29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 3:19 AM WIB

Keren…Film Kanya Raih Juara III Film Dokumentar Kemendikbud

DENPASAR – Kabar membanggakan kembali hadir untuk dunia perfilman di Bali. Film Kanya yang disutradarai AAI Sari Ning Gayatri (SMAN 3 Denpasar) berhasil meraih juara 3

dalam Lomba film dokumenter bertema Anak Muda Melek Sejarah yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Pengumuman pemenang dan penyerahan hadiah dilakukan Jumat (5/10) lalu di Kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta.

Film Kanya menyisihkan lebih dari 400 peserta dari seluruh Indonesia. Sang Sutradara, AAI Sari Ning Gayatri mengatakan film Kanya itu menggunakan orang ketiga sebagai jembatan cerita.

“Jadi, film ini menceritakan tentang pencarian jejak kepahlawanan Ida I Dewa Agung Istri Kanya, seorang pahlawan perempuan dari Klungkung

yang sampai saat ini belum diangkat menjadi pahlawan nasional oleh seorang anak SMA,” ujar AAI Sari Ning Gayatri kepada Jawa Pos Radar Bali.

Gek Sari – panggilan akrabnya pun berharap film Kanya ini bisa berguna buat banyak orang.

“Bisa memberi informasi dan edukasi mengenai Ida I Dewa Agung Istri Kanya. Dan tentunya bisa menggemakan nama beliau lebih keras sehingga secepatnya bisa diangkat menjadi pahlawan nasional,” ujarnya.

Diketahui sebelumnya, penjurian hasil Karya Perekaman Dokumenter Sejarah melalui kegiatan Lomba Kreasi Audiovisual Sejarah (LKAS) tahun 2018 dengan tema sejarah Identitas Negeriku telah selesai dilakukan.

Pelaksanaan penjurian dilaksanakan pada Jumat, 31 Agustus 2018, diselenggarakan di Jakarta oleh Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Penjurian ini dilakukan oleh tim juri terdiri dari M. Abduh Aziz, S.S (Direktur PFN), Dr. Bondan Kanumoyoso (Universitas Indonesia),

Totot Indrarto (Praktisi Film), Dra. Triana Wulandari, M.Si. (Direktorat Sejarah), dan Syukur Asih Suprojo, S.S. (Direktorat Sejarah).

Dewan juri melakukan penjurian karya film dokumenter untuk memilih 10 finalis terbaik yang nantinya akan maju pada babak malam penganugerahan.

Berdasarkan hasil keputusan dewan juri menetapkan 10 karya film dokumenter untuk masuk nominasi dan keputusan dewan juri bersifat mutlak tidak dapat diganggu gugat dan Kanya pun meraih 3 terbaik.

Diketahui juga, Film Gek Sari yang lain, Penempa Bara, juga memenangi Lomba Film Dokumenter Kategori Pelajar Denpasar Film Festival (DFF) 2018.  

DENPASAR – Kabar membanggakan kembali hadir untuk dunia perfilman di Bali. Film Kanya yang disutradarai AAI Sari Ning Gayatri (SMAN 3 Denpasar) berhasil meraih juara 3

dalam Lomba film dokumenter bertema Anak Muda Melek Sejarah yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Pengumuman pemenang dan penyerahan hadiah dilakukan Jumat (5/10) lalu di Kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta.

Film Kanya menyisihkan lebih dari 400 peserta dari seluruh Indonesia. Sang Sutradara, AAI Sari Ning Gayatri mengatakan film Kanya itu menggunakan orang ketiga sebagai jembatan cerita.

“Jadi, film ini menceritakan tentang pencarian jejak kepahlawanan Ida I Dewa Agung Istri Kanya, seorang pahlawan perempuan dari Klungkung

yang sampai saat ini belum diangkat menjadi pahlawan nasional oleh seorang anak SMA,” ujar AAI Sari Ning Gayatri kepada Jawa Pos Radar Bali.

Gek Sari – panggilan akrabnya pun berharap film Kanya ini bisa berguna buat banyak orang.

“Bisa memberi informasi dan edukasi mengenai Ida I Dewa Agung Istri Kanya. Dan tentunya bisa menggemakan nama beliau lebih keras sehingga secepatnya bisa diangkat menjadi pahlawan nasional,” ujarnya.

Diketahui sebelumnya, penjurian hasil Karya Perekaman Dokumenter Sejarah melalui kegiatan Lomba Kreasi Audiovisual Sejarah (LKAS) tahun 2018 dengan tema sejarah Identitas Negeriku telah selesai dilakukan.

Pelaksanaan penjurian dilaksanakan pada Jumat, 31 Agustus 2018, diselenggarakan di Jakarta oleh Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Penjurian ini dilakukan oleh tim juri terdiri dari M. Abduh Aziz, S.S (Direktur PFN), Dr. Bondan Kanumoyoso (Universitas Indonesia),

Totot Indrarto (Praktisi Film), Dra. Triana Wulandari, M.Si. (Direktorat Sejarah), dan Syukur Asih Suprojo, S.S. (Direktorat Sejarah).

Dewan juri melakukan penjurian karya film dokumenter untuk memilih 10 finalis terbaik yang nantinya akan maju pada babak malam penganugerahan.

Berdasarkan hasil keputusan dewan juri menetapkan 10 karya film dokumenter untuk masuk nominasi dan keputusan dewan juri bersifat mutlak tidak dapat diganggu gugat dan Kanya pun meraih 3 terbaik.

Diketahui juga, Film Gek Sari yang lain, Penempa Bara, juga memenangi Lomba Film Dokumenter Kategori Pelajar Denpasar Film Festival (DFF) 2018.  

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/