32.8 C
Jakarta
21 November 2024, 16:25 PM WIB

Sering Terabaikan, KPU-Bawaslu Kangasem Datangi Lansia

AMLAPURA-Ada inovasi baru yang dilakukan KPU dan Bawaslu Karangasem melindungi hak pemilih. Salah satunya dengan membuat program Gerakan Melindungi Hak Pilih.

Program penyelenggara pemilu kali ini memfokuskan bagi pemilih ajut usia (lansia). Para pemilik hak pilih diatas usia 70 tahun didatangi satu per satu ke rumah.

Divisi Hukum dan Pengawasan KPU Karangasem Ngurah Gede Maharjana, Senin (22/10) mengatakan, ada sekitar 29.045 atau 7,6 persen pemilih di Karangasem lanjut usia. Mereka ini sudah terdaftar dan masih aktif memilih. Kelompok usia ini memang rentan dan memerlukan perhatian.

“Harapan kami semua pemilih yang sudah terdaftar bisa menyalurkan hak pilihnya dengan nyaman,” ujar mantan Wartawan tersebut.

Sementara itu, saat turun ke lapangan, tepatnya di lingkungan Jasri Subagan, para pemilih lansia ini di cek dan dilakukan verifikasi factual.

KPU turun Bersama Bawaslu Karangasem, PPK, PPS dan operator Sidalih, Tim GMHP mendatangi rumah I Wayan Badengan. Lansia kelahiran 1928 sesuai KTP elektronik yang dikantongi terdaftar sebagai pemilih di TPS 14 Subagan.

Kerutan di kening, dan pendengaran yang sudah terganggu tak mengurangi semangat lelaki ini untuk mendatangi TPS menyalurkan suaranya.

 “Tetap tiyang memilih setiap pemilu,”ungkap Badengan diamini anaknya I Ketut Sinduk. Tim GMHP juga sempat mendatangi rumah I Ketut Bonto (78) tahun, warga setempat.

Dari 381.323 jumlah pemilih di Karangasem, tercatat 298.719 atau 78.3 persen pemilih berusia antara 17 sampai 40 tahun. Sementara pemilih berusia diatas 40 tahun sampai umur 70 tahun tercatat 53.559 atau sekitar 15,1 persen.

Ngurah Maharjana yang juga wakil divisi data  menambahkan selama pencermatan kembali data pemilih hasil perbaikan KPU Karangasem menerima data indikasi ganda dari KPU RI dengan katagori K3 sebanyak  651 pemilih, K4 sebanyak 176 pemilih.

NIK Invalid atau masih bermasalah sebanyak 1.388 pemilih, berumur di bawah 17 tahun 268 pemilih, nama invalid 2 orang dan tanggal lahir tidak sesuai dengan NIK sebanyak 46 orang.

Data tersebut lanjut Ngurah sudah diturunkan ke PPS melalui PPK untuk dilakukan pencermatan dan verifikasi kepada pemilih bersangkutan.

Hasil sementara, sudah dilakukan penghapusan terhadap 125 pemilih karena ternyata yang terbukti terdaftar lebih dari 1 kali atau ganda.

47 pemilih berusia dibawah 17 tahun sampai tanggal 17 April 2019 juga terpaksa dikeluarkan dari data pemilih tetap, sementara 82 pemilih dilakukan perbaikan data. 

Total  565 pemilih dengan NIK Invalid diantaranya 297 diperbaiki datanya, 133 dihapus dari data pemilih karena yang bersangkutan sudah tidak berdomisili di wilayah Kabupaten Karangasem. 

Dalam kegiatan melindungi hak pilih, KPU Karangasem juga menemukan puluhan pemilih yang belum terdaftar sebagai pemilih dalam Pemilu 2019 mendatang.

Kondisi tersebut lanjut Ngurah Maharjana rata-rata karena pindah domisili.

Di tempat asal yang bersangkutan dihapus dari data pemilih, sementara di tempat baru belum mendaftar.

