28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 6:31 AM WIB

10 Atlet Kriket Bali Bela Papua, KONI Bali: Jangan Lupa Kawitan

DENPASAR – Kabar kurang sedap datang dari cabang olahraga kriket. Setidaknya ada 10 atlet kriket Bali yang kemungkinan besar hengkang menuju Papua.

10 atlet tersebut adalah I Kadek Gamantika, Dewa Gde Putra Kisawa, Wayan Budiarta, Danielson, Gede Suda Arsa, Gede Darma Arta, Gede Yogi Prastama, Ketut Arya Pastika, Fangky Sony, dan Wayan Sariani.

Sebelumnya, 10 atlet ini membela Papua di Kejurnas Kriket 2018 di Lapangan Kriket Unud, beberapa waktu lalu.

Entah itu membela Papua atau tidak, tetapi saat itu Gamantika dkk mengenakan jersey Papua. Ketum KONI Bal I Ketut Suwandi menyayangkan sikap para atlet tersebut.

Apalagi saat itu, mereka tidak menyampaikan pemberitahuan ataupun proses mutasi kepada KONI Bali jika memang hijrah menuju Papua.

Yang parah, menurut Suwandi mereka semua tidak menunjukkan sikap hormat kepada KOBI Bali karena beramai-ramai mengajukan surat pengunduran diri sebagai atlet Kriket Bali.

Menyikapi hal ini, Suwandi berencana melakukan rapat dengan Pengprov Persatuan Cricket Indonesia (PCI) Bali minggu ini untuk membahas masalah 10 atlet kriket asal Bali tersebut.

“Kami berencana melakukan rapat dengan pengurus PCI Bali minggu ini,” kata I Ketut Suwandi. Ditanya apakah KONI Bali termasuk Suwandi kecewa, tentu saja mereka kecewa.

Apalagi mereka juga yang membawa Tim Kriket Putra Bali meraih dua medali emas di PON XIX/2016, Jabar.

“Kami akan tunggu apa yang dihasilkan dalam rapat nanti. Langkah-langkah berikutnya harus seperti apa, kami akan beberkan.

Pelajarannya adalah KONI Bali harus lebih kerja keras lagi membina atlet-atlet Bali agar tidak goyah dan lupa kawitan,” tegas mantan Ketum KONI Badung ini.

Jika seandainya dalam rapat tersebut pihak Pengprov PCI Bali terbukti membiarkan 10 atlet tersebut hijrah membela Papua,

KONI Bali tidak segan-segan untuk melayangkan gugatan hukum ke Badan Arbitrase Olahraga Republik Indonesia (BAORI).

“Ini masalah karakter dan mental. Masalah dapat atu tidak medali di PON itu bukan tujuan akhir, tetapi bagaimana para atlet memiliki karakter, bisa menghargai orang-orang disekitar, dan menghargai daerah mereka sendiri,” tegasnya.

Bahkan, KONI Bali juga bisa mengambil tindakan tegas dengan mencoret cabor kriket di Porprov Bali 2019 Tabanan. 

DENPASAR – Kabar kurang sedap datang dari cabang olahraga kriket. Setidaknya ada 10 atlet kriket Bali yang kemungkinan besar hengkang menuju Papua.

10 atlet tersebut adalah I Kadek Gamantika, Dewa Gde Putra Kisawa, Wayan Budiarta, Danielson, Gede Suda Arsa, Gede Darma Arta, Gede Yogi Prastama, Ketut Arya Pastika, Fangky Sony, dan Wayan Sariani.

Sebelumnya, 10 atlet ini membela Papua di Kejurnas Kriket 2018 di Lapangan Kriket Unud, beberapa waktu lalu.

Entah itu membela Papua atau tidak, tetapi saat itu Gamantika dkk mengenakan jersey Papua. Ketum KONI Bal I Ketut Suwandi menyayangkan sikap para atlet tersebut.

Apalagi saat itu, mereka tidak menyampaikan pemberitahuan ataupun proses mutasi kepada KONI Bali jika memang hijrah menuju Papua.

Yang parah, menurut Suwandi mereka semua tidak menunjukkan sikap hormat kepada KOBI Bali karena beramai-ramai mengajukan surat pengunduran diri sebagai atlet Kriket Bali.

Menyikapi hal ini, Suwandi berencana melakukan rapat dengan Pengprov Persatuan Cricket Indonesia (PCI) Bali minggu ini untuk membahas masalah 10 atlet kriket asal Bali tersebut.

“Kami berencana melakukan rapat dengan pengurus PCI Bali minggu ini,” kata I Ketut Suwandi. Ditanya apakah KONI Bali termasuk Suwandi kecewa, tentu saja mereka kecewa.

Apalagi mereka juga yang membawa Tim Kriket Putra Bali meraih dua medali emas di PON XIX/2016, Jabar.

“Kami akan tunggu apa yang dihasilkan dalam rapat nanti. Langkah-langkah berikutnya harus seperti apa, kami akan beberkan.

Pelajarannya adalah KONI Bali harus lebih kerja keras lagi membina atlet-atlet Bali agar tidak goyah dan lupa kawitan,” tegas mantan Ketum KONI Badung ini.

Jika seandainya dalam rapat tersebut pihak Pengprov PCI Bali terbukti membiarkan 10 atlet tersebut hijrah membela Papua,

KONI Bali tidak segan-segan untuk melayangkan gugatan hukum ke Badan Arbitrase Olahraga Republik Indonesia (BAORI).

“Ini masalah karakter dan mental. Masalah dapat atu tidak medali di PON itu bukan tujuan akhir, tetapi bagaimana para atlet memiliki karakter, bisa menghargai orang-orang disekitar, dan menghargai daerah mereka sendiri,” tegasnya.

Bahkan, KONI Bali juga bisa mengambil tindakan tegas dengan mencoret cabor kriket di Porprov Bali 2019 Tabanan. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/