JAKARTA, Radar Bali – Sejak diluncurkan Presiden RI Joko Widodo pada pertengahan Maret 2020, satu tahun sudah Program Kartu Prakerja mendampingi masyarakat untuk meningkatkan keterampilan sekaligus menjadi ‘bantalan ekonomi’ dalam menjaga daya beli sebagai imbas pandemi Covid-19.
Presiden Jokowi berharap para penerima Kartu Prakerja dapat menjadi motivator bagi rekan-rekannya untuk bersama bangkit dalam pemulihan ekonomi, melalui penguasaan skill, etos kerja, maupun semangat wirausaha yang didapat selama mengikuti pelatihan dalam program ini.
“Kita harus yakin bahwa jika kita berusaha meningkatkan keterampilan dan pengetahuan, maka peluang dan ruang-ruang yang terbuka akan lebih banyak lagi. Jangan berhenti belajar, jangan berhenti meningkatkan skill. Kita ini sedang kejar-kejaran dengan perubahan,” ujarnya saat menerima alumni Program Kartu Prakerja dari berbagai daerah di Indonesia di Istana Negara, Rabu (17/3).
Hingga saat ini Program Kartu Prakerja telah memasuki 14 gelombang dan diberikan kepada 5,5 juta orang penerima dari 55,6 juta pendaftar di 514 kabupaten/kota seluruh Indonesia.
Ekosistem yang kolaboratif juga telah dibangun oleh Program Kartu Prakerja. Saat ini terdapat 7 Platform Digital, 5 Mitra Pembayaran, 165 Lembaga Pelatihan, dan lebih dari 1.700 jenis pelatihan yang telah diasesmen dan terus dievaluasi dengan melibatkan tim ahli independen.
“Lima jenis pelatihan yang paling banyak diminati antara lain pemasaran online, food and beverage, IT, perkantoran, dan kewirausahaan. Kesemuanya memang banyak dibutuhkan pasar dan industri,” tutur Presiden Jokowi.
Selain bertemu 20 orang perwakilan alumni di Istana Negara, Presiden Jokowi juga berkesempatan terhubung secara virtual dengan 514 penerima Kartu Prakerja mewakili masing-masing kabupaten/kota di Indonesia.
Presiden mengaku senang dan bangga mendengar cerita sukses para penerima Kartu Prakerja dari Sabang hingga Merauke, dari Miangas hingga Rote. Kisah-kisah mereka menjadi bukti keberhasilan tujuan program Kartu Prakerja dalam hal skilling, upskilling, dan reskilling.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto selaku ketua Komite Cipta Kerja menambahkan, Program Kartu Prakerja ikut mengakselerasi inklusi keuangan dengan membuka akses kepada 25% Penerima Kartu Prakerja yang sebelumnya tidak memiliki rekening bank maupun e-wallet.
“Program ini juga memicu kebiasaan belajar baru yang sangat dibutuhkan pada era 4.0, yaitu secara daring dan mandiri. Dengan kata lain, Program Kartu Prakerja mendorong perluasan literasi digital masyarakat,” tutur Airlangga yang turut mendampingi Presiden Jokowi di Istana Negara.
Selain itu, lanjut Menko Airlangga, program Kartu Prakerja mendorong kewirausahaan, mulai dari bagaimana memulai bisnis, mengatur keuangan, membuat produk, memasarkan dan menjual produk, sampai dengan bagaimana membentuk badan usaha.
“Para wirausaha alumni program Kartu Prakerja juga akan difasilitasi untuk mendapatkan modal usaha, dengan skema pembiayaan yang mudah dan murah melalui sinergi antara program Kartu Prakerja dengan program KUR Super Mikro,” tambah Menko Perekonomian.
Survei Angkatan Kerja Nasional BPS Agustus 2020 menunjukkan bahwa Program Kartu Prakerja berhasil menjalankan misi gandanya sebagai program semi-bantuan sosial. Data mencatat sebanyak 88,9% Penerima Kartu Prakerja menyatakan keterampilan kerja mereka meningkat, dan 81,2% menggunakan insentif yang diterima untuk membeli kebutuhan sehari-hari.
Adapun Survei Evaluasi yang dilakukan Manajeman Pelaksana Program Kartu Prakerja dengan responden lebih dari 4 juta orang menemukan bahwa 62% penerima Kartu Prakerja belum pernah menerima pelatihan atau kursus dalam bentuk apapun.
Selain dana pelatihan sebesar Rp1 juta per orang, insentif senilai masing-masing Rp600 ribu yang diberikan empat kali dalam empat bulan juga dianggap sangat membantu kondisi penerima Kartu Prakerja dalam situasi ekonomi seperti ini.
Sebanyak 95 persen penerima Kartu Prakerja menggunakan dana insentif untuk pembelian bahan pangan, 75 persen untuk kebutuhan listrik dan air, serta 71 persen untuk tambahan modal usaha. Ini fakta yang sangat menggembirakan.
Salah seorang penerima Kartu Prakerja, Stevenly Rio Loginsi awalnya berprofesi sebagai petugas keamanan di sebuah perusahaan swasta di Manado, Sulawesi Utara. Setelah kehilangan pekerjaan akibat pandemi, Rio diterima di Gelombang 3 Kartu Prakerja dan mengikuti pelatihan desain serta bagaimana memasarkan produk melalui media sosial.
Dengan keterampilan barunya, Rio kembali bekerja dan kini menjadi supervisor di sebuah perusahaan operator telepon seluler. “Dengan berbagai pelatihan di Program Kartu Prakerja, saya terus mengasah keterampilan diri dengan memanfaatkan dana yang tersedia. Insentif bulanan juga sangat berarti bagi kehidupan keluarga saya,” katanya.
Presiden juga berdialog dengan 2 (dua) perwakilan penerima Kartu Prakerja lainnya yang hadir di Istana Negara yaitu Fauziyah Maharani dari Jakarta dan Verly Naomi Pelmelai dari Jayapura, Papua.
Hadir pula secara fisik yaitu Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari. Sementara yang mengikuti secara daring antara lain Menteri dan Kepala Lembaga anggota Komite Cipta Kerja, Tim Pelaksana dan Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja, serta perwakilan dari ekosistem yaitu mitra Program Kartu Prakerja.