PADA dasarnya seorang manusia adalah makhluk sosial yang mempunyai suatu kelebihan dan kekurangan, memiliki kepositifan dan kenegatifan yang selalu seimbang.
Dengan keseimbangan tersebut setiap manusia mampu mempelajari atau pun melakukan hal-hal yang lebih condong kepada kelebihan mereka, dan bisa menutupi kekurangan yang dimiliki oleh setiap manusia.
Tidak hanya kelebihan dan kekurangan yang mendasari adanya manusia, sifat iri dan gengsi pada masa saat ini sangat membahayakan bagi setiap individu.
Terlebih lagi bagi para golongan remaja yang masih terlena akan indahnya dunia yang fana ini. Pasalnya kebanyakan dari mereka terlalu dimanjakan oleh harta yang dimiliki oleh orang tua mereka.
Kurangnya kesadaran diri bagi para remaja yang terlena akan sebuah harta, mengakibatkan persaingan di dalam golongan remaja tersebut.
Di saat, ketika ada seorang teman yang memiliki sebuah harta yang lebih atau benda yang harganya diatas rata-rata disertai penggunaan dengan sikap yang sedikit sombong, maka akan terciptalah sifat iri dari orang lain di lingkungan orang tersebut.
Tidak hanya dari situ, sifat iri terlahir dari ketidak mampuan seseorang untuk membeli, memiliki, atau pun mempunyai suatu hal dengan syarat harus mengeluarkan biaya yang lebih
tapi orang lain di sekitar memiliki hal tersebut, tanpa orang lain harus mengiming-imingi dan bersikap sombong kepada seseorang.
Sampai sekarang pun, sifat iri sudah merajalela di dalam diri seorang manusia dengan segala ukuran yang tidak bisa dijelaskan.
Maka dari hal tersebut, diperlukannya sikap masabodoh yang sekarang lebih dikenal dengan sikap bodo amat.
Sikap bodo amat tersebut mempunyai peran penting dalam penanggulangan sifat iri terhadap orang lain, dan dari sikap bodo amat tersebut seorang manusia lebih memperhatikan apa saja yang mereka benar-benar butuhkan dan perlu.
Dengan diciptakannya sikap bodo amat ke dalam diri seorang manusia, orang tersebut bisa lebih peka terhadap kekurangan apa saja yang dimiliki oleh orang-orang disekitarnya agar mereka bisa melengkapi dan menutupi kekurangan tersebut.
Berkurangnya sifat iri yang dimiliki oleh manusia dengan terciptanya sikap bodo amat, mengakibatkan orang yang memiliki sikap bodo amat tersebut
lebih mengerti persoalan tentang hidup bersosial dengan orang lain dari pada mengerti soal harta yang terus dicari dan dipamer-pamerkan.
Sikap bodo amat juga memiliki manfaat untuk selalu berkaca terhadap apa saja yang kita tidak miliki tetapi orang lain memilikinya dan di saat kita memilikinya orang lain justru tidak memiliki.
Dengan demikian diharapkan kepada setiap orang untuk bersyukur apa yang dimilikinya sekarang sebelum hal yang mereka miliki akan sirna.
Serta sikap bodo amat bisa memicu terciptanya kepercayaan diri seseorang terhadap hal-hal tertentu agar lebih percaya terhadap diri-sendiri dari pada mempercayai omongan yang belum tentu benar dari orang lain.
Kurangnya kepercayaan diri, banyak dialami oleh para remaja. Pasalnya kesiapan mental, pengetahuan, dan pengalaman yang mereka perlukan belum mencukupi untuk kebutuhan di masa depan kelak merka.
Seringnya remaja dimanja oleh harta yang orang tua mereka miliki, membuat pikiran mereka terpaku untuk memiliki suatu hal yang mereka inginkan, yang mana bisa dibeli menggunakan harta orang tua mereka.
Hal tersebut akan berakibat fatal terhadap masa depan anak yang selalu dimanja oleh kekayaan yang orang tua mereka miliki.
Pasalnya, niat dalam kemauan untuk mencapai sebuah keinginan tersebut telah pudar, yang seharusnya dicari secara mandiri
agar bisa mengetahui jerih payahnya dalam mencari secercah uang, justru mereka lebih nyaman untuk meminta uang dari orang tuanya.
