Di Karangasem banyak terdapat permandian atau pelukatan sakral yang diyakini bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. Di antaranya adalah pelukatan Beji Solas di Desa Duda, Selat, Karangasem. Benarkah?
WAYAN PUTRA, Amlapura
PELUKATAN Beji Solas yang terletak di Desa Duda, Kecamatan Selat, Karangasem, lambat laun mulai dikenal publik.
Saban hari ada saja yang melukat di tempat tersebut. Mereka meyakini pelukatan sakral itu bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit non medis.
Pelukatan ini juga diyakini bisa membersihkan kotoran secara niskala. Disebut beji solas kerena pancuran yang ada di pelukatan tersebut ada 11 buah.
Setiap pancuran memiliki mata air yang berbeda dan juga kegunaan berbeda. Untuk menuju ke pelukatan tersebut tidak terlalu sulit.
Karena letaknya sekitar 500 meter dari jalan raya utama Amlapura – Selat. Melukat di beji solas beda dengan yang lainnya.
Pasalnya, air yang dikeluarkan masih sangat jenis dan belum tercemar. Selain itu udara yang cukup dingin membuat air yang keluar dari pancuran tersebut juga dingin mirip air es.
Banyak warga luar Karangasem yang datang untuk melukat. Mereka biasanya datang dari jauh. “Banyak warga yang justru datang dari tempat jauh diluar Karangasem,” ujar Putu Joni, 52, warga Duda, Karangasem.
Ini karena pelukatan tersebut juga dipercaya mampu menyembuhkan berbagai penyakit yang di sebabkan non medis.
Mereka datang melukat sekaligus metambe (berobat), untuk memohon kesembuhan. Uniknya lagi banyak warga Karangasem malah tidak tahu keberadaan pelukatan tersebut.
Bahkan warga Selat sendiri juga jarang yang tahu. Meski begitu, keberadaan Pelukatan Beji Solas bagi Desa Adat Duda sangat penting.
Utamanya dikaitkan dengan aci Ngusaba Goreng. Aci ini sendiri berlangsung setiap tahun sekali. Di mana Pelukatan Beji Solas merupakan penyucian Ide Bhatara di Pura Puseh dan Bale Agung Desa Adat Duda.
Karena itu kawasan ini juga sangat di sucikan karena merupakan bejian Ide Betara. Saat menjelang Ngusaba Goreng Ide Betara mesucian ke Beji Solas.
Selaian itu Beji Solas juga terkait dengan rangkaian Ngusaba Goreng terutama saat Pemesosan Pertama. Di mana tempat ini adalah untuk ritual mepinton bagi krama Desa Adat Duda.
Dimana warga Duda yang memiliki anak balita yang sudah berusia enam bulan atau satu oton wajib melakukan ritual melukat di Beji Solas.
Ini dilakukan sebelum si anak tersebut diajak untuk sembahyang ke Pura Puseh. Sebelum dilakukan itu si anak tidak boleh diajak sembahyang ke Pura Puseh, Desa Adat Duda.
Usai melukat di Beji Solas bersama dengan orang tuanya, sang anak kemudian ke Pura Puseh untuk ngaturang pejatian.
Ini juga sebagai simbol kalau anak tersebut sudah menjadi warga baru Desa Adat Duda. “Ya, setelah melukat di Beji Solas dan ngaturang pejati di Pura Puseh
si anak resmi secara sekala dan niskala sebagai krama Desa Adat Duda yang baru,” ujar Wayan Wirta, penyarikan Desa Adat Duda.
Selain itu melukat di Beji Solas juga untuk memohon keselamatan dan pembersihan secara niskala dan sekala.
Beji Solas sendiri juga memiliki pengertian pembersihan 10 mala atau leteh atau kotoran. Di mana 10 itu leteh atau mala sementara satu itu adalah pembersihan sehingga jadi sebelas atau solas.
Bagi warga yang mau melukat bisa datang langsung, cukup dengan membawa pejatian dan segehan. Yang perlu diperhatikan, sebelum melukat di Beji Solas warga harus mandi terlebih dulu di luar Beji Solas.
Seteleh mandi barulah masuk ke dalam dengan mulai melukat dari pancuran yang paling selatan. Sementara untuk warga yang cuntaka dan datang bulan tidak di bolehkan melukat disana.
Karena jika pantangan ini dilanggar maka air dari mata air akan berhenti mengalir untuk beberapa waktu. (*)