DENPASAR- Sinyal “kemesraan” yang dikirim Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Prabowo Subianto Djojohadikusumo
kepada putra Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tak membuat Demokrat Bali “loyo”.
Sebaliknya, format koalisi jelang pendaftaran capres-cawapres yang berlaga di Pilpres 2019 mendatang memupuk sikap percaya diri alias pede bagi Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat.
Ketua DPD Demokrat Bali, I Made Mudarta menegaskan siap berhadapan dengan Presiden RI Joko Widodo yang hingga Rabu (25/7) diusung oleh Partai Nasional Demokrat (NasDem),
PDI Perjuangan, Golongan Karya (Golkar), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) seandainya Sang Pangeran Cikeas berlabuh ke pelukan Prabowo Subianto.
“Tetap optimis,” ucap Mudarta kemarin. Kepada Jawa Pos Radar Bali, dia menegaskan Demokrat Bali akan mendukung
apapun yang diputuskan oleh DPP Partai Demokrat terkait koalisi dan pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden tahun 2019.
“Tentu Demokrat Bali akan mendukung keputusan tersebut,” ungkapnya. Tentang kemungkinan Demokrat Bali akan “jebol” lantaran pada Pilpres 2014
Jokowi (berpasangan dengan Jusuf Kalla, red) meraup 71,42 persen suara atau 1.535.110 suara berbanding 614.341 suara atau 28,58 persen
milik Prabowo-Hatta Rajasa, Mudarta berdalih dalam pemilihan langsung figur pemimpin yang akan lebih dilirik masyarakat.
“Dalam pemilihan langsung, integritas calon menjadi parameter utama yang dilihat oleh rakyat sebelum memilih. Baik itu pemilihan presiden dan wakil presiden maupun dalam pileg (pemilihan legislatif, red),” paparnya.