“Sebagian pemilih yang baru kawin dan ikut suaminya di tempat yang baru, belum mendaftar di PPS,” pungkasnya. 

AMLAPURA-Ada inovasi baru yang dilakukan KPU dan Bawaslu Karangasem melindungi hak pemilih. Salah satunya dengan membuat program Gerakan Melindungi Hak Pilih.

Program penyelenggara pemilu kali ini memfokuskan bagi pemilih ajut usia (lansia). Para pemilik hak pilih diatas usia 70 tahun didatangi satu per satu ke rumah.

Divisi Hukum dan Pengawasan KPU Karangasem Ngurah Gede Maharjana, Senin (22/10) mengatakan, ada sekitar 29.045 atau 7,6 persen pemilih di Karangasem lanjut usia. Mereka ini sudah terdaftar dan masih aktif memilih. Kelompok usia ini memang rentan dan memerlukan perhatian.

“Harapan kami semua pemilih yang sudah terdaftar bisa menyalurkan hak pilihnya dengan nyaman,” ujar mantan Wartawan tersebut.

Sementara itu, saat turun ke lapangan, tepatnya di lingkungan Jasri Subagan, para pemilih lansia ini di cek dan dilakukan verifikasi factual.

KPU turun Bersama Bawaslu Karangasem, PPK, PPS dan operator Sidalih, Tim GMHP mendatangi rumah I Wayan Badengan. Lansia kelahiran 1928 sesuai KTP elektronik yang dikantongi terdaftar sebagai pemilih di TPS 14 Subagan.

Kerutan di kening, dan pendengaran yang sudah terganggu tak mengurangi semangat lelaki ini untuk mendatangi TPS menyalurkan suaranya.

 “Tetap tiyang memilih setiap pemilu,”ungkap Badengan diamini anaknya I Ketut Sinduk. Tim GMHP juga sempat mendatangi rumah I Ketut Bonto (78) tahun, warga setempat.

Dari 381.323 jumlah pemilih di Karangasem, tercatat 298.719 atau 78.3 persen pemilih berusia antara 17 sampai 40 tahun. Sementara pemilih berusia diatas 40 tahun sampai umur 70 tahun tercatat 53.559 atau sekitar 15,1 persen.

Ngurah Maharjana yang juga wakil divisi data  menambahkan selama pencermatan kembali data pemilih hasil perbaikan KPU Karangasem menerima data indikasi ganda dari KPU RI dengan katagori K3 sebanyak  651 pemilih, K4 sebanyak 176 pemilih.

NIK Invalid atau masih bermasalah sebanyak 1.388 pemilih, berumur di bawah 17 tahun 268 pemilih, nama invalid 2 orang dan tanggal lahir tidak sesuai dengan NIK sebanyak 46 orang.

Data tersebut lanjut Ngurah sudah diturunkan ke PPS melalui PPK untuk dilakukan pencermatan dan verifikasi kepada pemilih bersangkutan.

Hasil sementara, sudah dilakukan penghapusan terhadap 125 pemilih karena ternyata yang terbukti terdaftar lebih dari 1 kali atau ganda.

47 pemilih berusia dibawah 17 tahun sampai tanggal 17 April 2019 juga terpaksa dikeluarkan dari data pemilih tetap, sementara 82 pemilih dilakukan perbaikan data. 

Total  565 pemilih dengan NIK Invalid diantaranya 297 diperbaiki datanya, 133 dihapus dari data pemilih karena yang bersangkutan sudah tidak berdomisili di wilayah Kabupaten Karangasem. 

Dalam kegiatan melindungi hak pilih, KPU Karangasem juga menemukan puluhan pemilih yang belum terdaftar sebagai pemilih dalam Pemilu 2019 mendatang.

Kondisi tersebut lanjut Ngurah Maharjana rata-rata karena pindah domisili.

Di tempat asal yang bersangkutan dihapus dari data pemilih, sementara di tempat baru belum mendaftar.

“Sebagian pemilih yang baru kawin dan ikut suaminya di tempat yang baru, belum mendaftar di PPS,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/