27.8 C
Jakarta
14 Desember 2024, 5:42 AM WIB

Undiksha Dorong Lahirnya Riset Inovatif

BADUNG, Radar Bali- Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) kembali menyelenggarakan Seminar Nasional Riset Inovatif (Senari), Jumat (16/9/2022). Melalui ini, Undiksha mendorong lahirnya riset inovatif, terlebih yang berbasis teknologi di hyperconected society era.

Seminar kali ke-8 yang berlangsung di Kuta, Kabupaten Badung ini menghadirkan dua narasumber. Pertama, dari Universitas Udayana, Prof. Dr. Ni Ketut Supasti Dharmawan, S.H.,M.Hum.,LL.M. Ia membawakan materi Riset Hukum dan Relevansi Metodenya pada Hyperconnected Society Era: Lesson Learned Penelitian Hukum Kekayaan Intelektual.

Poin yang disampaikan adalah dalam penelitian hukum kekayaan intelektual dapat menggunakan metode socio-legal. Metode ini tidak hanya diartikan secara tradisional dibantu oleh rumpun ilmu sosial, tetapi juga secara berkelanjutan membuka diri terhadap perkembangan ilmu interdisipliner, seperti teknologi.

Kedua, dari Undiksha, Prof. Dr. I Wayan Lasmawan, M.Pd. Ia membawakan materi Revolusi Digital, Globalisasi, dan Lokalisasi (Tantangan Perguruan Tinggi dalam Menghadapi Hyperconnected Society Era). Ia menyampaikan perkembangan teknologi digital memberikan manfaat untuk kehidupan, termasuk dalam penelitian. Disisi lain teknologi dapat juga berdampak buruk, sehingga perlu kecerdasan dari para peneliti dalam pengaplikasiannya.

Ketua Panitia Pelaksana, Dr. Dewa Gede Sudika Mangku, S.H.,LL.M., menyampaikan seminar ini sebagai ruang bagi para peneliti, baik dari Undiksha maupun dari perguruan tinggi lain untuk menuangkan ide, gagasan, dan mendiseminasikan hasil penelitian kepada publik. “Ini yang sebetulnya menjadi tolok ukur sejauh mana Senari itu bisa dikenal oleh banyak peserta,” jelasnya.

Disampaikan lebih lanjut,  peserta seminar ini tidak hanya dari Undiksha, tetapi juga dari sejumlah perguruan tinggi lain di indonesia. “Peserta ada dari 14 perguruan tinggi negeri dan swasta, dari Sabang sampai Merauke. Artinya Senari memiliki daya tarik tersendiri disamping pelaksanaannya di Bali. Peserta juga ada dari mahasiswa. Ini penting bagi mereka untuk memberikan pemahaman riset, khususnya untuk tugas akhir” katanya.

Terdapat lima topik yang diseminarkan, terdiri atas bidang hukum, sosial humaniora, pendidikan, kesehatan, dan teknologi. “Topik yang semakin banyak bisa kita sodorkan tentu semakin banyak pesertanya. Itu yang kami harapkan. Bisa mengakomodasi penelitian semua bidang ilmu yang bisa kita bantu untuk mempublikasikan,” imbuhnya.

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Undiksha, Dr. I Ketut Sudiana, M.Kes., menyampaikan sebagai lembaga pendidikan, Undiksha terus mendorong pelaksanaan penelitian inovatif. Hal ini didukung dengan kebijakan penganggaran maupun pelatihan-pelatihan. “Kita di Undiksha, penelitian itu adalah bagian integral dari Tri Dharma Perguruan Tinggi,” katanya.

Pelaksanaan penelitian inovatif, sambungnya masih dihadapkan dengan tantangan, seperti dalam membangun kerjasama dengan masyarakat, dunia usaha, dan dunia industri. “Bagaimanapun juga kalau terkait dengan penelitian sekarang dimensinya tidak cukup dengan monodisiplin, harus multidisiplin, interdisiplin. Jadi kalau ingin berhasil dalam hal penelitian maka kerjasama ini yang harus ditingkatkan,” jelasnya.

