25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 6:05 AM WIB

Alami Jantung Bocor, Ayah Idap ODGJ, Ditinggal Ibu Pulang ke Rumah Tua

Di usianya yang baru 1,5 tahun, Ni Kadek Ayu Padmini Suari, bayi asal Banjar Ayung, Lingkungan Kelurahan Semarapura Kelod sudah dihadapkan dengan kenyataan hidup yang pelik.

Menderita jantung bocor sejak lahir, Kadek Ayu malah tidak bisa merasakan kehangatan keluarga yang lengkap. Hanya sang nenek dan bibinya yang setia merawat.

 

DEWA AYU PITRI ARISANTI, Semarapura

MENITIKKAN air mata. Itulah yang dirasakan setiap orang kala mendengar kisah hidup yang yang dialami Ni Kadek Ayu Padmini Suari.

Hati yang perih juga yang dirasakan Wakil Bupati Klungkung I Made Kasta saat memberikan bantuan PMI Klungkung di rumah nenek Ni Kadek Ayu Padmini; Ni Kadek Sri Asih, 60.

Kepada Wabup Kasta, Kadek Sri Asih menuturkan, saat ini Kadek Ayu dirawat olehnya dan anak perempuannya atau bibi Kadek Ayu, Ni Ketut Astiti Utami.

Itu lantaran ayah Kadek Ayu, Made Alit Guna Artana berstatus orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) sejak lima tahun yang lalu.

Saat ini Made Alit Guna Artana menjalani perawatan di RS Jiwa Provinsi Bali di Bangli lantaran gangguan jiwanya kumat.

“Ayah Kadek Ayu sudah tiga bulan masuk RSJ Bangli. Sering bolak-balik RSJ,” ujar Kadek Sri Asih.

Sementara ibu Padmini, Ni Putu Eka Sudiarningsih memutuskan untuk pulang ke rumah orang tuanya, rumah bajangnya di Banjar Jro Agung, Gelgel

bersama kakak Kadek Ayu, Ni Luh Gede Arika Putri, 5 sejak sembilan bulan lalu lantaran merasa ketakutan ketika gangguan jiwa Artana kambuh.

Sebab saat gangguan jiwanya kambuh, Artana akan berprilaku kasar terhadap orang sekitar. “Jadi saya yang rawat sekarang,” katanya.

Lantaran harus merawat Kadek Ayu yang mengalami gangguan fungsi jantung sejak lahir itu, dia mengaku terpaksa berhenti bekerja.

Sebelumnya dia bekerja sebagai pembuat sarana upacara di sebuah Griya di Desa Kamasan dengan upah Rp 50 ribu per hari.

Dengan kondisi seperti itu, dia mengaku kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan perawatan cucunya itu.

Apalagi anak perempuannya atau bibi Kadek Ayu yang biasanya menanggung biaya kebutuhan sehari-harinya dan juga Kadek Ayu dengan bekerja di sektor pariwisata kini kena PHK akibat terkena dampak wabah virus corona.

“Kadek Ayu juga punya riwayat penyakit penyempitan pernapasan yang secara rutin sudah setiap bulan diajak cek kontrol ke RS Sanglah sebanyak dua hingga tiga kali tergantung pemanggilan dari dokter,” bebernya.

Itu sebabnya dia sangat berterima kasih dengan adanya perhatian pemerintah. “Terima kasih atas bentuk kepedulian pemerintah yang telah memberikan bantuan dan doa kepada cucu saya,” ujarnya.

Mendengar kisah keluarga Kadek Ayu, Wabup Kasta menugaskan dinas terkait agar segera menindaklanjutinya sehingga bisa diambil langkah-langkah penanganan ke depan.

