26.6 C
Jakarta
19 September 2024, 1:12 AM WIB

Konflik Internal, Arika Sudewa Sebut Respons Petinggi Golkar Bali Lucu

GIANYAR – Buntut pengaduan Gusti Arika Sudewa selaku Ketua Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) membuat DPD Golkar Bali menggelar rapat, Rabu (29/7) lalu.

Oleh DPD Golkar Bali, Arika justru disebut sudah dicopot dari jabatan Ketua AMPG. Namun Arika menilai jawaban Golkar Bali lucu.

“Ada dua pengakuan dari mereka (DPD Golkar Bali, red) yang berbeda. Padahal mereka sama-sama pengurus provinsi,” ujar Arika Sudewa.

Dia menilai, DPD Golkar Bali hanya mengalihkan perhatian saja. Arika sendiri bersurat ke tiga moncol ketua Golkar Pusat mengenai keuangan partai hingga mempertanyakan dugaan pelanggaran AD/ART.

“Tiyang (saya, red) anggap pernyataan provinsi mengalihkan opini. Di beberapa media, Sekretaris AMPG provinsi bilang jabatan AMPG sudah ada Plt (Pelaksana tugas).

Sekarang Dewa Suamba Negara  bilang masih lowong. Kenyataan, SK nama tiyang masih,” tegas Arika Sudewi.

Dia bingung, mana pernyataan pengurus Golkar Bali yang bisa dipercaya.“Fakta yang tertulis, dengan wacana ngawur ngidul. Tiyang anggap lucu saja,” jelasnya.

Untuk memastikan hasil rapat di DPD Golkar Bali, Arika telah mengontak salah satu pentolan Golkar. “Tiyang sudah hubungin Pak Gede Supadma via WA. Beliau menyatakan pergantian pengurus wewenang DPD II,” tegasnya.

Lantaran keterangan pengurus satu dengan lainnya tidak sinkron, dia menuding pengurus di Golkar Bali tidak kompak.

“Mereka di Provinsi saja belum kompak jawabnya. Gimana mau bilang selesai (masalah gugur-hasil rapat Golkar Bali, red),” jelas mantan Perbekel Pering Desa Blahbatuh itu.

Sebelumnya, Arika Sudewa, mengirimkan surat kepada moncol Golkar Pusat. Diantaranya kepada Airlangga Hartarto selaku Ketua Golkar; Aburizal Bakrie selaku Ketua Dewan Pembina; dan Mohamad Hatta selaku Ketua Dewan Etik.

Ada beberapa hal yang dituangkan dalam surat Arika yang dikirimkan pada 13 Juli lalu tersebut. Diantaranya bertanya mengenai AD/ART.

Karena Sekretaris Golkar Bali dianggap rangkap jabatan menjadi Plt Golkar Gianyar. Kemudian, Arika bertanya soal keuangan partai hingga iuran Fraksi Golkar yang duduk di DPRD Gianyar.

Bahkan, Arika juga mempertanyakan tokoh Puri Ubud, Tjokorda Raka Kertyasa alias Cok Ibah tidak dijadikan caleg 2019-2024. “Harapan saya, pusat mengirimkan tim ke Gianyar,” pungkasnya. 

GIANYAR – Buntut pengaduan Gusti Arika Sudewa selaku Ketua Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) membuat DPD Golkar Bali menggelar rapat, Rabu (29/7) lalu.

Oleh DPD Golkar Bali, Arika justru disebut sudah dicopot dari jabatan Ketua AMPG. Namun Arika menilai jawaban Golkar Bali lucu.

“Ada dua pengakuan dari mereka (DPD Golkar Bali, red) yang berbeda. Padahal mereka sama-sama pengurus provinsi,” ujar Arika Sudewa.

Dia menilai, DPD Golkar Bali hanya mengalihkan perhatian saja. Arika sendiri bersurat ke tiga moncol ketua Golkar Pusat mengenai keuangan partai hingga mempertanyakan dugaan pelanggaran AD/ART.

“Tiyang (saya, red) anggap pernyataan provinsi mengalihkan opini. Di beberapa media, Sekretaris AMPG provinsi bilang jabatan AMPG sudah ada Plt (Pelaksana tugas).

Sekarang Dewa Suamba Negara  bilang masih lowong. Kenyataan, SK nama tiyang masih,” tegas Arika Sudewi.

Dia bingung, mana pernyataan pengurus Golkar Bali yang bisa dipercaya.“Fakta yang tertulis, dengan wacana ngawur ngidul. Tiyang anggap lucu saja,” jelasnya.

Untuk memastikan hasil rapat di DPD Golkar Bali, Arika telah mengontak salah satu pentolan Golkar. “Tiyang sudah hubungin Pak Gede Supadma via WA. Beliau menyatakan pergantian pengurus wewenang DPD II,” tegasnya.

Lantaran keterangan pengurus satu dengan lainnya tidak sinkron, dia menuding pengurus di Golkar Bali tidak kompak.

“Mereka di Provinsi saja belum kompak jawabnya. Gimana mau bilang selesai (masalah gugur-hasil rapat Golkar Bali, red),” jelas mantan Perbekel Pering Desa Blahbatuh itu.

Sebelumnya, Arika Sudewa, mengirimkan surat kepada moncol Golkar Pusat. Diantaranya kepada Airlangga Hartarto selaku Ketua Golkar; Aburizal Bakrie selaku Ketua Dewan Pembina; dan Mohamad Hatta selaku Ketua Dewan Etik.

Ada beberapa hal yang dituangkan dalam surat Arika yang dikirimkan pada 13 Juli lalu tersebut. Diantaranya bertanya mengenai AD/ART.

Karena Sekretaris Golkar Bali dianggap rangkap jabatan menjadi Plt Golkar Gianyar. Kemudian, Arika bertanya soal keuangan partai hingga iuran Fraksi Golkar yang duduk di DPRD Gianyar.

Bahkan, Arika juga mempertanyakan tokoh Puri Ubud, Tjokorda Raka Kertyasa alias Cok Ibah tidak dijadikan caleg 2019-2024. “Harapan saya, pusat mengirimkan tim ke Gianyar,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/