Semasa hidup, mendiang Jro Jangol dikenal punya kemampuan mengobati secara niskala (gaib). Puluhan keris pun masih terawat sebagai koleksi hingga akhir hayatnya.
ZULFIKA RAHMAN, Denpasar
SEJUMLAH tokoh dan pegiat organisasi kemasyarakatan (ormas) serta para politisi tampak melayat di kediaman almarhum di Jalan Pulau Batanta 70, Denpasar, Banjar Seblanga Denpasar, Sabtu lalu (29/12).
Beberapa tokoh tampak hadir di situ. Seperti I Bagus Alit Sucipta alias Gus Bota, Nyoman Sudiantara atau yang akrab disapa Punglik, dan Ketua DPD Gerindra Bali IB Putu Sukarta.
Keluarga terlihat sudah mulai tampak tenang. Termasuk istri ketiganya, Asty, yang terlihat tegar atas kepergian sang suami tercinta.
Pun dengan ibu kandung Jro Jangol, Ni Made Maseh. Sudah terlihat lumayan tenang. “Sekarang sudah agak tenang. Ini tadi baru selesai nunas baos
(komunikasi spiritual dengan roh orang yang meninggal) di Biaung, Gianyar. Tapi belum bisa. Besok (Minggu kemarin) akan dicoba lagi,” papar Jro Gede Putra, ipar almarhum Jro Jangol.
Seperti diketahui, ritual nunas baos adalah prosesi spiritual meminta atau memohon petunjuk secara gaib kepada para leluhur atau roh seseorang yang telah meninggal.
Atau semacam prosesi menurunkan arwah melalui badan seseorang. Namun, dalam prosesi tersebut Sabtu lalu masih belum berhasil.
Karena arwah Jro Jangol disebut-sebut masih belum mau berdialog terkait permintaan atau pesan yang ingin disampaikan kepada keluarga.
“Ten nyak mebaos ragane (Jro Jangol belum mau berbicara secara supranatural),” papar Ni Made Maseh.
Untuk itu, pihak keluarga masih akan mencarikan tempat nunas baos lainnya yang pas. “Beliau selama hidup kan juga nambain (mengobati orang sakit karena hal yang sifatnya gaib). Mungkin mau mencari orang yang cocok,” imbuh Jro Gede Putra.
Putra menambahkan, selama hidupnya pria yang pernah menjabat sebagai Wakil Ketua III DPRD Bali ini memiliki koleksi keris dan beberapa benda pusaka lainnya.
Benda-benda pusaka tersebut kini tersimpan di gedong suci yang juga berada di lokasi rumah. Keris yang berjumlah 20 lebih dan juga beberapa benda pusaka tersebut didapat saat nangkil ke beberapa pura.
“Dari dulu memang suka mengoleksi benda pusaka. Tapi tidak pernah beli. Dapatnya memang karena “berjodoh” (kehendak alam semesta). Mungkin nanti akan dilanjutkan oleh keluarga,” tuturnya.
Selain mengoleksi keris, ada beberapa kenangan yang masih sangat membekas di mata keluarga di sela kegiatannya sebagai DPRD Bali sebelum terjerat kasus narkoba.
Meski Jro Jangol mendekam di Lapas Kerobokan, namun rumah tersebut cukup ramai karena dihuni delapan anak dan juga kedua orang tua serta istri muda.
“Kegiatan ya, biasa sehari-hari selalu ada. Ramai karena anak-anaknya Jro (Jangol) masih kecil-kecil,” jelasnya.
Saat berada di rumah, anak keempat dari sembilan saudara ini lebih sering bercanda di teras rumah dengan anak-anak dari ketiga istrinya.
Untuk itu, keluarga sangat menyayangkan tentang beredarnya kabar bahwa penyebab meninggal lantaran over dosis narkoba.
“Itu ngawur informasinya. Makanya dibantah sama Pak Kalapas langsung. Itu murni karena kondisi gagal napas dan ginjal,” tegasnya.
Rencananya, mendiang akan dilakukan upacara ngaben pada tanggal 4 Januari mendatang. Ritual digelar di Setra Ganda Mayu, yang tidak jauh dari rumah duka.