29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:45 AM WIB

Berbeda Setara Bersaudara, Cara Rawback Kritik Kerakusan Investor

DENPASAR – Lewat album Berbeda Setara Bersaudara, band beraliran Punk Rock Rawback ingin menyuarakan kesenjangan.

Hal ini tercermin dari beberapa lagu mereka yang terekam dalam album kedua mereka selama terbentuk pada tahun 2010 silam.

Band yang beranggotakan Gustu (vokal) Tongoz Hell (gitar), Mino (bass), Turah Gede (drum), dan Bor De Gus (rythem) ini ingin menyuarakan keresahan tersebut lewat karya.

“Lagu bisa jadi media untuk kami menyuarakan kesenjangan. Penyampian lewat lagu biasanya akan lebih mengena dan lebih gampang,” tutur Tongoz Hell didampingi empat personelnya.

Album yang dikemas dalam bentuk CD ini ini berisi 12 lagu. Seperti lagu Semua Pasti, misalnya, tentang saran agar tidak bersombong diri, karena kesombongan tersebut juga berujung pada sebuah kematian sebagai manusia.

Atau lagu Hidup Miskin di Negeri Yang Kaya, misalnya, tentang kerakusan investor. “Sejak investor masuk ini justru malah merusak lingkungan,” terangnya.

Namun sebelum itu, di tahun 2016 silam band ini juga telah melahirkan sebuah mini album yang berisi lima lagu.

“Kami tetap konsisten menyuarakan kesenjangan. Dari awal band ini terbentuk juga memang sudah dikonsep demikian. Karena memang kami memiliki satu misi dengan personel lainnya,” kata Bor De Gus menimpali.

Lirik-lirik yang tajam tersebut terbesit atas dasar pengalaman pribadi dan beberapa temannya serta kondisi yang dilihat.

“Atas dasar itu kami membuat lirik. Jadi lebih banyak dari kondisi sekitar kami. Seperti kondisi sosial, menjual agama demi kepentingan dan juga tentang menjaga persaudaraan di tengah perbedaan,” katanya.

Rencana full album ini akan resmi diedarkan pada Februari mendatang. Tidak hanya CD namun juga akan diedarkan lewat platform digital dan juga kaset pita.

“Kami tetap mengeluarkan rilisan fisik sebagai bentuk wujud karya dan juga kenang-kenangan. Ini akan tetap kami lalukan,” tambahnya.

Para personel beraharap lewat album ini bisa menyuarakan apa yang menjadi kerisauan banyak orang atas sistem yang salah. “Semoga karya kami bisa diterima, dan juga mempunyai efek positif,” jelas Mino sang basis.

Disinggung proses pembuatan lirik, hal itu tercipta dari diskusi antar personelnya. Rencana ke depan setelah merilis album ini, Rawback akan menggelar lawatan mini tour ke luar daerah Bali. Seperti Bandung dan Jakarta. 

DENPASAR – Lewat album Berbeda Setara Bersaudara, band beraliran Punk Rock Rawback ingin menyuarakan kesenjangan.

Hal ini tercermin dari beberapa lagu mereka yang terekam dalam album kedua mereka selama terbentuk pada tahun 2010 silam.

Band yang beranggotakan Gustu (vokal) Tongoz Hell (gitar), Mino (bass), Turah Gede (drum), dan Bor De Gus (rythem) ini ingin menyuarakan keresahan tersebut lewat karya.

“Lagu bisa jadi media untuk kami menyuarakan kesenjangan. Penyampian lewat lagu biasanya akan lebih mengena dan lebih gampang,” tutur Tongoz Hell didampingi empat personelnya.

Album yang dikemas dalam bentuk CD ini ini berisi 12 lagu. Seperti lagu Semua Pasti, misalnya, tentang saran agar tidak bersombong diri, karena kesombongan tersebut juga berujung pada sebuah kematian sebagai manusia.

Atau lagu Hidup Miskin di Negeri Yang Kaya, misalnya, tentang kerakusan investor. “Sejak investor masuk ini justru malah merusak lingkungan,” terangnya.

Namun sebelum itu, di tahun 2016 silam band ini juga telah melahirkan sebuah mini album yang berisi lima lagu.

“Kami tetap konsisten menyuarakan kesenjangan. Dari awal band ini terbentuk juga memang sudah dikonsep demikian. Karena memang kami memiliki satu misi dengan personel lainnya,” kata Bor De Gus menimpali.

Lirik-lirik yang tajam tersebut terbesit atas dasar pengalaman pribadi dan beberapa temannya serta kondisi yang dilihat.

“Atas dasar itu kami membuat lirik. Jadi lebih banyak dari kondisi sekitar kami. Seperti kondisi sosial, menjual agama demi kepentingan dan juga tentang menjaga persaudaraan di tengah perbedaan,” katanya.

Rencana full album ini akan resmi diedarkan pada Februari mendatang. Tidak hanya CD namun juga akan diedarkan lewat platform digital dan juga kaset pita.

“Kami tetap mengeluarkan rilisan fisik sebagai bentuk wujud karya dan juga kenang-kenangan. Ini akan tetap kami lalukan,” tambahnya.

Para personel beraharap lewat album ini bisa menyuarakan apa yang menjadi kerisauan banyak orang atas sistem yang salah. “Semoga karya kami bisa diterima, dan juga mempunyai efek positif,” jelas Mino sang basis.

Disinggung proses pembuatan lirik, hal itu tercipta dari diskusi antar personelnya. Rencana ke depan setelah merilis album ini, Rawback akan menggelar lawatan mini tour ke luar daerah Bali. Seperti Bandung dan Jakarta. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/