Penyair dan pengarang cerita anak dari Australia, Kirli Saunders, berkunjung ke Bali, Selasa (30/7) kemarin.
Dia menyempatkan diri ke Kulidan Kitchen and Space, di Kecamatan Sukawati. Kirli sempat berbagi cerita kepada anak-anak Desa Guwang. Seperti apa?
IB INDRA PRASETIA, Gianyar
MENGENAKAN dress kasual dan sepatu, Kirli Saunders, bersama konsulat Australia tiba di Kulidan Kitchen and Space sekitar pukul 14.00 Wita.
Dia juga menyapa anak-anak di Desa Guwang, Kecamatan Gianyar. Membawa sebuah buku cerita bergambar, perempuan berambut pirang itu memberikan sedikit ceritanya kepada anak-anak yang duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).
Dihadapan puluhan anak-anak, Kirli-sapaan akrabnya, menceritakan isi buku dengan judul mesin kebebasan yang luar biasa.
Kirli menyatakan di Australia ada puluhan dialek. Meski tak begitu fasih berbahasa Indonesia, dia berusaha menceritakan isi buku dibantu penerjemah.
“Buku ini dari pengalaman saya naik motor, melewati pegunungan di Australia,” ujar Kirli. Kata dia, di Australia, perempuan termasuk jarang menunggangi sepeda motor.
Namun berbeda di Bali. Sepanjang perjalanan, dia banyak melihat perempuan mengendarai sepeda motor. Kirli bahkan bertanya kepada anak perempuan yang hadir.
Banyak di antara anak perempuan yang mengacungkan tangan karena sering dibonceng naik motor. Dalam cerita itu, Kirli mengaku mesin kebebasan itu bisa menggapai mimpi.
“Kalau mesin kebebasan saya motor dan papan surfing,” terangnya. Setelah memberikan beberapa petikan cerita, dia pun bertanya kepada anak-anak yang hadir.
“Apa mesin kekebasan kalian? Yang menjawab akan saya hadiahi boneka Koala,” tanyanya. Salah satu anak lelaki pun mengacungkan tangan.
Anak itu menjawab mesin kebebasannya adalah buku. Ada juga anak perempuan yang menjawab mesin kebebasannya adalah handphone.
Selanjutnya, Kirli juga mengajak anak-anak berinteraksi. Diiringi suara kendang, Kirli melangkah seperti ayam.
Beberapa waktu, kakinya juga mengorek tanah. Anak-anak pun diminta mengikuti gayanya. Selama di Bali, Kirli mengaku senang.
“Saya suka keindahan Bali,” jelasnya. Sebagai perempuan asal Gunai, Australia yang juga pendiri program Poetry in First Languages di Sydney, ada beberapa agenda yang dijalani di Bali.
Di antaranya bertemu beberapa penulis cerita anak di Yayasan Literasi Anak Indonesia. Dia juga akan berdiskusi tentang program puisi.
Konsul Jenderal Australia Anthea Grifin menyatakan, kunjungan Kirli ke Bali sebagai bentuk komitmen Australia dalam hubungan sastra dan seni terhadap Indonesia.
“Program ini juga merayakan Tahun Bahasa Adat Internasional dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya bahasa dalam kehidupan sehari-hari masyarakat kita,” ujar Grifin.
Lanjut Grifin, ada banyak kesamaan Indonesia dengan Australia. “Memiliki keragaman bahasa merupakan persamaan Australia dan Indonesia.
Saya senang Kirli Saunders berbagi keahliannya tentang pelestarian bahasa dengan peserta di Bali,” pungkasnya. (*)