DI tengah pandemi Covid-19 yang tidak berakhir, dunia pendidikan terus mengencarkan kegiatan pembelajaran secara daring (dalam jaringan).
Dampaknya, banyak diantara peserta didik kesulitan untuk menghadapi pembelajaran tersebut.
Tidak heran banyak di antara mereka yang memutuskan untuk berhenti, karena tidak sanggup mengikuti kegiatan pembelajaran secara daring.
Alasan mereka beragam. Mulai dari fasilitas orang tua yang tidak mendukung kegiatan pembelajaran misalnya mereka yang berasal
dari keluarga yang hanya sederhana belum sanggup untuk membelikan anaknya handphone yang dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
Alasan selanjutnya, semakin banyaknya tugas yang diberikan oleh pengajar selama pembelajaran daring, dan banyak diantara
mereka yang selama pembelajaran daring membantu orang tua dan selama mereka membantu orang tua mereka mendapatkan upah/gaji.
Maka semakin lama mereka akan terbiasa mendapatkan upah. Kondisi ini membuat mereka melupakan sekolah mereka dan asyik mencari uang.
Pembelajaran daring menuntut siswa untuk melakukan pembelajaran secara mandiri, yang tadinya mereka diajari oleh guru di dalam suatu ruangan,
namun pada saat ini mereka dituntut untuk memahami materi secara mandiri dengan menggunakan berbagai sumber belajar.
Pembelajaran dengan keterampilan generic sains adalah suatu pembelajaran yang mengajak siswa berpikir melalui sains dalam kehidupannya (Liliasari.2007:13).
Menurut Benny Suprapto dalam Darliana (2008: 1) mengatakan bahwa cara berpikir dan berbuat dalam mempelajari berbagai konsep sains dan menyelesaikan masalah,
serta belajar secara teoritis dalam praktik adalah sama (mengikuti prinsip pengkajian alam), sehingga ada kompetensi generik sains. Keterampilan generic sains dalam IPA ada 9 indikator yaitu :
Pengamatan tidak langsung
Pengamatan langsung
Hukum sebab akibat
Pemodelan matematika
Kesadaran tentang skala
Kerangka logika taat asas
Bahasa simbolik
Inferensi logika
Membangun konsep
Model pembelajaran adalah sebuah bentuk pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru dari awal hingga akhir kegiatan belajar mengajar.
Pembelajaran ini menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik harus seimbang.
Mereka dapat belajar sesuai dengan gaya belajar yang diinginkan. Kegiatan pembelajarannya melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki
sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, dan analitis sehingga mereka dapat merumuskan penemuannya dengan penuh percaya diri.
Ciri-ciri model pembelajaran inkuiri yaitu :
Rasional teorotik yang logis
Memilki tujuan
Memiliki prosedur operasional
Memilki kaitan dengan konsep lingkungan belajar
Fungsi dari model pembelajaran yaitu sebagai pedoman bagi guru dan para pengajar dalam melaksanakan pembelajaran.
Model pembelajaran inkuiri adalah suatu pembelajaran yang membuat siswa menjadi lebih paham dalam suatu materi atau sub materi. Adapun langkah yang dapat dilakukan yaitu :
Observasi
Mengajukan pertanyaan
Mengajukan hipotesa
Mengumpulkan data
Merumuskan kesimpulan
Materi pelajaran pada model pembelajaran ini, tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam pembelajaran ini yaitu mencari
dan menemukan sendiri mata pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar.
Pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
Untuk meningkatkan tingkat berpikir kritis, kreatif, logis, sistematis, dan mandiri para peserta didik di tengah pandemi ini melanda seorang pengajar dapat memadukan
antara pembelajaran keterampilan generic sains dengan model pembelajaran inkuiri. Hal ini dikarenakan keduanya membuat atau menuntut siswa untuk melakukan suatu kegiatan, sehingga tidak hanya berdiam diri di dalam rumah bermain handphone.
Contoh kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan yaitu, guru meminta siswa untuk mengumpulkan atau mencari daun dari tumbuhan yang ada di sekitar rumah mereka.
Setelah itu meminta mereka untuk mengelompokkan daun berdasar tulang daunnya, yaitu daun menyirip, melengkung, menjari, dan sejajar.
Setelah itu mereka diminta untuk membuat laporan yang didalamnya terdapat kesimpulan, data pengamatan, dll.
Kegiatan tersebut dapat dilakukan oleh guru untuk menunjang egiatan pembelajaran di tengah pandemic melanda,
tidak memerlukan alat ataupun bahan yang mewah atau harus membelinya, namun bisa memanfaatkan lingkungan sekitar untuk menunjang pembelajaran.
Contoh kegiatan pembelajaran lainnya yaitu, siswa diminta untuk mencari tahu tumbuhan yang menggunakan perkembangbiakan generative,
sehingga mereka menemukan tanaman cabai, dan meminta mereka untuk menanam cabai, setelah itu meminta mereka untuk mengamati proses pertumbuhan cabai tersebut.
Setelah melakukan pengamatan kemudian meminta mereka untuk mencatat berapa lama tanaman tersebut mengalami pertumbuhan mulai dari biji sampai siap untuk ditanam.
Lalu meminta mereka untuk membuat laporan dimana laporan tersebut meliputi pengamatan yang telah dilakukan dan memasukkan data-data yang telah dikumpulkan
serta mereka diminta untuk membuat kesimpulan dari kegiatan pengamatan yang telah dilakukan. (Nok Siamah/Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo)