34.7 C
Jakarta
30 April 2024, 12:58 PM WIB

Bursa Pilkada Bangli 2020, Eks Dirut Pos Yakin Kantongi Rekomendasi

DENPASAR – I Ketut Mardjana tidak khawatir dengan pergerakan politik Made Subrata yang maju mendaftar sebagai bakal calon bupati Bangli lewat partai Golkar. 

Kepada awak media, mantan Dirut PT Pos Indonesia itu menyatakan masih tetap optimistis bakal mendapat rekomendasi dari partai berlambang pohon beringin itu.

Sikap optimistis tersebut menurutnya memiliki alasan yang jelas. Untuk menentukan calon, Golkar melalui berbagai mekanisme. Salah satunya ialah berdasarkan hasil survei. 

“Jawaban Demer (Ketua DPD I Golkar Bali) kan jelas. Siapa saja boleh mendaftar. Nanti akan di evaluasi dengan hasil survei km begitu aja kan,” tutur Mardjana melalui sambungan ponselnya kemarin.

Menurut pemilik salah satu tempat usaha pemandian air hangat di Bangli, itu rasa optimistis itu sangat penting. 

“Mengelola perusahaan juga, kalau tidak optimis mana bisa berkembang. Bagaimana PT Pos bisa berkembang kalau saya tidak optimis,” tuturnya seperti mengenang kesuksesannya saat memimpin PT Pos beberapa tahun silam.

Kendati demikian, Mardjana akan tetap menghormati apabila nantinya dirinya tidak mendapatkan rekomendasi dari Golkar. 

Mardjana mengaku tidak khawatir dengan langkah yang dilakukan oleh Subrata tersebut.

Bahkan, ia mengaku siap untuk berebut rekomendasi dari partai berlambang pohon beringin tersebut. 

Seperti diketahui, dari 30 kursi DPRD Bangli, Golkar mengoleksi 6 kursi atau setara dengan 20 persen.

Hal ini membuat Golkar bisa mengusung sendiri tanpa berkoalisi di Pilkada 2020 nanti. Di Bangli sendiri selain Golkar, PDIP dapat mengusung sendiri dengan jumlah 16 kursi setara dengan 53,33 persen. 

Pengusaha asal Desa Batur, Kintamani, Bangli, ini juga tetap santai meski Subrata santer disebut akan berpasangan dengan politikus gaek PDIP, Ngakan Kutha Parwata. 

Menurutnya, hal tersebut sangat biasa dalam percaturan politik.  Bahkan, pendaftaran Subrata ke Golkar sendiri dinilai olehnya sekedar show force semata. 

Ia menilai setiap orang memiliki strategi politik yang berbeda-beda. “Semua (politisi) punya strategi sendiri,” tukasnya. 

DENPASAR – I Ketut Mardjana tidak khawatir dengan pergerakan politik Made Subrata yang maju mendaftar sebagai bakal calon bupati Bangli lewat partai Golkar. 

Kepada awak media, mantan Dirut PT Pos Indonesia itu menyatakan masih tetap optimistis bakal mendapat rekomendasi dari partai berlambang pohon beringin itu.

Sikap optimistis tersebut menurutnya memiliki alasan yang jelas. Untuk menentukan calon, Golkar melalui berbagai mekanisme. Salah satunya ialah berdasarkan hasil survei. 

“Jawaban Demer (Ketua DPD I Golkar Bali) kan jelas. Siapa saja boleh mendaftar. Nanti akan di evaluasi dengan hasil survei km begitu aja kan,” tutur Mardjana melalui sambungan ponselnya kemarin.

Menurut pemilik salah satu tempat usaha pemandian air hangat di Bangli, itu rasa optimistis itu sangat penting. 

“Mengelola perusahaan juga, kalau tidak optimis mana bisa berkembang. Bagaimana PT Pos bisa berkembang kalau saya tidak optimis,” tuturnya seperti mengenang kesuksesannya saat memimpin PT Pos beberapa tahun silam.

Kendati demikian, Mardjana akan tetap menghormati apabila nantinya dirinya tidak mendapatkan rekomendasi dari Golkar. 

Mardjana mengaku tidak khawatir dengan langkah yang dilakukan oleh Subrata tersebut.

Bahkan, ia mengaku siap untuk berebut rekomendasi dari partai berlambang pohon beringin tersebut. 

Seperti diketahui, dari 30 kursi DPRD Bangli, Golkar mengoleksi 6 kursi atau setara dengan 20 persen.

Hal ini membuat Golkar bisa mengusung sendiri tanpa berkoalisi di Pilkada 2020 nanti. Di Bangli sendiri selain Golkar, PDIP dapat mengusung sendiri dengan jumlah 16 kursi setara dengan 53,33 persen. 

Pengusaha asal Desa Batur, Kintamani, Bangli, ini juga tetap santai meski Subrata santer disebut akan berpasangan dengan politikus gaek PDIP, Ngakan Kutha Parwata. 

Menurutnya, hal tersebut sangat biasa dalam percaturan politik.  Bahkan, pendaftaran Subrata ke Golkar sendiri dinilai olehnya sekedar show force semata. 

Ia menilai setiap orang memiliki strategi politik yang berbeda-beda. “Semua (politisi) punya strategi sendiri,” tukasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/