Secara khusus untuk pelaksanaan Senari, ia yang mewakili Rektor membuka acara berharap dapat memberikan peluang bagi para peneliti untuk berbagi gagasan dan mendesiminasikan hasil penelitiannya. (mar/han)

BADUNG, Radar Bali- Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) kembali menyelenggarakan Seminar Nasional Riset Inovatif (Senari), Jumat (16/9/2022). Melalui ini, Undiksha mendorong lahirnya riset inovatif, terlebih yang berbasis teknologi di hyperconected society era.

Seminar kali ke-8 yang berlangsung di Kuta, Kabupaten Badung ini menghadirkan dua narasumber. Pertama, dari Universitas Udayana, Prof. Dr. Ni Ketut Supasti Dharmawan, S.H.,M.Hum.,LL.M. Ia membawakan materi Riset Hukum dan Relevansi Metodenya pada Hyperconnected Society Era: Lesson Learned Penelitian Hukum Kekayaan Intelektual.

Poin yang disampaikan adalah dalam penelitian hukum kekayaan intelektual dapat menggunakan metode socio-legal. Metode ini tidak hanya diartikan secara tradisional dibantu oleh rumpun ilmu sosial, tetapi juga secara berkelanjutan membuka diri terhadap perkembangan ilmu interdisipliner, seperti teknologi.

Kedua, dari Undiksha, Prof. Dr. I Wayan Lasmawan, M.Pd. Ia membawakan materi Revolusi Digital, Globalisasi, dan Lokalisasi (Tantangan Perguruan Tinggi dalam Menghadapi Hyperconnected Society Era). Ia menyampaikan perkembangan teknologi digital memberikan manfaat untuk kehidupan, termasuk dalam penelitian. Disisi lain teknologi dapat juga berdampak buruk, sehingga perlu kecerdasan dari para peneliti dalam pengaplikasiannya.

Ketua Panitia Pelaksana, Dr. Dewa Gede Sudika Mangku, S.H.,LL.M., menyampaikan seminar ini sebagai ruang bagi para peneliti, baik dari Undiksha maupun dari perguruan tinggi lain untuk menuangkan ide, gagasan, dan mendiseminasikan hasil penelitian kepada publik. “Ini yang sebetulnya menjadi tolok ukur sejauh mana Senari itu bisa dikenal oleh banyak peserta,” jelasnya.

Disampaikan lebih lanjut,  peserta seminar ini tidak hanya dari Undiksha, tetapi juga dari sejumlah perguruan tinggi lain di indonesia. “Peserta ada dari 14 perguruan tinggi negeri dan swasta, dari Sabang sampai Merauke. Artinya Senari memiliki daya tarik tersendiri disamping pelaksanaannya di Bali. Peserta juga ada dari mahasiswa. Ini penting bagi mereka untuk memberikan pemahaman riset, khususnya untuk tugas akhir” katanya.

Terdapat lima topik yang diseminarkan, terdiri atas bidang hukum, sosial humaniora, pendidikan, kesehatan, dan teknologi. “Topik yang semakin banyak bisa kita sodorkan tentu semakin banyak pesertanya. Itu yang kami harapkan. Bisa mengakomodasi penelitian semua bidang ilmu yang bisa kita bantu untuk mempublikasikan,” imbuhnya.

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Undiksha, Dr. I Ketut Sudiana, M.Kes., menyampaikan sebagai lembaga pendidikan, Undiksha terus mendorong pelaksanaan penelitian inovatif. Hal ini didukung dengan kebijakan penganggaran maupun pelatihan-pelatihan. “Kita di Undiksha, penelitian itu adalah bagian integral dari Tri Dharma Perguruan Tinggi,” katanya.

Pelaksanaan penelitian inovatif, sambungnya masih dihadapkan dengan tantangan, seperti dalam membangun kerjasama dengan masyarakat, dunia usaha, dan dunia industri. “Bagaimanapun juga kalau terkait dengan penelitian sekarang dimensinya tidak cukup dengan monodisiplin, harus multidisiplin, interdisiplin. Jadi kalau ingin berhasil dalam hal penelitian maka kerjasama ini yang harus ditingkatkan,” jelasnya.

Secara khusus untuk pelaksanaan Senari, ia yang mewakili Rektor membuka acara berharap dapat memberikan peluang bagi para peneliti untuk berbagi gagasan dan mendesiminasikan hasil penelitiannya. (mar/han)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/