Salah seorang anggota pengawas Pemilu di Kabupaten Buleleng, tutup usia. Mendiang Putu Sudiasa, meninggal beberapa hari jelang pemilihan umum dilangsungkan. Seperti apa?
EKA PRASETYA, Singaraja
SANTERNYA pemberitaan mengenai meninggalnya unsur penyelenggara dan pengawas saat menjalankan tugas selama tahapan pemilu, membuat nama Putu Sudiasa kembali dikenang.
Putu Sudiasa merupakan personil Panitia Pengawas Pemilu Kelurahan/Desa (PPKD) Tampekan, Kecamatan Banjar.
Selain menjadi pengawas pemilu, sehari-hari Sudiasa merupakan buruh bangunan. Namun, saat agenda Pemilu begitu padat, ia mengesampingkan pekerjaannya sebagai buruh bangunan.
Ketua Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) Banjar Made Sutrawan mengenang mendiang Putu Sudiasa sebagai sosok yang amat berdedikasi dalam menjalankan tugas.
Meski dalam kondisi kurang sehat sekalipun, mendiang selalu sigap melaksanakan tugas pengawasan jelang Pemilu 2019.
Sutrawan menuturkan, mendiang sudah bertugas sebagai pengawas di tingkat desa, sejak Pemilu 2014 lalu.
Tugas dan tanggungjawab itu terus diembannya saat Pilbup 2017, Pilgub 2018, dan terakhir saat Pemilu 2019.
Pada awal rekrutmen PPKD, Sudiasa sama sekali tak mengeluhkan kondisi kesehatannya. Ketika dilantik pada Oktober 2018, kondisinya pun masih segar bugar.
“Baru sekitar Februari itu almarhum menyampaikan pada kami kalau dia ada sakit jantung. Akhirnya kami minta dia koordinasi
lebih intens dengan kami di kecamatan. Seandainya saat berobat, supaya kami bisa back up tugasnya,” kata Sutrawan.
Sejak saat itu Panwascam Banjar selalu memberikan perhatian ekstra terhadap kegiatan pengawasan di Desa Tampekan.
Tiap kali ada kegiatan di Desa Tampekan, salah seorang komisoner Panwascam Banjar, selalu mem-back up pengawasan di sana.
Tak hanya itu, Sutrawan juga ingat betul dalam kondisi sakit, mendiang selalu intens terlibat dalam kegiatan bimbingan teknis (bintek).
Dalam rekrutmen personalia Pengawas TPS, juga mendiang selalu terlibat. Bahkan, pada bulan April, saat kondisi kesehatannya makin turun, mendiang sempat melaksanakan tugas dan masih mengawasi kegiatan kampanye.
“Pernah almarhum ini tidak ada kabar pada kami. Karena khawatir, kami datang ke rumahnya. Waktu itu dia bilang mau kontrol ke rumah sakit, dan bisa saja operasi.
Waktu itu kami sarankan biar dia fokus berobat saja dulu, biar tugas-tugasnya diambil alih dulu. Malah dua hari sebelum meninggal, masih sempat balas WA kami. Sejak itu kondisinya drop dan meninggal pada 14 April,” cerita Sutrawan.
Hal yang paling mengharukan, sejumlah bekal yang diberikan pada mendiang saat upacara penguburan, terkait dengan dedikasinya sebagai pengawas Pemilu.
Tiga stel seragam pengawas pemilu, dibawa sebagai bekal oleh mendiang. Sementara itu Komisioner Bawaslu Buleleng Kadek Carna Wirata mengatakan, Bawaslu Buleleng telah mengusulkan santunan pada keluarga mendiang.
“Santunan untuk keluarga almarhum, sudah kami usulkan ke Bawaslu Bali. Kami sangat berduka dan kehilangan sosok almarhum yang begitu berdedikasi dengan tugasnya,” kata Carna. (*)