarik perhatian banyak pihak untuk ikut terlibat. Seperti apa?

 

 

 

JULIADI, Singaraja

HAMPIR tiga jam lebih lebih Jawa Pos Radar Bali menunggu Gede Wiadnyana, Ketua Pokmaswas Pantai Penimbangan Lestari Desa Baktiseraga Buleleng di pinggir pantai.

Pasalnya, Wiadnyana sedang menyelam di kedalaman laut 10 meter untuk membuat kerangka-kerangka dari besi untuk transplantasi terumbu karang.

“Gede Wiadnyana sejak pagi pukul 08.00 sudah turun menyelam. Pasang rangka dibawah laut untuk konservasi terumbu karang.

Sekaligus beliau pasang tiang bendera bawah laut untuk upacara bendera 17 Agustus besok,” kata salah seorang nelayan.

Setelah sekian lama menunggu tepat pukul 11.00 pria yang akrab disapa Wiadnyana terlihat di permukaan. Lengkap dengan pakaian dan alat diving yang ia gunakan.

“Tunggu sebentar ya, saya harus ganti baju dulu,” ucap sambil membersihkan dan menjemur peralatan diving yang ia miliki.

Gede Wiadnyana mengatakan, mulai melakukan konservasi terumbu karang sejak tahun 2016 lalu. Awalnya secara swadaya dengan masyarakat yang ada di Pantai Penimbangan.

Kala itu tak mengarah ke rehabilitasi terumbu karang. Namun, perlahan pihaknya menyadarkan para nelayan sehingga tergugah dan ikut terlibat.

“Bahkan, kami juga diberikan bantuan dari dosen Undiksha jurusan kelautan dan perikanan. Dengan melakukan penelitian dan memberikan pengetahuan cara melakukan konservasi,” terang pria berusia 50.

Sejatinya proses pemulihan terumbu karang di Pantai Penimbangan sangat cepat. Karena Pantai Penimbangan banyak terdapat lamun laut.

Sehingga dari penelitian dosen Undiksha yang meneliti soal tutupan dasar perairan mulai tahun 2016 di Pantai Penimbangan.

Dari lamun 10 persen tersisa dengan kondisi pasir 10 persen kerusakan karang 80 persen. Berlanjut penelitian tahun 2017 lamun laut meningkat menjadi 30 persen, pasir tetap 10 persen dengan menurun kerusakan karang menjadi 60 persen.

Bahkan, tahun 2018 lamun laut naik menjadi 40 persen, pasir 10 persen dan kerusakan menurun menjadi 50 persen. “Kami prediksi saat kerusakan karang laut turun menjadi 40 persen,” ucapnya.

Dalam melakukan konservasi terumbu karang ada sekitar 4 buah kerang besi yang pihaknya tanam dengan model transplantasi terumbu karang.

Kemudian ada beton yang ditanam sebanyak 4 buah dengan luas lokasi konservasi 10 are. Rusaknya karang di perairan Pantai Penimbangan dulunya selain karena potassium, juga penangkapan ikan yang dilakukan secara besar-besaran.

Namun, kini sudah tak lagi. Justru lebih tertarik dan terlibat konservasi. “Yang terlibat selain dari nelayan ikut konservasi. Juga dibantu oleh pemerintah desa dan kerjasama dengan pihak ketiga.

Total anggaran yang sudah dihabiskan untuk konservasi yang anggaran diberikan dari Desa Baktiseraga sebesar Rp 23 juta,” pungkasnya.(*)

 

Siapa sangka hasil kerja keras dengan kepedulian terhadap kelestarian ekosistem terumbu karang berbuah manis.

Konservasi yang dilakukan oleh Gede Wiadnyana bersama para nelayan Pantai Penimbangan justru menarik perhatian banyak pihak untuk ikut terlibat. Seperti apa?

 

 

 

JULIADI, Singaraja

HAMPIR tiga jam lebih lebih Jawa Pos Radar Bali menunggu Gede Wiadnyana, Ketua Pokmaswas Pantai Penimbangan Lestari Desa Baktiseraga Buleleng di pinggir pantai.

Pasalnya, Wiadnyana sedang menyelam di kedalaman laut 10 meter untuk membuat kerangka-kerangka dari besi untuk transplantasi terumbu karang.

“Gede Wiadnyana sejak pagi pukul 08.00 sudah turun menyelam. Pasang rangka dibawah laut untuk konservasi terumbu karang.

Sekaligus beliau pasang tiang bendera bawah laut untuk upacara bendera 17 Agustus besok,” kata salah seorang nelayan.

Setelah sekian lama menunggu tepat pukul 11.00 pria yang akrab disapa Wiadnyana terlihat di permukaan. Lengkap dengan pakaian dan alat diving yang ia gunakan.

“Tunggu sebentar ya, saya harus ganti baju dulu,” ucap sambil membersihkan dan menjemur peralatan diving yang ia miliki.

Gede Wiadnyana mengatakan, mulai melakukan konservasi terumbu karang sejak tahun 2016 lalu. Awalnya secara swadaya dengan masyarakat yang ada di Pantai Penimbangan.

Kala itu tak mengarah ke rehabilitasi terumbu karang. Namun, perlahan pihaknya menyadarkan para nelayan sehingga tergugah dan ikut terlibat.

“Bahkan, kami juga diberikan bantuan dari dosen Undiksha jurusan kelautan dan perikanan. Dengan melakukan penelitian dan memberikan pengetahuan cara melakukan konservasi,” terang pria berusia 50.

Sejatinya proses pemulihan terumbu karang di Pantai Penimbangan sangat cepat. Karena Pantai Penimbangan banyak terdapat lamun laut.

Sehingga dari penelitian dosen Undiksha yang meneliti soal tutupan dasar perairan mulai tahun 2016 di Pantai Penimbangan.

Dari lamun 10 persen tersisa dengan kondisi pasir 10 persen kerusakan karang 80 persen. Berlanjut penelitian tahun 2017 lamun laut meningkat menjadi 30 persen, pasir tetap 10 persen dengan menurun kerusakan karang menjadi 60 persen.

Bahkan, tahun 2018 lamun laut naik menjadi 40 persen, pasir 10 persen dan kerusakan menurun menjadi 50 persen. “Kami prediksi saat kerusakan karang laut turun menjadi 40 persen,” ucapnya.

Dalam melakukan konservasi terumbu karang ada sekitar 4 buah kerang besi yang pihaknya tanam dengan model transplantasi terumbu karang.

Kemudian ada beton yang ditanam sebanyak 4 buah dengan luas lokasi konservasi 10 are. Rusaknya karang di perairan Pantai Penimbangan dulunya selain karena potassium, juga penangkapan ikan yang dilakukan secara besar-besaran.

Namun, kini sudah tak lagi. Justru lebih tertarik dan terlibat konservasi. “Yang terlibat selain dari nelayan ikut konservasi. Juga dibantu oleh pemerintah desa dan kerjasama dengan pihak ketiga.

Total anggaran yang sudah dihabiskan untuk konservasi yang anggaran diberikan dari Desa Baktiseraga sebesar Rp 23 juta,” pungkasnya.(*)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/