TABANAN – Untuk ketiga kali atap bangunan sekolah di Tabanan roboh. Sebelumnya atap bangunan sekolah SDN 1 Batungsel, Pupuan yang roboh, namun atap bangunan sekolah tersebut telah dilakukan perbaikan.
Selanjutnya atap bangunan sekolah di tiga ruangan kelas SDN 1 Gadung Sari, Selemadeg Timur, Tabanan juga roboh yang kini belum dilakukan perbaikan oleh Dinas Pendidikan Tabanan.
Kali ini atap bangunan Sekolah Dasar Negeri 3 Desa Kukuh, Kecamatan Marga roboh, Rabu (26/10/2022). Beruntung saat atap bangunan sekolah roboh yang berlokasi di Banjar Dinas Tegal, Kukuh tidak dalam proses pelaksanaan belajar mengajar siswa.
“Syukur, kejadian robohnya atap bangunan sekolah dari genteng tersebut terjadi sekitar pukul 03.30 dini hari,” kata Kepala SDN 3 Kukuh Ni Nyoman Sudiratnadi yang ditemui Rabu kemarin.
Dijelaskan Sudiratnadi, bangunan kelas yang roboh pada ruangan kelas 3 saat terjadi hujan deras. Dimana diketahui pertama kali oleh salah seorang guru kelas Endang Liswanti, mengingat lokasi rumahnya hanya berselang dengan tembok sekolah.
“Jadi guru kami mendengar suara genting jatuh keras, baru paginya dicek ternyata melihat atap ruangan kelas bagian paling barat roboh,” tutur Sudiratnadi.
Adanya atap bangunan yang roboh tersebut dilaporkan kepada dirinya yang masih berada di rumah. Baru kemudian dirinya mengecek secara langsung atap bangunan sekolah yang roboh.
Soal atap bangunan sekolah kelas 3 roboh sejatinya kondisinya sama dengan bangunan atap kelas 1 dan 2. Usia tua dan kondisi sudah mengkhawatirkan alias lapuk. “Itu satu deretan kelas 1, 2 dan 3 kondisi sama tua semua,” akunya.
Bangunan atap tiga kelas tersebut sejatinya pihaknya sudah mengusulkan saat pandemi Covid-19 untuk dilakukan perbaikan melalui dana alokasi khusus (DAK) pusat. Namun sampai atap bangunan roboh belum turun atau realisasi. “Tiga bangunan ini sudah tua dibangun tahun 1978 kurang lebih sekitar dua kali sudah dilakukan perbaikan atap,” ungkapnya.
Sebagai upaya antisipasi tiga atap bangunan kelas tersebut, sebelumnya memang telah memindahkan proses belajar mengajar siswa ke ruang perpustakaan.”Karena kami tahu penyanggah bangunan paling barat sudah rusak. Sehingga sudah enam bulanan dipindahkan siswa ke perpus,” ucapnya.
Untuk kerugian sendiri sesuai dengan usulkan perbaikan atap bangunan kelas 3 yang rusak sekitar Rp 250 juta. “Kami berharap pemerintah daerah segera melakukan perbaikan terhadap atap bangunan ini. Ya semoga cepat tertangani,” pungkasnya. (juliadi/radar bali)