29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 10:46 AM WIB

Terbentur Umur, Reza Irfana Sulit Tembus Posisi Starter, Ini Responnya

DENPASAR – M. Taufiq, Fadil Sausu, Paulo Sergio, Kadek Agung Widnyana Putra, hingga Brwa Nouri. Itulah beberapa gelandang yang dimiliki Bali United musim ini.

Mau mendapat menit bermain, mau tidak mau harus bersaing dengan mereka semua. Ini yang dirasakan gelandang muda milik Bali United yang baru saja promosi dari Bali United U-20 musim ini, Reza Irfana.

Reza benar-benar harus berjuang keras jika ingin mendapatkan tempat di skuad utama Serdadu Tridatu saat kompetisi mulai kembali digulirkan pada Oktober mendatang.

Sebenarnya regulasi pemain U-19 memudahkan jalan pemain muda untuk mendapatkan menit bermain. Hanya masalahnya, Reza sekarang ini sudah berusia 21 tahun.

Dia adalah pemain kelahiran 20 Juli 1999. Mau tidak mau, Reza tidak mungkin mengandalkan regulasi pemain U-19 untuk bisa mendapat menit bermain.

Mungkin yang bisa hanya Irfan Jauhari, Kadek Dimas Satria, dan Komang Tri Artha saja yang mendapatkan kesempatan emas bermain di tim senior.

Diwawancarai beberapa waktu lalu, pemain kelahiran Pati, Jawa Tengah tersebut mengaku tidak masalah dengan apa yang terjadi saat ini.

Sebaliknya, Reza mendukung adanya regulasi pemain muda yang diterapkan oleh PSSI. “Kalau menurut saya, regulasi seperti itu sangat positif karena untuk pemain muda bisa termotivasi lagi.

Pemain muda juga bisa semakin bekerja keras saat latihan karena tahu ada rencanya regulasi pemain muda oleh PSSI. Bagus juga untuk jam terbang pemain muda,” ucapnya.

Baginya, Elite Pro Academy (EPA) menjadi batu loncatan yang sangat berharga baginya dan mungkin bagi pemain lainnya.

Meskipun sudah masuk di tim senior Serdadu Tridatu, Reza mengaku jika EPA Liga 1 seharusnya bisa digulirkan meskipun sekarang masih belum tahu arahnya akan kemana. Apakah ditiadakan atau tidak.

“Kalau dipikir-pikir, sangat beruntung sekali di zaman saya ada EPA Liga 1. Ini bisa menjadi motivasi untuk pemain muda agar bisa bermain melawan klub-klub besar meskipun hanya

Di kompetisi kelompok umur. Kebetulan EPA Liga 1 punya manfaat besar untuk saya karena berkat kompetisi ini, saya bisa menembus skuad utama. Positif ya dengan adanya EPA,” ucapnya.

Untuk saat ini, Reza sedang berada di kampung halamannya di Pati. Mau tidak mau, dia harus berlatih sendiri.

Tapi dalam beberapa waktu terakhir, dia mulai berlatih dengan pemain lokal dari kampung halamannya. Terkadang dia juga berlatih dengan penjaga gawang PSIS Semarang Joko Ribowo.

Kebetulan, Joko memiliki Sekolah Sepak Bola (SSB) disana. “Kalau di rumah saja, tentu beda rasanya. Apalagi ini sudah tiga bulan lebih. Sangat jenuh hanya latihan di rumah saja.

Baru bulan kedua di Pati, saya mulai latihan dengan teman-teman disini dan juga ada mas Joko (Ribowo).

Ada pelatih fisiknya juga jadi tidak bosan. Senang juga bisa kenal dengan pemain-pemain muda di Pati,” tutupnya.

DENPASAR – M. Taufiq, Fadil Sausu, Paulo Sergio, Kadek Agung Widnyana Putra, hingga Brwa Nouri. Itulah beberapa gelandang yang dimiliki Bali United musim ini.

Mau mendapat menit bermain, mau tidak mau harus bersaing dengan mereka semua. Ini yang dirasakan gelandang muda milik Bali United yang baru saja promosi dari Bali United U-20 musim ini, Reza Irfana.

Reza benar-benar harus berjuang keras jika ingin mendapatkan tempat di skuad utama Serdadu Tridatu saat kompetisi mulai kembali digulirkan pada Oktober mendatang.

Sebenarnya regulasi pemain U-19 memudahkan jalan pemain muda untuk mendapatkan menit bermain. Hanya masalahnya, Reza sekarang ini sudah berusia 21 tahun.

Dia adalah pemain kelahiran 20 Juli 1999. Mau tidak mau, Reza tidak mungkin mengandalkan regulasi pemain U-19 untuk bisa mendapat menit bermain.

Mungkin yang bisa hanya Irfan Jauhari, Kadek Dimas Satria, dan Komang Tri Artha saja yang mendapatkan kesempatan emas bermain di tim senior.

Diwawancarai beberapa waktu lalu, pemain kelahiran Pati, Jawa Tengah tersebut mengaku tidak masalah dengan apa yang terjadi saat ini.

Sebaliknya, Reza mendukung adanya regulasi pemain muda yang diterapkan oleh PSSI. “Kalau menurut saya, regulasi seperti itu sangat positif karena untuk pemain muda bisa termotivasi lagi.

Pemain muda juga bisa semakin bekerja keras saat latihan karena tahu ada rencanya regulasi pemain muda oleh PSSI. Bagus juga untuk jam terbang pemain muda,” ucapnya.

Baginya, Elite Pro Academy (EPA) menjadi batu loncatan yang sangat berharga baginya dan mungkin bagi pemain lainnya.

Meskipun sudah masuk di tim senior Serdadu Tridatu, Reza mengaku jika EPA Liga 1 seharusnya bisa digulirkan meskipun sekarang masih belum tahu arahnya akan kemana. Apakah ditiadakan atau tidak.

“Kalau dipikir-pikir, sangat beruntung sekali di zaman saya ada EPA Liga 1. Ini bisa menjadi motivasi untuk pemain muda agar bisa bermain melawan klub-klub besar meskipun hanya

Di kompetisi kelompok umur. Kebetulan EPA Liga 1 punya manfaat besar untuk saya karena berkat kompetisi ini, saya bisa menembus skuad utama. Positif ya dengan adanya EPA,” ucapnya.

Untuk saat ini, Reza sedang berada di kampung halamannya di Pati. Mau tidak mau, dia harus berlatih sendiri.

Tapi dalam beberapa waktu terakhir, dia mulai berlatih dengan pemain lokal dari kampung halamannya. Terkadang dia juga berlatih dengan penjaga gawang PSIS Semarang Joko Ribowo.

Kebetulan, Joko memiliki Sekolah Sepak Bola (SSB) disana. “Kalau di rumah saja, tentu beda rasanya. Apalagi ini sudah tiga bulan lebih. Sangat jenuh hanya latihan di rumah saja.

Baru bulan kedua di Pati, saya mulai latihan dengan teman-teman disini dan juga ada mas Joko (Ribowo).

Ada pelatih fisiknya juga jadi tidak bosan. Senang juga bisa kenal dengan pemain-pemain muda di Pati,” tutupnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/