RadarBali.com – Meski tahapan awal Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bali 2018 sudah berlangsung dari sejak Juni 2017 lalu, sikap dan keputusan politik untuk menentukan siapa paket yang akan diusung dan mendampingi ketua DPD I Partai Golkar Bali sebagai calon gubernur (Cagub) Bali periode 2018-2022 juga masih gabeng.
Padahal, pasca PDI Perjuangan Bali melalui Ketua DPD PDIP I Wayan Koster mendeklarasikan diri maju dan berpaket dengan tokoh Puri Ubud Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati atau Cok Ace.
Catatan Jawa Pos Radar Bali, ada lima nama tokoh sekaligus calon yang saat ini dinilai cocok mendampingi politisi yang kini menjabat sebagai wakil gubernur Bali ini.
Kelima nama tokoh itu, selain wakil ketua umum DPP Partai Hanura Gede Pasek Suardika (GPS), ada nama tokoh lain yakni Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, Ketua DPD Partai Demokrat Bali Made Mudarta, Sekretaris Daerah Provinsi Bali Cok Ngurah Pemayun, dan Gede Ngurah Wididana atau Pak Oles.
Sekretaris DPD I Partai Golkar Bali Nyoman Sugawa Korry membenarkan dengan munculnya nama lima tokoh itu.
Namun demikian, lanjut politisi senior Partai Golkar asal Buleleng ini, pihaknya tak mau gegabah dan buru-buru.
“Kami masih memiliki waktu panjang. Sehingga untuk paket, kami masih terus memantau perkembangan, khususnya perkembangan lawan politik kami, “terang Sugawa Korry.
Mantan ketua DPD II Partai Golkar Buleleng ini menambahkan, meski muncul nama, namun pihaknya lahirnya paket ditentukan dari proses dan perkembangan.
“Paket itu dilahirkan dan disesuaikan dengan perkembangan yang ada. Jadi paket sifatnya final sehingga tidak asal comot dan berubah-ubah, “paparnya.
Poin penting bagi paket atau pendamping dari Sudikerta, lanjut politisi yang kini menjabat sebagai wakil ketua DPRD Bali, ini yakni ada tiga kriteria.
Pertama dan utama adalah chemistry atau kecocokan. “Paket juga harus cocok dan saling mendukjng dan mendongkrak elektabilitas, paket juga harus bisa saling kerjasama dan tidak sebaliknya,” tegasnya.