29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:55 AM WIB

FIX! Golkar dan Nasdem Badung Sepakat Koalisi Hadang Paket GiriAsa

MANGUPURA – Suhu politik menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Badung tahun 2020 mulai masuk babak baru.

Pasalnya penantang petahana yakni pasangan GiriAsa sudah dipersiapkan. Hal ini terlihat saat Partai Golkar Badung dan Nasdem Badung sudah berkoalisi untuk Pilkda tahun 2020.

Kemudian untuk Partai Gerindra Badung masih menunggu pertujuan induk partai. Hal itu terlihat saat pertemuan para petinggi partai kemarin.

Pertemuan tersebut langsung dihadiri ketiga pimpinan  parpol yakni  Plt Ketua DPD Golkar Badung I Wayan Suyasa,

Ketua DPD Nasdem Badung I Putu Gede Suyantha dan dari pihak Gerindra hadir langsung Ketua DPC Gerindra Badung IGK Puriartha alias Gus Krobo.

Tidak hanya itu, dari kalangan anggota Fraksi Golkar DPRD Badung, seperti Ni Luh Gede Mediastuti, Ni Ketut Sueni, Nyoman Suka, IGN Shaskara, I Gede Suardika (Nasdem) dan kader Golkar I Wayan Puspa Negara dan AAN Tri Candra Arka.

Plt DPD Golkar Badung I Wayan Suyasa menyatakan, koalisi yang dikoordinir Golkar ini memang tidak segemuk PDIP, namun bukan berarti tidak bisa menang.

Ia menyebut sejumlah daerah sudah membuktikan bahwa kotak kosong dan calon boneka justru menang melawan petahana.

Dia pun optimis petahana yang diusung PDIP ditambah Demokrat bisa dikalahkan. “Ini baru kumpul pertama.

Mudah-mudahan ada titik temu. Sehingga kita bisa koalisi dan membangun wadah untuk mengusung calon di Pilkada Badung,” ujarnya.

Ia  mengaku ikut memenangkan pasangan Nyoman Giri Prasta-Ketut Suiasa di Pilkada Badung tahun 2015 silam. Akan tetapi, setelah pasangan ini berkuasa justru parpol diluar PDIP dihabisi pada Pileg.  

“Waktu ini kita mendukung mereka dapat apa? Saat dipentingkan dirangkul. Namun setelah jadi, kita malah ditendang. Buktinya kita dihabisi di Pileg.

Kursi PDIP nambah jadi 28, sementara Golkar turun dari 10 menjadi 7. Kemudian Demokrat dari 7 jadi 2, Gerindra dari 4 menjadi 2 dan Nasdem bertahan 1 kursi. Bahkan ada Hanura lenyap (tidak dapat kursi),” tandas politisi asal Penarungan ini.

Kata dia, dengan perolehan 7 kursi, Golkar sebenarnya butuh satu mitra koalisi saja sudah bisa mengusung calon sendiri.

Akan tetapi, pihaknya masih berharap Gerindra bisa gabung. Sehingga kekuatan koalisi semakin kuat.

“Syarat mengusung calon adalah 20 persen. Jadi, Golkar dengan 17,5 persen dan Nasdem 2,5 persen sudah 20 persen, sudah cukup.

Kalau Gerindra gabung total jadi kekuatan koalisi kita 25 persen,” terang Suyasa yang juga Wakil Ketua I DPRD Badung ini.

Sementara Ketua DPC Gerindra Badung IGK Puriarta mengaku pada intinya sejalan dengan pemikiran Golkar. Dimana pihaknya ingin membangun Badung secara kebersamaan.

Sejauh ini dia pun mengakui siap berkoalisi. Hanya saja untuk keputusan koalisi pihaknya harus minta izin dulu ke provinsi dan pusat.

“Sebenarnya kami yang ingin sowan ke Golkar, tapi karena sekarang sudah diundang, suksme. Intinya, karena kursi Gerindra belum mencukupi, maka harus koalisi dengan Golkar.

Dan, masalah di Badung juga sudah kami paparkan ke pusat. Memang ada anggapan sulit mengalahkan incumbent. Tapi, sudah ada contoh di beberapa daerah incumbent tumbang,” ujar pria yang akrab dipanggil Gus Krobo.