Baik itu berupa bantuan sosial maupun penanganan kesehatannya secara rutin. “Saya sudah tugaskan dinas terkait untuk segera menindaklanjuti. Upaya ini dilakukan agar Kadek Ayu segera bisa pulih dari sakitnya,” tandasnya. (*)

 

Di usianya yang baru 1,5 tahun, Ni Kadek Ayu Padmini Suari, bayi asal Banjar Ayung, Lingkungan Kelurahan Semarapura Kelod sudah dihadapkan dengan kenyataan hidup yang pelik.

Menderita jantung bocor sejak lahir, Kadek Ayu malah tidak bisa merasakan kehangatan keluarga yang lengkap. Hanya sang nenek dan bibinya yang setia merawat.

 

DEWA AYU PITRI ARISANTI, Semarapura

MENITIKKAN air mata. Itulah yang dirasakan setiap orang kala mendengar kisah hidup yang yang dialami Ni Kadek Ayu Padmini Suari.

Hati yang perih juga yang dirasakan Wakil Bupati Klungkung I Made Kasta saat memberikan bantuan PMI Klungkung di rumah nenek Ni Kadek Ayu Padmini; Ni Kadek Sri Asih, 60.

Kepada Wabup Kasta, Kadek Sri Asih menuturkan, saat ini Kadek Ayu dirawat olehnya dan anak perempuannya atau bibi Kadek Ayu, Ni Ketut Astiti Utami.

Itu lantaran ayah Kadek Ayu, Made Alit Guna Artana berstatus orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) sejak lima tahun yang lalu.

Saat ini Made Alit Guna Artana menjalani perawatan di RS Jiwa Provinsi Bali di Bangli lantaran gangguan jiwanya kumat.

“Ayah Kadek Ayu sudah tiga bulan masuk RSJ Bangli. Sering bolak-balik RSJ,” ujar Kadek Sri Asih.

Sementara ibu Padmini, Ni Putu Eka Sudiarningsih memutuskan untuk pulang ke rumah orang tuanya, rumah bajangnya di Banjar Jro Agung, Gelgel

bersama kakak Kadek Ayu, Ni Luh Gede Arika Putri, 5 sejak sembilan bulan lalu lantaran merasa ketakutan ketika gangguan jiwa Artana kambuh.

Sebab saat gangguan jiwanya kambuh, Artana akan berprilaku kasar terhadap orang sekitar. “Jadi saya yang rawat sekarang,” katanya.

Lantaran harus merawat Kadek Ayu yang mengalami gangguan fungsi jantung sejak lahir itu, dia mengaku terpaksa berhenti bekerja.

Sebelumnya dia bekerja sebagai pembuat sarana upacara di sebuah Griya di Desa Kamasan dengan upah Rp 50 ribu per hari.

Dengan kondisi seperti itu, dia mengaku kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan perawatan cucunya itu.

Apalagi anak perempuannya atau bibi Kadek Ayu yang biasanya menanggung biaya kebutuhan sehari-harinya dan juga Kadek Ayu dengan bekerja di sektor pariwisata kini kena PHK akibat terkena dampak wabah virus corona.

“Kadek Ayu juga punya riwayat penyakit penyempitan pernapasan yang secara rutin sudah setiap bulan diajak cek kontrol ke RS Sanglah sebanyak dua hingga tiga kali tergantung pemanggilan dari dokter,” bebernya.

Itu sebabnya dia sangat berterima kasih dengan adanya perhatian pemerintah. “Terima kasih atas bentuk kepedulian pemerintah yang telah memberikan bantuan dan doa kepada cucu saya,” ujarnya.

Mendengar kisah keluarga Kadek Ayu, Wabup Kasta menugaskan dinas terkait agar segera menindaklanjutinya sehingga bisa diambil langkah-langkah penanganan ke depan.

Baik itu berupa bantuan sosial maupun penanganan kesehatannya secara rutin. “Saya sudah tugaskan dinas terkait untuk segera menindaklanjuti. Upaya ini dilakukan agar Kadek Ayu segera bisa pulih dari sakitnya,” tandasnya. (*)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/