DENPASAR, Radar Bali- 1 Oktober 2022 menandai 73 tahun berdirinya Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Konsul Jenderal Republik Rakyat Tiongkok, Zhu Xinglong melihat 73 tahun perjalanan RRT, Partai Komunis Tiongkok bersama rakyat terus maju dan berjuang mencapai pertumbuhan ekonomi yang pesat dan stabilitas sosial dalam jangka panjang. Selain menjadi negara dengan ekonomi terbesar kedua, Tiongkok kini menjadi negara dengan output manufaktur terbesar dan nilai perdagangan terbesar di dunia.
Selama 10 tahun terakhir di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping, pembangunan ekonomi dan sosial Tiongkok berjalan pesat, taraf hidup masyarakat juga meningkat seara signifikan. Di bidang ekonomi, dari tahun 2012-2021, PDB Tiongkok meningkat dari 53,9 Triliun yuan menjadi 114,4 triliun yuan. PDB per kapita meningkat dari 6.300 dolar AS, menjadi 12.500 dolar AS.
Di bidang pemberdayaan masyarakat, dalam 10 tahun terakhir, Tiongkok berhasil mengangkat hampir 100 juta penduduk dari garis kemiskinan. Kemiskinan ekstrem sepenuhnya dientaskan untuk pertama kalinya dalam sejarah Tiongkok. Lebih lanjut lagi, Tiongkok juga membangun sistem asuransi kesehatan dasar dan asuransi hari tua dasar dengan cakupan lebih dari 1 miliar orang.
Di bidang infrastruktur dan teknologi, selama satu dekade terakhir, panjangnya jalur kereta api cepat di Tiongkok meningkat dari 10.000 km menjadi lebih dari 40.000 km. Teknologi 5G, kendaraan energi baru, dan industri lainnya menduduki peringkat teratas. Selain itu, terobosan-terobosan juga tercapai dalam penerbangan luar angkasa berawak, eksplorasi mars, dan sebagainya.
“Masyarakat Tiongkok saat ini penuh semangat dan harapan. Kami sedang berjuang untuk mewujudkan tujuan pembangunan seratus tahun sejak berdirinya RRT, yaitu menjadikan Tiongkok sebagai negara sosialis modern secara komprehensif pada pertengahan abad ke-21,” ucap Konsul Jenderal Republik Rakyat Tiongkok, Zhu Xinglong.
Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok ke-20 akan diadakan pada Oktober mendatang, apa dampaknya bagi perkembangan Tiongkok di masa depan? Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok diadakan setiap lima tahun. Kongres yang ke-20 ini memikul kepercayaan besar dari lebih dari 95 juta anggota partai dan lebih dari 4,8 juta organisasi partai yang menanggung harapan besar anggota partai dan rakyat Tiongkok.
Tugas para perwakilan partai pada kongres ini akan fokus pada perancangan tugas-tugas strategis dan inisiatif-inisiatif besar dalam lima tahun ke depan. Ini adalah pertemuan penting yang diadakan ketika Tiongkok memasuki perjalanan baru untuk mewujudkan tujuan pembangunan seratus tahun sejak berdirinya RRT, yaitu menjadikan Tiongkok sebagai negara sosialis modern secara komprehensif pada pertengahan abad ke-21.
Yang bisa dipastikan yaitu diselenggarakannya Kongres Nasional ke-20 Partai Komunis Tiongkok akan memperkuat komitmen Tiongkok untuk lebih terbuka terhadap dunia dan membangun komunitas senasib sepenanggungan bagi umat manusia. Tentu saja juga akan memberi dampak dan dorongan positif bagi perkembangan hubungan Tiongkok-Indonesia. “Kami mengajak teman-teman media di Bali, NTB, dan NTT juga mengikuti dan meliput event ini,” jelasnya.
Menjadi tuan rumah KTT G20 di akhir tahun 2022, Tiongkok menyatakan dukungan yang kuat kepada Indonesia sebagai tuan rumah G20 2022 dalam banyak kesempatan. “Kami apresiasi tema G20 yang diusung Indonesia yaitu “Recover Together, Recover Stronger” dan bersedia bekerja sama dengan Indonesia untuk memberikan kontribusi yang lebih besar untuk pemulihan ekonomi dan perbaikan tata kelola global,” tegasnya.