Bila disetujui induk partainya, ini mengaku sangat siap bersama gerbong Golkar. “Kami sepakat bangun koalisi menyiapkan kendaraan.

Nanti siapa kader partai atau tokoh masyarakat mau maju, tinggal kita adakan komunikasi. Tujuan kita supaya menang,” tegasnya.

Hal senada juga dilontarkan Putu Gede Suryanta dari Nasdem. Pihaknya mengaku sejak awal memang mempersiapkan diri gabung Golkar untuk melawan PDIP di Pilkada Badung 2020.

Makanya satu-satunya kader Nasdem yang lolos parlemen merapat gabung ke Fraksi Golkar. “Dari dulu sebenarnya kami sudah

melempar signal dengan bergabung ke Fraksi Golkar. Gabungan  7-1 (Golkar-Nasdem) sebenarnya sudah cukup mengusung calon,” tandas  Suyanta.

Ia pun sepakat akan bergabung, terlebih  ada yang ingin memakai wadah koalisi untuk melawan petahana.

“Nasdem intinya siap koalisi dengan Golkar. Toh juga mendukung pemerintah kita tidak dapat apa, justru kami dihabisi.

Tujuan kami adalah di Pileg nanti jumlah kursi bertambah. Siapapun yang nanti diusung kami pasti ikut,” katanya.

Lebih lanjut Suyasa menambahkan bahwa koalisi Golkar-Nasdem sudah pasti jadi. Saat ini pihaknya hanya menunggu kepastian Gerindra.

Pasalnya, Gerindra harus se izin induk partai. “Kami berikan waktu seminggu kepada Gerindra untuk mengambil keputusan. Apakah gabung atau tidak,” jelas Suyasa.

Bila koalisi ini sudah resmi terbentuk, maka selanjutnya akan dibentuk bagan dan struktur kepengurusan.

Golkar sendiri telah menujuk AAN Tri Candra Arka sebagai ketua tim penjaringan calon Pilkada. “Untuk mekanisme penjaringan calon tentu nanti harus

berdasar kesepakatan partai koalisi. Intinya, sekarang bagaimana wadah (koalisi) ini terbentuk, sehingga bisa mengusung calon ke KPU,” pungkasnya. 

MANGUPURA – Suhu politik menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Badung tahun 2020 mulai masuk babak baru.

Pasalnya penantang petahana yakni pasangan GiriAsa sudah dipersiapkan. Hal ini terlihat saat Partai Golkar Badung dan Nasdem Badung sudah berkoalisi untuk Pilkda tahun 2020.

Kemudian untuk Partai Gerindra Badung masih menunggu pertujuan induk partai. Hal itu terlihat saat pertemuan para petinggi partai kemarin.

Pertemuan tersebut langsung dihadiri ketiga pimpinan  parpol yakni  Plt Ketua DPD Golkar Badung I Wayan Suyasa,

Ketua DPD Nasdem Badung I Putu Gede Suyantha dan dari pihak Gerindra hadir langsung Ketua DPC Gerindra Badung IGK Puriartha alias Gus Krobo.

Tidak hanya itu, dari kalangan anggota Fraksi Golkar DPRD Badung, seperti Ni Luh Gede Mediastuti, Ni Ketut Sueni, Nyoman Suka, IGN Shaskara, I Gede Suardika (Nasdem) dan kader Golkar I Wayan Puspa Negara dan AAN Tri Candra Arka.

Plt DPD Golkar Badung I Wayan Suyasa menyatakan, koalisi yang dikoordinir Golkar ini memang tidak segemuk PDIP, namun bukan berarti tidak bisa menang.

Ia menyebut sejumlah daerah sudah membuktikan bahwa kotak kosong dan calon boneka justru menang melawan petahana.

Dia pun optimis petahana yang diusung PDIP ditambah Demokrat bisa dikalahkan. “Ini baru kumpul pertama.

Mudah-mudahan ada titik temu. Sehingga kita bisa koalisi dan membangun wadah untuk mengusung calon di Pilkada Badung,” ujarnya.

Ia  mengaku ikut memenangkan pasangan Nyoman Giri Prasta-Ketut Suiasa di Pilkada Badung tahun 2015 silam. Akan tetapi, setelah pasangan ini berkuasa justru parpol diluar PDIP dihabisi pada Pileg.  

