29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 1:41 AM WIB

Koster Sebut Kegiatan Demo “Nas Bedag”, Begini Respons Gendo, Nyelekit

DENPASAR – Calon Gubernur Bali nomor urut 1, Wayan Koster kembali mencuri perhatian. Kali ini lantaran potongan video rekaman berdurasi 50 detik.

Tampak dalam  rekaman tersebut sang Ketua DPD PDI Perjuangan Bali sedang berorasi di depan para pendukungnya.

Cagub Wayan Koster berapi-api menyatakan urusan rencana Reklamasi Teluk Benoa bisa diselesaikannya seorang diri.  

“Untuk urusan reklamasi (Teluk Benoa, red) saya tidak ikut yang pro, tidak ikut yang kontra. Tidak perlu ada kompromi. Apalagi sama Gendo. Ngapain kita kompromi sama orang kayak begituan?

Apalagi deal? Nggak ada. Selesai satu Koster cukup. Nggak jalan itu barang (rencana reklamasi Teluk Benoa, red),” ucapnya dengan nada tinggi. 

Tak hanya itu, Koster juga menyebut tak perlu banyak orang untuk menuntaskan rencana reklamasi. Cukup hanya dirinya seorang bila sudah menjadi Gubernur Bali.

“Nggak perlu ngajak orang lain. Saya saja cukup satu. Astungkara saya gubernur. Selesai itu. Nggak ada tempat. Sing perlu ngajak nak lenlen biin.

Ngajak-ngajak jeleme demo. Nas bedag. Sing perlu. Pedidi gen pragat,” kata Wayan Koster lagi. Rekaman video tersebut sontak viral di media sosial. 

Dikonfirmasi melalui sambungan telepon seluler, Wayan “Gendo” Suardana menjawab tegas.

“Emangnya kapan Gendo atau Forbali mau berkompromi ataupun deal dengan Koster? Sikap Forbali jelas sedari awal adalah memastikan isu BTR tidak digunakan sebagai alat pendulang suara.

Makanya kami pastikan dengan membuat surat terbuka. Itu saja. Tidak ada yang berniat kompromi atau deal dengan dia,” ucapnya. 

Tentang komentar Koster bahwa dia sendiri bisa menyelesaikan masalah reklamasi Teluk Benoa tanpa membutuhkan uluran tangan pihak lain, Gendo menyampaikan tiga buah pandangan.

Pertama, Koster tidak bisa berempati dan tidak bisa menghargai gerakan yang selama 5 tahun sudah diperjuangkan masyarakat Bali.

Koster dinilai tidak peka pada initimidasi dan kriminalisasi berbagai liga demi menyealmatkan Teluk Benoa.

“Sementara saat itu di DPR RI malah diam. Dia lupa, kalau bukan karena gerakan rakyat dengan berbagai cara termasuk demo

mungkin Teluk Benoa sudah direklamasi. Kalau sudah direklamasi, apa gunanya dia koar-koar seperti sekarang?” ungkapnya. 

Kedua, peryataan Koster dinilai sebagai penghinaan terhadap gerakan rakyat; terhadap aspirasi rakyat.

“Ini bukanlah sikap yang baik bagi calon pemimpin Bali. Sikap yang hampir serupa dia pernah lakukan pada tahun 2015 saat rakyat berjuang dia menyatakan di sebuah media bahwa reklamasi bukan lagi urusan PDIP,” tegasnya.

Ketiga, jika benar dia bisa menyelesaikan urusan reklamasi sendiri kenapa selama dia duduk sebagai DPR RI dia diam?

“Kalau memang bisa sendiri kan harusnya rakyat nggak perlu bersusah payah berjuang,” tandas Gendo lagi.

Penyataan Koster yang menyatakan bisa menyelesaikan sendiri bila terpilih sebagai gubernur bagi Gendo merupakan pernyataan yang pamrih.

“Dapat ditafsirkan bahwa dia mau berjuang untuk menghentikan upaya reklamasi Teluk Benoa kalau terpilih jadi gubernur. Pamrih banget,” tegasnya.

Gendo menegaskan ada perbedaan mendasar antara perjuangan Forbali dengan Koster. “Kami bergerak dengan tulus. Tidak ada keinginan mencari jabatan.

Bahkan, kami mengorbankan harta kami demi Teluk Benoa. Kami bergerak walaupun nyawa kami taruhannya,” ungkapnya. 

