SINGARAJA – Ratusan tempat pemungutan suara (TPS) di Kabupaten Buleleng, dimasukkan dalam kategori rawan.
Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Buleleng pun dituntut kerja ekstra keras mencegah kecurangan-kecurangan yang berpotensi terjadi.
Terlebih pada masa tenang yang kini tengah berlangsung. Panwaslu telah melakukan pemetaan berdasarkan 15 indikator.
Hasilnya, sebagian besar TPS berada dalam kondisi rawan. Beberapa TPS bahkan tergolong memiliki tingkat kerawanan tinggi, karena beberapa indikator yang masuk dari hasil pemetaan.
Dari hasil pemetaan panwaslu, di beberapa TPS terdapat pemilih yang sebenarnya tak memenuhi syarat. Namun mereka tetap tercantum dalam daftar pemilih tetap (DPT).
Tak tanggung-tanggung, kondisi itu terjadi di 131 TPS yang ada di Buleleng. Selain itu ada 10 TPS yang juga diidentifikasi terdapat cukong suara yang berperan sebagai aktor politik uang.
Bahkan ada sejumlah oknum Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) yang diduga mendukung pasangan calon tertentu.
Konon Panwaslu Buleleng menemukan hal itu ditemukan di Kecamatan Seririt. Ketua Panwaslu Buleleng Ketut Ariyani mengatakan, pihaknya akan melakukan pengawasan secara masif selama masa tenang ini.
Pasalnya pada masa tenang, potensi pelanggaran justru makin meningkat. Terutama pelanggaran yang bernuansa money politics.
Mencegah hal tersebut, Ariyani menyatakan Panwaslu bersama jajaan akan melakukan patroli secara ketat.
“Terutama menjelang hari H pemilihan. Kalau perlu kami patroli malam hari dan subuh. Kami harus pastikan tidak ada lagi ajakan
memilih calon-calon tertentu pada masa tenang, tidak ada money politics, dan tidak ada intimidasi untuk memilih calon tertentu,” tegas Ariyani.
Sementara itu Koordinator Divisi Pencegahan Bawaslu Bali, Wayan Widi Ardana mengatakan, pemetaan yang muncul sudah berdasarkan identifikasi kerawanan terkini.
Menurutnya, pada hajatan Pilgub Bali, setiap kabupaten memiliki potensi kerawanan tersendiri. Semua tergantung dari sisi topografi, sosiologis masyarakat, dan sejumlah faktor lainnya.
“Pemetaan itu sudah dilakukan hingga ke tingkat TPS. Secara nasional Bali itu masuk dalam kategori rawan menengah.
Kalau tidak dikelola dengan baik, dia bisa masuk kategori tinggi. Tapi kalau di-menej dengan baik, itu bisa masuk kategori sangat baik,” kata Widi.