25.9 C
Jakarta
25 April 2024, 1:20 AM WIB

CATAT! Sukrawan : PDIP Mustahil Menang Telak di Buleleng

DENPASAR – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mustahil menang mutlak di Buleleng. Hal tersebut disampaikan mantan pentolan PDIP Buleleng Dewa Nyoman Sukrawan di Denpasar kemarin (20/2).

Hal tersebut disebabkan karena pemilih di Bumi Panji Sakti semakin cerdas dan terbuka. 

Karakter lembut yang dimiliki paslon Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra-I Ketut Sudikerta terang Sukrawan sangat sesuai dengan masyarakat Bali, khususnya Buleleng.

“Orang Bali tidak suka kekerasan. Tidak suka intimidasi dan paksaan. Etika ini sangat dijunjung tinggi oleh orang Bali.

Karakter ini menyebabkan cara-cara sosialisasi, kampanye dengan pemaksaan, dengan intimidasi, sangat tidak disukai orang Bali.

Itulah sebabnya di masyarakat akar rumput lebih bersimpati dengan Rai Mantra ketimbang dengan paslon lainnya,” tandas Sukrawan.

Calon Wakil Gubernur Bali yang berpasangan dengan Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga dalam Pilgub Bali lima tahun silam ini mengatakan, faktor inilah yang menyebabkan Mantra-Kerta unggul dalam berbagai survei.

“Padahal, Rai Mantra hanya Walikota Denpasar, tidak banyak keluar ke daerah lain di Bali. Tapi figurnya yang lembut dan santun, tidak melakukan intimidasi, paksaan, dan kekerasan membuat simpati mengalir kepadanya,” tandasnya.

Selain santun, Mantra juga dinilai berhasil menyelenggarakan pemerintahan yang bersih, transparan, akuntabel, dengan menggandeng KPK di Kota Denpasar.

“Semua survei, diungguli Rai Mantra. Padahal dia bukan kader partai dan di saat yang sama ada calon lain yang juga adalah ketua partai malah surveinya lebih rendah. Itu semua karena figurnya yang santun dan lemah lembut,” tegas Sukrawan.

Ditambahkannya Mantra secara biologis mewarisi darah pemimpin dari sang ayah. Figur Prof. Ida Bagus Mantra mengukir sejumlah prestasi yang hingga kini bisa dinikmati masyarakat Bali.

Di antaranya, perda terkait ketinggian bangunan, perda desa adat atau desa pakraman, perda LPD untuk bidang kemandirian ekonomi, pesta kesenian bali dan Gedung Art Center.

“Saya memiliki massa besar. Kami sudah berkoordinasi akan bulat mendukung Mantra-Kerta,” tegasnya sembari menyebut keputusan dibuat setelah mendapatkan kunjungan Cokorda Oka Ratmadi dari Puri Satria Denpasar.

 “Beliau tetap mencintai Megawati, tetapi memilih mendukung Mantra-Kerta. Saya pun akan melakukan hal yang sama,” ujarnya.

Lebih lanjut, Sukrawan mengklaim masyarakat Buleleng sudah memahami pilihan politisi sepuh yang akrab disapa Cok Rat tersebut.

“Instruksi Megawati untuk menang telak di Buleleng tidak mungkin terlaksana,” pungkasnya. Sukrawan mengklaim kemenangan PDIP di Bulelelng maksimal 65 persen saja.

“Sebagian masyarakat sudah paham dengan karakter dan kinerja masing-masing kandidat,” tuturnya. 

DENPASAR – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mustahil menang mutlak di Buleleng. Hal tersebut disampaikan mantan pentolan PDIP Buleleng Dewa Nyoman Sukrawan di Denpasar kemarin (20/2).

Hal tersebut disebabkan karena pemilih di Bumi Panji Sakti semakin cerdas dan terbuka. 

Karakter lembut yang dimiliki paslon Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra-I Ketut Sudikerta terang Sukrawan sangat sesuai dengan masyarakat Bali, khususnya Buleleng.

“Orang Bali tidak suka kekerasan. Tidak suka intimidasi dan paksaan. Etika ini sangat dijunjung tinggi oleh orang Bali.

Karakter ini menyebabkan cara-cara sosialisasi, kampanye dengan pemaksaan, dengan intimidasi, sangat tidak disukai orang Bali.

Itulah sebabnya di masyarakat akar rumput lebih bersimpati dengan Rai Mantra ketimbang dengan paslon lainnya,” tandas Sukrawan.

Calon Wakil Gubernur Bali yang berpasangan dengan Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga dalam Pilgub Bali lima tahun silam ini mengatakan, faktor inilah yang menyebabkan Mantra-Kerta unggul dalam berbagai survei.

“Padahal, Rai Mantra hanya Walikota Denpasar, tidak banyak keluar ke daerah lain di Bali. Tapi figurnya yang lembut dan santun, tidak melakukan intimidasi, paksaan, dan kekerasan membuat simpati mengalir kepadanya,” tandasnya.

Selain santun, Mantra juga dinilai berhasil menyelenggarakan pemerintahan yang bersih, transparan, akuntabel, dengan menggandeng KPK di Kota Denpasar.

“Semua survei, diungguli Rai Mantra. Padahal dia bukan kader partai dan di saat yang sama ada calon lain yang juga adalah ketua partai malah surveinya lebih rendah. Itu semua karena figurnya yang santun dan lemah lembut,” tegas Sukrawan.

Ditambahkannya Mantra secara biologis mewarisi darah pemimpin dari sang ayah. Figur Prof. Ida Bagus Mantra mengukir sejumlah prestasi yang hingga kini bisa dinikmati masyarakat Bali.

Di antaranya, perda terkait ketinggian bangunan, perda desa adat atau desa pakraman, perda LPD untuk bidang kemandirian ekonomi, pesta kesenian bali dan Gedung Art Center.

“Saya memiliki massa besar. Kami sudah berkoordinasi akan bulat mendukung Mantra-Kerta,” tegasnya sembari menyebut keputusan dibuat setelah mendapatkan kunjungan Cokorda Oka Ratmadi dari Puri Satria Denpasar.

 “Beliau tetap mencintai Megawati, tetapi memilih mendukung Mantra-Kerta. Saya pun akan melakukan hal yang sama,” ujarnya.

Lebih lanjut, Sukrawan mengklaim masyarakat Buleleng sudah memahami pilihan politisi sepuh yang akrab disapa Cok Rat tersebut.

“Instruksi Megawati untuk menang telak di Buleleng tidak mungkin terlaksana,” pungkasnya. Sukrawan mengklaim kemenangan PDIP di Bulelelng maksimal 65 persen saja.

“Sebagian masyarakat sudah paham dengan karakter dan kinerja masing-masing kandidat,” tuturnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/