28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:32 AM WIB

Manfaatkan Nuklir, Ditanam di Dataran Rendah Tak Tahan Terpaan Angin

Untuk meningkatkan kualitas dan mutu padi beras merah, Dinas Pertanian Buleleng menggandeng Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) untuk

melakukan rekayasa uji genetik. Tak lama lagi, padi yang kini berusia 5 bulan itu segera memasuki musim panen. Seperti apa?

 

JULIADI, Singaraja

AWALNYA padi beras merah di Buleleng hanya dapat tumbuh didataran tinggi yakni berada di daerah Munduk, Gobleg, Kecamatan Banjar.

Agar bisa ditanam di segala tempat, Dinas Pertanian Buleleng menggandeng Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) untuk melakukan rekayasa uji genetik.

Tujuannya tentu saja agar bisa ditanam di dataran rendah. Untuk tahap awal, Distan Buleleng menanam bibit padi beras merah seluas 3 are di lahan milik Balai Benih Utama Desa Tangguwisia, Seririt.

Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Buleleng I Made Gelgel saat meninjau pertumbuhan padi beras merah mengatakan,

sejauh ini pihaknya baru tahap ujicoba dan penelitian pada padi beras merah yang ditanam di dataran rendah. Ujicoba ini bekerja sama dengan BATAN.

“Padi beras ini baru kami tanam tanam 2019 lalu, sekitar 1,5 bulan kedepan siap akan dipanen. Mengingat usia panen normalnya selama 6 bulan,” kata Made Gelgel.

Dijelaskan Made Gelgel, Distan Buleleng mulai melirik penanaman padi beras beras di dataran rendah, karena faktor topografi Buleleng yang nyegara gunung.

Buleleng dominan daerah dengan dataran tinggi dan rendah. “Sehingga kami coba tanam beras merah yang biasa tumbuh pada daratan tinggi di daerah Munduk, Banjar,” ucapnya.

Selain itu dikatakan Made Gelgel, ditanam didaratan rendah sebenarnya untuk melihat ketahanan dari padi beras merah.

Apakah bisa subur dan tumbuh dan kualitas padi yang dihasilkan apakah sama dengan didaratan tinggi.

Kemudian tahap selanjutnya baru melakukan  rekayasa genetika dengan mempersingkat masa tanam. Dari masa panen yang biasanya 6 bulan, mungkin nanti bisa lebih pendek dengan masa 3-4 bulan.

“Rekayasa genetika seperti ini tidak dapat melihat hasilnya secara langsung, membutuhkan waktu cukup panjang. Ini baru tahap penanaman, kemudian dari pada beras merah

yang dipanen dipilih bibitnya kembali. Dengan kualitas lebih bagus dan unggul. Selanjutnya baru akan direkayasa genetik,” ungkap Made Gelgel.

Jika melihat secara langsung saat ini, padi beras merah dapat tumbuh di dataran rendah. Dari segi faktor tanah tidak ada pengaruh. Namun terkendala faktor dengan cuaca.

“Hanya kerawanan pada saat musim hujan dan angin. Banyak padi beras merah yang rebah, tidak tahan dengan terpaan angin, batang mudah roboh, karena ketinggian padi tidak sama

dengan padi lokal. Biasanya padi beras merah normal masa tanam selama 6 bulan dan ketinggian mencapai 2 meter,” papar Made Gelgel.

Lanjutnya, penelitian dan pengembangan uji coba padi beras merah dengan teknologi nuklir. Yakni teknik pemuliaan pemurnian adaptasi tanaman.

“Mudah-mudahan ujicoba ini berhasil. Rencana kami akan tanam di daerah daratan rendah lainnya di Buleleng,” pungkas Made Gelgel. (*)

 

Untuk meningkatkan kualitas dan mutu padi beras merah, Dinas Pertanian Buleleng menggandeng Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) untuk

melakukan rekayasa uji genetik. Tak lama lagi, padi yang kini berusia 5 bulan itu segera memasuki musim panen. Seperti apa?

 

JULIADI, Singaraja

AWALNYA padi beras merah di Buleleng hanya dapat tumbuh didataran tinggi yakni berada di daerah Munduk, Gobleg, Kecamatan Banjar.

Agar bisa ditanam di segala tempat, Dinas Pertanian Buleleng menggandeng Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) untuk melakukan rekayasa uji genetik.

Tujuannya tentu saja agar bisa ditanam di dataran rendah. Untuk tahap awal, Distan Buleleng menanam bibit padi beras merah seluas 3 are di lahan milik Balai Benih Utama Desa Tangguwisia, Seririt.

Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Buleleng I Made Gelgel saat meninjau pertumbuhan padi beras merah mengatakan,

sejauh ini pihaknya baru tahap ujicoba dan penelitian pada padi beras merah yang ditanam di dataran rendah. Ujicoba ini bekerja sama dengan BATAN.

“Padi beras ini baru kami tanam tanam 2019 lalu, sekitar 1,5 bulan kedepan siap akan dipanen. Mengingat usia panen normalnya selama 6 bulan,” kata Made Gelgel.

Dijelaskan Made Gelgel, Distan Buleleng mulai melirik penanaman padi beras beras di dataran rendah, karena faktor topografi Buleleng yang nyegara gunung.

Buleleng dominan daerah dengan dataran tinggi dan rendah. “Sehingga kami coba tanam beras merah yang biasa tumbuh pada daratan tinggi di daerah Munduk, Banjar,” ucapnya.

Selain itu dikatakan Made Gelgel, ditanam didaratan rendah sebenarnya untuk melihat ketahanan dari padi beras merah.

Apakah bisa subur dan tumbuh dan kualitas padi yang dihasilkan apakah sama dengan didaratan tinggi.

Kemudian tahap selanjutnya baru melakukan  rekayasa genetika dengan mempersingkat masa tanam. Dari masa panen yang biasanya 6 bulan, mungkin nanti bisa lebih pendek dengan masa 3-4 bulan.

“Rekayasa genetika seperti ini tidak dapat melihat hasilnya secara langsung, membutuhkan waktu cukup panjang. Ini baru tahap penanaman, kemudian dari pada beras merah

yang dipanen dipilih bibitnya kembali. Dengan kualitas lebih bagus dan unggul. Selanjutnya baru akan direkayasa genetik,” ungkap Made Gelgel.

Jika melihat secara langsung saat ini, padi beras merah dapat tumbuh di dataran rendah. Dari segi faktor tanah tidak ada pengaruh. Namun terkendala faktor dengan cuaca.

“Hanya kerawanan pada saat musim hujan dan angin. Banyak padi beras merah yang rebah, tidak tahan dengan terpaan angin, batang mudah roboh, karena ketinggian padi tidak sama

dengan padi lokal. Biasanya padi beras merah normal masa tanam selama 6 bulan dan ketinggian mencapai 2 meter,” papar Made Gelgel.

Lanjutnya, penelitian dan pengembangan uji coba padi beras merah dengan teknologi nuklir. Yakni teknik pemuliaan pemurnian adaptasi tanaman.

“Mudah-mudahan ujicoba ini berhasil. Rencana kami akan tanam di daerah daratan rendah lainnya di Buleleng,” pungkas Made Gelgel. (*)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/