Sebagai tuan rumah KTT G20, Bali sukses menyelenggarakan acara-acara penting seperti Pertemuan Menteri Luar Negeri dan Joint Environment and Climate Ministers’ Meeting. Delegasi Tiongkok pada serangkaian kegiatan G20 tersebut diterima dengan hangat.
“Untuk itu kami mengucapkan terima kasih yang tulus. Konsulat Jenderal RTT di Denpasar juga baru-baru ini memberikan bantuan materi kepada Dinas Kesehatan, BPBD dan rumah sakit rujukan yang ada di Bali, sebagai bentuk dukungan terhadap upaya persiapan Bali untuk KTT G20 mendatang. Kami bersedia untuk terus memperkuat komunikasi dan koordinasi dengan pihak Bali demi menjamin kelancaran kunjungan rombongan pemimpin Tiongkok dan kesuksesan KTT G20 di Bali,” sambungnya.
Belum lama ini Presiden Joko Widodo mengunjungi Tiongkok dan bertemu dengan Presiden Xi Jinping. Kedua pimpinan negara mencapai konsensus kerja sama di berbagai bidang. Bagaimana Anda mengevaluasi hubungan Tiongkok-Indonesia saat ini? Zhu Xinglong menjawab di bawah kepemimpinan kuat Presiden Xi Jinping dan Presiden Joko Widodo, hubungan Tiongkok-Indonesia terbangun di berbagai bidang. Kerja sama yang saling menguntungkan kedua negara menjadi percontohan bagi negara-negara berkembang.
Sinergi Pembangunan bersama inisiatif “Belt and Road” Tiongkok dan “Koridor Ekonomi Komprehensif Regional” Indonesia terus diperdalam. Tahun 2021, volume perdagangan antara kedua negara naik hampir 60% dibanding tahun sebelumnya. Sinergi baru melalui empat pilar kerja sama yang meliputi bidang politik, ekonomi, sosial budaya, dan maritim ini juga terbentuk.
“Tiongkok dan Indonesia merupakan negara besar dengan ekonomi berkembang. Kita memiliki kepentingan bersama yang luas dan visi misi pembangunan yang serupa. Hubungan Tiongkok-Indonesia tidak hanya berpengaruh pada masyarakat kita, juga mempengaruhi masyarakat kawasan dan dunia.
Sangatlah penting bagi kita untuk terus memperdalam keselarasan strategi pembangunan dan meningkatkan kerjasama, berdasarkan arahan kepala negara kita. Selain itu kita juga perlu memperkuat koordinasi dalam urusan regional dan internasional, sehingga dapat memberi kontribusi lebih besar pada stabilitas dan pembangunan global di era pasca pandemi,” ungkap Zhu Xinglong.
Lebih lanjut dikatakan bahwa kerja sama sosial budaya dan pariwisata merupakan bagian penting dari hubungan Tiongkok-Indonesia. Persahabatan antar negara didasari pada persahabatan antar rakyatnya. Bali merupakan tujuan wisata yang sangat populer bagi masyarakat Tiongkok. Sebelum pandemi, jumlah wisatawan Tiongkok yang berkunjung ke Bali mencapai lebih dari 1 juta jiwa setiap tahunnya dan merupakan sumber utama wisatawan mancanegara di Bali.
Berkat upaya penanganan pandemi yang efektif pemerintah pusat dan pemprov Bali pandemi di Bali saat ini dapat dikendalikan dengan baik, dan industri pariwisata telah menunjukkan pemulihan.
Pemerintah Tiongkok mengevaluasi dengan cermat situasi pandemi di dalam dan luar negeri. “Saat ini kami sedang meningkatkan penerbangan penumpang internasional secara stabil dan teratur untuk memenuhi kebutuhan pertukaran personil.
Meskipun penerbangan langsung antara Tiongkok dan Bali belum dibuka kembali, kantor kami tetap menerima pertanyaan atau konsultasi warga negara Tiongkok mengenai perjalanan ke Bali dari waktu ke waktu. Dengan semakin kondusifnya situasi pandemi, saya percaya bahwa penerbangan dan pertukaran personil dari atau ke Bali secara bertahap akan dipulihkan, dan lebih banyak wisatawan Tiongkok akan datang ke Bali nanti,” tutupnya. (ken/mar)