DENPASAR – Calon Gubernur Bali nomor urut 1, Wayan Koster kembali mencuri perhatian. Kali ini lantaran potongan video rekaman berdurasi 50 detik.

Tampak dalam  rekaman tersebut sang Ketua DPD PDI Perjuangan Bali sedang berorasi di depan para pendukungnya.

Cagub Wayan Koster berapi-api menyatakan urusan rencana Reklamasi Teluk Benoa bisa diselesaikannya seorang diri.  

“Untuk urusan reklamasi (Teluk Benoa, red) saya tidak ikut yang pro, tidak ikut yang kontra. Tidak perlu ada kompromi. Apalagi sama Gendo. Ngapain kita kompromi sama orang kayak begituan?

Apalagi deal? Nggak ada. Selesai satu Koster cukup. Nggak jalan itu barang (rencana reklamasi Teluk Benoa, red),” ucapnya dengan nada tinggi. 

Tak hanya itu, Koster juga menyebut tak perlu banyak orang untuk menuntaskan rencana reklamasi. Cukup hanya dirinya seorang bila sudah menjadi Gubernur Bali.

“Nggak perlu ngajak orang lain. Saya saja cukup satu. Astungkara saya gubernur. Selesai itu. Nggak ada tempat. Sing perlu ngajak nak lenlen biin.

Ngajak-ngajak jeleme demo. Nas bedag. Sing perlu. Pedidi gen pragat,” kata Wayan Koster lagi. Rekaman video tersebut sontak viral di media sosial. 

Dikonfirmasi melalui sambungan telepon seluler, Wayan “Gendo” Suardana menjawab tegas.

“Emangnya kapan Gendo atau Forbali mau berkompromi ataupun deal dengan Koster? Sikap Forbali jelas sedari awal adalah memastikan isu BTR tidak digunakan sebagai alat pendulang suara.

Makanya kami pastikan dengan membuat surat terbuka. Itu saja. Tidak ada yang berniat kompromi atau deal dengan dia,” ucapnya. 

Tentang komentar Koster bahwa dia sendiri bisa menyelesaikan masalah reklamasi Teluk Benoa tanpa membutuhkan uluran tangan pihak lain, Gendo menyampaikan tiga buah pandangan.

Pertama, Koster tidak bisa berempati dan tidak bisa menghargai gerakan yang selama 5 tahun sudah diperjuangkan masyarakat Bali.

Koster dinilai tidak peka pada initimidasi dan kriminalisasi berbagai liga demi menyealmatkan Teluk Benoa.

“Sementara saat itu di DPR RI malah diam. Dia lupa, kalau bukan karena gerakan rakyat dengan berbagai cara termasuk demo

mungkin Teluk Benoa sudah direklamasi. Kalau sudah direklamasi, apa gunanya dia koar-koar seperti sekarang?” ungkapnya. 

Kedua, peryataan Koster dinilai sebagai penghinaan terhadap gerakan rakyat; terhadap aspirasi rakyat.

“Ini bukanlah sikap yang baik bagi calon pemimpin Bali. Sikap yang hampir serupa dia pernah lakukan pada tahun 2015 saat rakyat berjuang dia menyatakan di sebuah media bahwa reklamasi bukan lagi urusan PDIP,” tegasnya.

Ketiga, jika benar dia bisa menyelesaikan urusan reklamasi sendiri kenapa selama dia duduk sebagai DPR RI dia diam?

“Kalau memang bisa sendiri kan harusnya rakyat nggak perlu bersusah payah berjuang,” tandas Gendo lagi.

Penyataan Koster yang menyatakan bisa menyelesaikan sendiri bila terpilih sebagai gubernur bagi Gendo merupakan pernyataan yang pamrih.

“Dapat ditafsirkan bahwa dia mau berjuang untuk menghentikan upaya reklamasi Teluk Benoa kalau terpilih jadi gubernur. Pamrih banget,” tegasnya.

Gendo menegaskan ada perbedaan mendasar antara perjuangan Forbali dengan Koster. “Kami bergerak dengan tulus. Tidak ada keinginan mencari jabatan.

Bahkan, kami mengorbankan harta kami demi Teluk Benoa. Kami bergerak walaupun nyawa kami taruhannya,” ungkapnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/