“Waktu ini kita mendukung mereka dapat apa? Saat dipentingkan dirangkul. Namun setelah jadi, kita malah ditendang. Buktinya kita dihabisi di Pileg.

Kursi PDIP nambah jadi 28, sementara Golkar turun dari 10 menjadi 7. Kemudian Demokrat dari 7 jadi 2, Gerindra dari 4 menjadi 2 dan Nasdem bertahan 1 kursi. Bahkan ada Hanura lenyap (tidak dapat kursi),” tandas politisi asal Penarungan ini.

Kata dia, dengan perolehan 7 kursi, Golkar sebenarnya butuh satu mitra koalisi saja sudah bisa mengusung calon sendiri.

Akan tetapi, pihaknya masih berharap Gerindra bisa gabung. Sehingga kekuatan koalisi semakin kuat.

“Syarat mengusung calon adalah 20 persen. Jadi, Golkar dengan 17,5 persen dan Nasdem 2,5 persen sudah 20 persen, sudah cukup.

Kalau Gerindra gabung total jadi kekuatan koalisi kita 25 persen,” terang Suyasa yang juga Wakil Ketua I DPRD Badung ini.

Sementara Ketua DPC Gerindra Badung IGK Puriarta mengaku pada intinya sejalan dengan pemikiran Golkar. Dimana pihaknya ingin membangun Badung secara kebersamaan.

Sejauh ini dia pun mengakui siap berkoalisi. Hanya saja untuk keputusan koalisi pihaknya harus minta izin dulu ke provinsi dan pusat.

“Sebenarnya kami yang ingin sowan ke Golkar, tapi karena sekarang sudah diundang, suksme. Intinya, karena kursi Gerindra belum mencukupi, maka harus koalisi dengan Golkar.

Dan, masalah di Badung juga sudah kami paparkan ke pusat. Memang ada anggapan sulit mengalahkan incumbent. Tapi, sudah ada contoh di beberapa daerah incumbent tumbang,” ujar pria yang akrab dipanggil Gus Krobo.

Bila disetujui induk partainya, ini mengaku sangat siap bersama gerbong Golkar. “Kami sepakat bangun koalisi menyiapkan kendaraan.

Nanti siapa kader partai atau tokoh masyarakat mau maju, tinggal kita adakan komunikasi. Tujuan kita supaya menang,” tegasnya.

Hal senada juga dilontarkan Putu Gede Suryanta dari Nasdem. Pihaknya mengaku sejak awal memang mempersiapkan diri gabung Golkar untuk melawan PDIP di Pilkada Badung 2020.

Makanya satu-satunya kader Nasdem yang lolos parlemen merapat gabung ke Fraksi Golkar. “Dari dulu sebenarnya kami sudah

melempar signal dengan bergabung ke Fraksi Golkar. Gabungan  7-1 (Golkar-Nasdem) sebenarnya sudah cukup mengusung calon,” tandas  Suyanta.

Ia pun sepakat akan bergabung, terlebih  ada yang ingin memakai wadah koalisi untuk melawan petahana.

“Nasdem intinya siap koalisi dengan Golkar. Toh juga mendukung pemerintah kita tidak dapat apa, justru kami dihabisi.

Tujuan kami adalah di Pileg nanti jumlah kursi bertambah. Siapapun yang nanti diusung kami pasti ikut,” katanya.

Lebih lanjut Suyasa menambahkan bahwa koalisi Golkar-Nasdem sudah pasti jadi. Saat ini pihaknya hanya menunggu kepastian Gerindra.

Pasalnya, Gerindra harus se izin induk partai. “Kami berikan waktu seminggu kepada Gerindra untuk mengambil keputusan. Apakah gabung atau tidak,” jelas Suyasa.

Bila koalisi ini sudah resmi terbentuk, maka selanjutnya akan dibentuk bagan dan struktur kepengurusan.

Golkar sendiri telah menujuk AAN Tri Candra Arka sebagai ketua tim penjaringan calon Pilkada. “Untuk mekanisme penjaringan calon tentu nanti harus

berdasar kesepakatan partai koalisi. Intinya, sekarang bagaimana wadah (koalisi) ini terbentuk, sehingga bisa mengusung calon ke KPU,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/