Memang, sikap bodo amat perlu dimiliki oleh setiap orang agar terhindar dari sifat iri itu sendiri.
Namun, ada kalanya seseorang mengetahui tempat dan waktu yang seharusnya memerlukan sikap bodo amat tersebut.
Jika diterapkan dalam hal ingin memiliki sesuatu akan tetapi masih berharap dari harta orang tua sungguh penggunaan yang amat salah,
yang seharusnya seorang remaja mengerti arti dari kehidupan yang amat berat, tetapi mereka tidak ingin bergerak maupun berpindah dari zona nyaman yang telah mereka miliki dari harta orang tuanya.
Menciptakan niat untuk bergerak lebih maju dan berpindah dari suatu zona ke zona yang lain untuk para remaja sekarang sangat sulit,
dikarenakan mereka telah menetap dan terjangkit oleh sifat malas yang seharusnya mereka sendiri bisa mengobati sifat malas tersebut.
Mempunyai sifat malas akan berpengaruh terhadap kebiasaan yang diperlukan di masa mendatang, adanya sifat malas di dalam diri seseorang disertai sikap bodo amat sangatlah fatal.
Penggunaan dan penempatan sikap bodo amat, disertai sifat malas sungguh tidak ada artinya dan merugikan, karena menghilangkan rasa empati kepada orang lain serta mengurangi simpati dalam menolong orang lain.
Tidak hanya sifat iri dan malas saja yang dimiliki dalam diri seseorang pada zaman sekarang, sifat gengsi juga banyak dimiliki oleh orang-orang pada saat ini.
Adanya gengsi di dalam diri seseorang, terlahir dari sifat iri kepada seseorang serta menjaga pamor yang mereka agung-agungkan
kepada banyak orang agar orang tersebut bisa lebih dikenal dan menjadi populer di sekitar lingkungannya.
Gengsi yang ada di dalam diri manusia perlu diungguli oleh sikap bodo amat, karenanya sikap bodo amat bisa memungkinkan
orang-orang untuk hidup yang sederhana tanpa membutuhkan kepopuleran dan pamor yang tinggi, yang disajikan untuk orang lain.
Penempatan sikap bodo amat terhadap sifat gengsi tersebut sangat diperlukan supaya setiap manusia hidup hemat tanpa perlu mengeluarkan banyak biaya untuk menghidupi kehidupan bersosial dengan kasta yang ditinggikan.
Oleh karena itu, agar bisa menghindari sifat gengsi perlu adanya penambahan sikap bodo amat di dalam diri seseorang.
Gengsi, biasanya pula banyak dimiliki dikalangan remaja, karena mereka sudah paham akan canggihnya teknologi dan mereka bisa menggunakan teknologi tersebut berdasar keinginan mereka.
Kepemahaman teknologi yang mendasari adanya gengsi pada kalangan remaja, didasari oleh pengetahuan mereka tentang
apa saja yang bisa mereka beli menggunakan uang, dengan harga di atas rata-rata dan diperuntukkan untuk orang lain supaya bisa dipamer-pamerkan.
Barang-barang yang biasanya kalangan remaja beli yaitu berupa pakaian-pakaian yang bermerek dari luar negeri serta sudah terkenal dan kendaraan pribadi yang digunakan dengan tujuan agar terlihat orang yang punya banyak harta.
Hal tersebut membuat setiap orang berpikir bahwa, dengan memakai barang-barang yang bermerek terkenal maka, mereka akan dianggap mampu oleh orang-orang di sekitar lingkungan pergaulan mereka.
Namun, pada kenyataannya yang terjadi di lapangan bahwa, jika di dalam lingkup pergaulan ada seseorang yang mempunyai sifat gengsi dan sombong lebih tidak disukai dengan yang lain,
bahkan orang-orang yang mempunyai sifag gengsi tersebut bisa dibenci oleh teman-temannya karena mereka bingung untuk mengikuti kehidupan yang penuh dengan sifat kegengsian.
Humam Naufal Fadhlullah
Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang