DENPASAR– Lerby menjadi pahlawan kemenangan Bali United setelah golnya di menit akhir memanfaatkan kesalahan clearance penjaga gawang Borneo FC Gianluca Pandeynuwu yang tepat jatuh di kaki Lerby pada menit ke-90+2. Bali United menang dengan skor 2:1 untuk kemenangan Serdadu Tridatu.
Pelatih Borneo Fakhri Husaini kecewa berat. Tapi disatu sisi Lerby pun senang dengan kemenangan ini.
Tapi hatinya bergejolak setelah mencetak gol. Sebab yang dibobol adalah gawang Borneo FC, klub yang sudah dibelanya selama empat musim sebelum kembali ke Bali United.
Samarinda juga menjadi kota kelahirannya. Itu sebabnya dia menangis dan melakukan gestur minta maaf setelah mencetak gol kemenangan Bali United.
Ini adalah gol keduanya bersama Serdadu Tridatu musim ini. “Puji Tuhan saya bisa mencetak gol lagi. Apalagi di putaran pertama, saya hanya mencetak satu gol,” terangnya.
Gol yang dicetak saat itu dibukukan saat menghadapi Persikabo 1973. “Semoga bisa berlanjut terus,” tambahnya.
Terkait selebrasi emosional Lerby ke gawang sang mantan, menurutnya itu adalah hal yang biasa. Makanya dia enggan untuk melakukan selebrasi yang berlebihan.
Pemain kelahiran Samarinda, 30 tahun lalu ini menambahkan selama berseragam Borneo FC, dia sudah mencetak tiga gol ke gawang Bali United.
Sebelum ke Borneo, dia adalah pemain Serdadu Tridatu dan Persisam Putra Samarinda. Klub yang akhirnya berubah menjadi Bali United pada tahun 2015. “Saya sudah cetak gol tiga kali ke gawang Bali United. Tidak mungkin sekarang saya selebrasi karena saya lahir di sana (Samarinda) dan saya putra daerah. Tapi selama saya membela sebuah klub, saya harus memberikan yang terbaik,” tuturnya.
Terkait reaksinya sebelum mencetak gol ke gawang kosong yang ditinggal Pandeynuwu, Lerby mengaku hanya insting golnya saja yang berbicara.
Prediksinya jika dia melakukan kontrol bola yang tepat jatuh di kakinya, mungkin saja gol tidak akan terjadi.
“Pelatih selalu ditekankan untuk harus memiliki insting gol dan tetap harus fokus. Kalau masalah cetak gol tadi, itu hanya feeling goal sepersekian detik saja. Kalau seandainya saya kontrol bola, pasti pemain lawan bisa mundur ke belakang dan jaga gawang mereka yang kosong. Mungkin saja tidak terjadi gol,” tutupnya.