DENPASAR – Meski hanya berhasil mengemas satu poin dari laga tandang melawan tim promosi PSIS Semarang, suporter tetap bangga dengan perjuangan Fadil Sausu dkk.
Permainan Bali United di laga away pertama dinilai sudah mengalami perkembangan signifikan. Terutama umpan pendek tiki-taka dan long pass yang sudah mulai padu.
Kebuntuan di lini depan juga sudah mulai cair. Terbukti, meski dianulir wasit karena dianggap offside, dua gol yang dilesakkan striker Spasojevic dan Nick Vander Velden menunjukkan lini depan mulai tajam.
“Secara keseluruhan sudah tampil luar biasa. Banyak peluang tercipta tapi tidak jadi gol. Kami melihat laga melawan PSIS Semarang kemarin
hanya kurang beruntung saja,” ujar Penasihat Brigade Zupporter (Brigaz) Bali, Nyoman Suharta kepada Jawa Pos Radar Bali.
Seperti suproter Bali United lainnya, Suharta menyesalkan keputusan wasit yang menganulir gol Nick Vander Velden.
“Gol VdV (Vander Velden) itu jelas onside, tidak offside. Tapi, biarlah kita tahu kualitas wasit di Indonesia,” sindirnya.
Suharta memberi catatan khusus pada penampilan Spaso. Menurut pria asal Buleleng itu, Spaso sudah berusaha keras mencetak gol.
Pemain naturalisasi itu diyakini hanya butuh sedikit waktu lagi untuk membukukan gol ke gawang lawan.
Suharta yakin, jika suplai bola dari lini tengah dan belakang kepada Spaso banyak maka Spaso bisa mengukir namanya di papan skor.
Nah, agar Spaso lebih tokcer Suharta memiliki usul menarik untuk Spaso. Dia meminta Spaso melakukan ritual khusus “goyang jala” alias menggoyangkan jaring gawang lawan disela-sela pertandingan.
“Percaya tidak percaya, meski kelihatannya tidak masuk akal, Spaso harus berani goyang-goyangkan jaring lawan jika tidak gol. