31.1 C
Jakarta
30 April 2024, 11:24 AM WIB

Ikhlas Jatah Menteri Bukan dari PDIP, Jaya: Yang Penting Orang Bali

DENPASAR – Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin (Jokowi-Ma’ruf) sudah resmi dilantik Minggu (20/10) kemarin.

Bali menjadi salah satu provinsi penyumbang suara terbesar pada Pemilu 17 April 2019 lalu. Dengan kemenangan tersebut, Bali berharap mendapat jatah Menteri seperti pada kabinet-kabinet sebelumnya.

Pada Kabinet Kerja Jokowi sebelumnya, kader banteng PDIP AA Ngurah Puspayoga dipercaya sebagai Menteri Koperasi dan UMKM.

Belakangan ini beredar kabar, politisi PDIP dari Puri Satria ini tidak lagi terpilih pada Kabinet Kerja jilid II. Menyikapi susunan Kabinet Kerja Jilid II, PDIP berharap bisa diisi oleh putra terbaik Bali.

Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP asal Bali Ketut Kariyasa Adnyana mengakui sampai selesai pelantikan presiden, belum diketahui siapa yang akan mewakili Bali dalam Kabinet Kerja Jilid II Jokowi-Ma’ruf.

“Saya sudah sempat nanya ke DPP, tapi belum ada nama yang pasti,” ujar politisi PDIP asal Busungbiu Buleleng via telepon, Minggu (20/10) malam.

Kariyasa mengatakan sejumlah pemberitan pada media nasional di Jakarta, Presiden Jokowi akan mengumumkan Susunan Kabinetnya Senin hari ini (21/10).

Kepastian itu juga belum diketahui, sementara bocoran menteri dari Bali sama sekali belum jelas. Namun demikian, pihaknya sangat

berharap putra-putri Bali terbaik bisa diberikan kepercayaan oleh Jokowi mendampingi sebagai menteri dalam Kabinet Kerja Jilid II lima tahun kedepan.

“Kalau selaku kader partai saya sangat berharap dari kader partai PDIP yang bisa terpilih menjadi Mentri,”ujarnya.

Ditempat terpisah, Sekretaris DPD PDIP Bali, IGN Jaya Negara akan sangat bersyukur kalau ada kader PDIP Bali yang terpilih. “Astungkara kalau ada kader Bali yang dipilih, kita bersyukur,” katanya. 

Jayanegara yang juga Wakil Walikota Denpasat ini menjelaskan, pada Pilpres 2019, pasangan Jokowi-Ma’ruf menyapu bersih suara di Bali.

Pasangan petahana tersebut meraih 2.351.057 suara atau 92,7 persen. Sedangkan, pasangan Prabowo-Sandi hanya meraih 213.415 suara atau 8,3 persen.

Untuk menentukan siapa yang akan dipilih sebagai Menteri dalam Kabinetnya, sepenuhnya menjadi kewenangan Jokowi.

“Karena bagaimanapun itu hak prerogatif presiden. Tapi saya punya optimisme sebab pasti ada putra terbaik Bali yang akan dipilih oleh Presiden Jokowi, mengingat kemenangan 92 persen kemarin,” harapnya.

PDIP sendiri tidak mempermasalahkan apabila Jokowi memutuskan untuk mengambil kader non parpol sebagai jatah menteri dari Bali.

Beberapa nama digadang-gadang masuk dalam bursa kabinet Jokowi-Ma’ruf, di antaranya petahana, AAGN Puspayoga, Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti, Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace.

Sedangkan, tiga nama masuk sebagai kuda hitam yakni mantan anggota DPD RI Gede Pasek Suardika, Politikus NasDem I Gusti Putu Artha, dan Stafsus Presiden Jokowi, Anak Agung Gede Ngurah Ari Dwipayana.

“Bagi kami itu yang terbaik, tidak harus kader,”imbuhnya. Menurutnya, paling utama adalah mendukung dan mengembangkan berbagai kebijakan pemerintahan Jokowi-Ma’ruf yakni Indonesia maju di tahun 2045.

Bahkan, pihaknya akan menginstruksikan para kader khususnya duduk di eksekutif dan legislatif untuk mengembangkan kebijakan tersebut.

 

 

DENPASAR – Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin (Jokowi-Ma’ruf) sudah resmi dilantik Minggu (20/10) kemarin.

Bali menjadi salah satu provinsi penyumbang suara terbesar pada Pemilu 17 April 2019 lalu. Dengan kemenangan tersebut, Bali berharap mendapat jatah Menteri seperti pada kabinet-kabinet sebelumnya.

Pada Kabinet Kerja Jokowi sebelumnya, kader banteng PDIP AA Ngurah Puspayoga dipercaya sebagai Menteri Koperasi dan UMKM.

Belakangan ini beredar kabar, politisi PDIP dari Puri Satria ini tidak lagi terpilih pada Kabinet Kerja jilid II. Menyikapi susunan Kabinet Kerja Jilid II, PDIP berharap bisa diisi oleh putra terbaik Bali.

Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP asal Bali Ketut Kariyasa Adnyana mengakui sampai selesai pelantikan presiden, belum diketahui siapa yang akan mewakili Bali dalam Kabinet Kerja Jilid II Jokowi-Ma’ruf.

“Saya sudah sempat nanya ke DPP, tapi belum ada nama yang pasti,” ujar politisi PDIP asal Busungbiu Buleleng via telepon, Minggu (20/10) malam.

Kariyasa mengatakan sejumlah pemberitan pada media nasional di Jakarta, Presiden Jokowi akan mengumumkan Susunan Kabinetnya Senin hari ini (21/10).

Kepastian itu juga belum diketahui, sementara bocoran menteri dari Bali sama sekali belum jelas. Namun demikian, pihaknya sangat

berharap putra-putri Bali terbaik bisa diberikan kepercayaan oleh Jokowi mendampingi sebagai menteri dalam Kabinet Kerja Jilid II lima tahun kedepan.

“Kalau selaku kader partai saya sangat berharap dari kader partai PDIP yang bisa terpilih menjadi Mentri,”ujarnya.

Ditempat terpisah, Sekretaris DPD PDIP Bali, IGN Jaya Negara akan sangat bersyukur kalau ada kader PDIP Bali yang terpilih. “Astungkara kalau ada kader Bali yang dipilih, kita bersyukur,” katanya. 

Jayanegara yang juga Wakil Walikota Denpasat ini menjelaskan, pada Pilpres 2019, pasangan Jokowi-Ma’ruf menyapu bersih suara di Bali.

Pasangan petahana tersebut meraih 2.351.057 suara atau 92,7 persen. Sedangkan, pasangan Prabowo-Sandi hanya meraih 213.415 suara atau 8,3 persen.

Untuk menentukan siapa yang akan dipilih sebagai Menteri dalam Kabinetnya, sepenuhnya menjadi kewenangan Jokowi.

“Karena bagaimanapun itu hak prerogatif presiden. Tapi saya punya optimisme sebab pasti ada putra terbaik Bali yang akan dipilih oleh Presiden Jokowi, mengingat kemenangan 92 persen kemarin,” harapnya.

PDIP sendiri tidak mempermasalahkan apabila Jokowi memutuskan untuk mengambil kader non parpol sebagai jatah menteri dari Bali.

Beberapa nama digadang-gadang masuk dalam bursa kabinet Jokowi-Ma’ruf, di antaranya petahana, AAGN Puspayoga, Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti, Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace.

Sedangkan, tiga nama masuk sebagai kuda hitam yakni mantan anggota DPD RI Gede Pasek Suardika, Politikus NasDem I Gusti Putu Artha, dan Stafsus Presiden Jokowi, Anak Agung Gede Ngurah Ari Dwipayana.

“Bagi kami itu yang terbaik, tidak harus kader,”imbuhnya. Menurutnya, paling utama adalah mendukung dan mengembangkan berbagai kebijakan pemerintahan Jokowi-Ma’ruf yakni Indonesia maju di tahun 2045.

Bahkan, pihaknya akan menginstruksikan para kader khususnya duduk di eksekutif dan legislatif untuk mengembangkan kebijakan tersebut.

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/