DENPASAR – Even olahraga terbesar di dunia, Olimpiade Tokyo sudah resmi diundur hingga tahun depan. Waktu pelaksanaannya pun sudah ditetap Komite Olimpiade Internasional (IOC).
Waktu pelaksanaan yang seharusnya berlangsung pada 24 Juli – 9 Agustus ditunda menjadi 23 Juli – 8 Agustus 2021.
Tahun depan boleh dikatakan sebagai tahun olahraga karena banyaknya even mayor yang digelar. Mulai dari Piala Dunia U-20, Moto GP seri Mandalika, hingga SEA Games 2021, Vietnam.
Jika dilihat dari olahraga secara global, tentu Piala Dunia U-20 dan Moto GP tidak menjadi bagian dari KONI Bali.
Yang dipikirkan KONI Bali tahun depan adalah Olimpiade Tokyo, PON Papua, dan SEA Games. Maklum, waktu penyelenggaraan bisa dikatakan cukup mepet.
Setelah Olimpiade, para atlet kontingen Indonesia sudah harus bertarung membawa bendera daerah mereka masing-masing di PON Papua yang rencananya dihelat pada 2 – 13 Oktober.
Setelah itu, SEA Games di Hanoi, Vietnam berlangsung mulai tanggal 21 November – 2 Desember.
Bagi atlet penghuni Pelatnas, jelas sangat menguras tenaga karena tiga even mayor yang mungkin akan dilakoni jika tidak ada halangan berarti.
Tapi, hingga saat ini, Pelatnas belum memanggil atlet untuk kembali berlatih. Ada beberapa atlet asal Bali yang masih berpotensi untuk menjadi wakil Indonesia di Olimpiade.
Sebut saja Oka Sulaksana dari cabor selancar angin dan Cok Istri Agung Sanistya Rani dari cabor karate.
Keduanya masih akan bertarung kembali untuk memperebutkan tiket menuju even olahraga empat tahunan terbesar di dunia tersebut.
Mengenai siapa saja yang masuk ke Pelatnas, Ketum KONI Bali I Ketut Suwandi mengaku masih belum mendapatkan informasi apapun.
“Sampai sekarang belum ada informasi soal atlet Bali yang dipanggil Pelatnas untuk persiapan Olimpiade,” ujar Ketut Suwandi.
Meski masih belum mengetahui secara rinci terkait siapa atlet yang menghuni Pelatnas, Suwandi optimis ada atlet Bali yang bisa menjadi wakil Indonesia.
“Kami di KONI Bali pasti berharap ada atlet Bali lagi yang bisa mewakili Indonesia di Olimpiade. Apalagi sampai menyumbangkan medali,” ungkapnya.
Dari edisi Olimpiade sebelum-sebelumnya, ada beberapa atlet Pulau Dewata yang tergabung dalam Kontingen Indonesia.
Sebut saja Maria Natalia Londa dari cabor lompat jauh dan jangkit, Luh Sinta Darmariyani serta I Ketut Ariana dari cabor angkat besi.
Lalu apakah Mantan Ketua KONI Badung itu tidak khawatir seandainya ada atlet Bali yang mengalami cedera pasca Olimpiade karena waktu pelaksanaan yang sedikit mepet? Dia mengaku tidak khawatir sama sekali.
Sebab waktu pelaksanaan Olimpiade dan PON Papua memiliki jarak pelaksanaan yang sudah masuk dalam batas kewajaran.
“Saya tahu bagaimana atlet menjaga agar dia tidak cedera ketika mengikuti dua kejuaraan yang hanya berselang satu bulan.
Olimpiade pasti jadi salah satu target utama atlet, terutama atlet asal Bali jika mereka benar-benar lolos,” tutupnya.