32.6 C
Jakarta
25 November 2024, 11:10 AM WIB

Dampingi Wabup Tirta Yatra, Alasan Puluhan Perbekel di Bangli Terkuak

BANGLI – Sebanyak 34 Perbekel (kepala desa) bersama Wakil Bupati (Wabup) Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta

melakukan tirta yatra ke Pura Luhur Giri Salaka, Alas Purwo, Kecamatan Tegal Dlimo, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. 

Padahal, pada hari yang sama, seharusnya mereka mengikuti rapat orientasi pengenalan tugas perbekel dalam pemerintahan. 

Rapat itu diselenggarakan di Balai Desa Katung, Kecamatan Kintamani, Sabtu (14/12) lalu.

Tirta yatra atau perjalanan ke tempat suci itu diikuti Wabup yang notabene akan nyalon bupati 2020. 

Juga hadir Ketua DPRD Bangli, Wayan Diar yang juga digadang-gadang menjadi kernet Sedana Artha. Juga hadir para anggota DPRD Fraksi PDIP.

Ketua Forum Perbekel Bangli I Made Diksa, mengaku kegiatan sudah dirancang sejak 2 bulan lalu. 

Agenda tirta yatra merupakan  gagasan dari Wabup dan mendapat respon dari para perbekel. “Sudah dirancang jauh-jauh hari, memang dijadwalkan usai pelantikan (perbekel, red),” jelasnya. 

Untuk perbekel yang mendaftar ikut tirta yatra jumlahnya cukup banyak. Namun, karena ada kegiatan upacara adat, maka yang ikut Tirta Yatra hanya tercatat 32 orang.

“Yang mendaftar lebih dari 40 orang. Tapi karena halangan yang bisa ikut sebanyak 32 orang,” jelasnya.

Mengenai rapat orientasi yang digelar Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Bangli, disebut rapat mendadak. 

“Jangan bilang tidak hadir. Dari teknis desa, baik itu sekdes, kaur yang mewakili untuk mengikuti rapat tersebut. Kami menghormati program pemerintah, dalam hal ini biar sama-sama jalan,” terangnya.

Pihaknya tidak mau acara bersama Wabup itu dikaitkan dengan politik. “Ada rekomendasi dari partai tentunya kami doakan. 

Harapannya agar beliau bisa jadi bupati. Tapi kalau sudah terlibat politik praktis tentu perbekel tidak berani,” tegasnya.

Di bagian lain, Kepala DPMD Bangli, Dewa Agung Riiana Putra, tak bisa berkomentar banyak. 

“Bagi perbekel lama untuk menegaskan kembali tupoksinya dan mengenalkan pada perbekel baru tugasnya sebagai leader di desa,” sebutnya.

Untuk kegiatan ini sebaiknya dihadiri langsung oleh perbekel. Namun karena ada beberapa kegiatan lain harus diwakilkan. 

“Di kesempatan berikutnya mereka bisa hadir. Untuk sekarang memang lebih banyak melalui perwakilannya,” pungkasnya. 

BANGLI – Sebanyak 34 Perbekel (kepala desa) bersama Wakil Bupati (Wabup) Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta

melakukan tirta yatra ke Pura Luhur Giri Salaka, Alas Purwo, Kecamatan Tegal Dlimo, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. 

Padahal, pada hari yang sama, seharusnya mereka mengikuti rapat orientasi pengenalan tugas perbekel dalam pemerintahan. 

Rapat itu diselenggarakan di Balai Desa Katung, Kecamatan Kintamani, Sabtu (14/12) lalu.

Tirta yatra atau perjalanan ke tempat suci itu diikuti Wabup yang notabene akan nyalon bupati 2020. 

Juga hadir Ketua DPRD Bangli, Wayan Diar yang juga digadang-gadang menjadi kernet Sedana Artha. Juga hadir para anggota DPRD Fraksi PDIP.

Ketua Forum Perbekel Bangli I Made Diksa, mengaku kegiatan sudah dirancang sejak 2 bulan lalu. 

Agenda tirta yatra merupakan  gagasan dari Wabup dan mendapat respon dari para perbekel. “Sudah dirancang jauh-jauh hari, memang dijadwalkan usai pelantikan (perbekel, red),” jelasnya. 

Untuk perbekel yang mendaftar ikut tirta yatra jumlahnya cukup banyak. Namun, karena ada kegiatan upacara adat, maka yang ikut Tirta Yatra hanya tercatat 32 orang.

“Yang mendaftar lebih dari 40 orang. Tapi karena halangan yang bisa ikut sebanyak 32 orang,” jelasnya.

Mengenai rapat orientasi yang digelar Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Bangli, disebut rapat mendadak. 

“Jangan bilang tidak hadir. Dari teknis desa, baik itu sekdes, kaur yang mewakili untuk mengikuti rapat tersebut. Kami menghormati program pemerintah, dalam hal ini biar sama-sama jalan,” terangnya.

Pihaknya tidak mau acara bersama Wabup itu dikaitkan dengan politik. “Ada rekomendasi dari partai tentunya kami doakan. 

Harapannya agar beliau bisa jadi bupati. Tapi kalau sudah terlibat politik praktis tentu perbekel tidak berani,” tegasnya.

Di bagian lain, Kepala DPMD Bangli, Dewa Agung Riiana Putra, tak bisa berkomentar banyak. 

“Bagi perbekel lama untuk menegaskan kembali tupoksinya dan mengenalkan pada perbekel baru tugasnya sebagai leader di desa,” sebutnya.

Untuk kegiatan ini sebaiknya dihadiri langsung oleh perbekel. Namun karena ada beberapa kegiatan lain harus diwakilkan. 

“Di kesempatan berikutnya mereka bisa hadir. Untuk sekarang memang lebih banyak melalui perwakilannya,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/