DENPASAR – Pengprov PABSI Bali, tampaknya, benar-benar sangat serius untuk menggondol satu medali emas di PON XX/2021, tahun depan.
Maklum, hanya I Ketut Ariana saja yang berhasil lolos dan menjadi lifter Bali di PON nanti. Motivasi dan dukungan moril menjadi salah satu cara yang dilakukan Pengprov PABSI Bali untuk Ariana.
Sekarang, Ariana sedang berada di kampung halamannya di Desa Melaya, Jembrana untuk pemulihan cedera yang dialaminya menjelang Asian Games 2018, Jakarta – Palembang.
Kondisinya pun sekarang mulai berangsur membaik. Apalagi, dia juga absen di SEA Games 2019, Manila. Program latihan untuknya sudah diberikan oleh Pelatih Angkat Besi PON Bali Joko Hanggono.
“Dia (Ketut Ariana) masih tetap berlatih di rumahnya. Hanya untuk recovery cedera saja dan sudah diberikan program latihan untuk dia,” terang Ketum Pengprov PABSI Bali I Wayan Bun Setiadi saat ditemui di Ubud, Gianyar kemarin.
Program latihan lanjutan masih belum dilakukan karena lifter peraih medali emas di SEA Games 2017, Kuala Lumpur tersebut sedang menuggu kelahiran anak keduanya yang rencananya lahir di akhir tahun ini.
Pengprov PABSI Bali juga berencana untuk mengunjungi lifter yang akrab disapa Banat tersebut ke rumahnya.
“Dalam waktu dekat mungkin kami kesana. Kami ingin mengunjungi Banat dan melihat kondisinya. Kami ingin memberikan dukungan moril untuk dia agar mentalnya kembali bangkit,” ucap Bun Setiadi.
Menurut pria yang akrab disapa Obit tersebut, program latihan lanjutan baru akan dilakukan paling lambat pada akhir Januari atau awal Februari tahun depan.
Banat pun akan diberikan berbagai fasilitas penunjang seperti tempat tinggal karena latihan hingga jelang PON akan dilakukan di Ubud.
“Tergantung Banat saja. Apakah mau tinggal di Denpasar atau Ubud. Kami akan fasilitasi bersama dengan keluarganya agar dia fokus untuk berlatih,” ucapnya.
Disesi latihan nanti, Obit tidak mau memaksakan Banat. Dari data yang diperoleh, Banat memiliki angkatan snatch terakhir seberat 154 kg saat test even angkat besi jelang Asian Games 2018.
Di PON nanti, tentu angkatan terbaik tidak lebih dari 154 kg. Obit sendiri ingin hidup mati Banat ada di PON.
“Kami tidak mau habis-habisan di latihan karena dia ada riwayat cedera. Bagaimana di PON nanti dia harus habis-habisan. Kalau di latihan dia bisa mengangkat beban sekitar 140 kg,
bagaimana caranya di PON dia harus bisa minimal mengangkat beban 150 kg. Intinya hidup mati ada di PON nanti. Nothing to lose,” tuturnya.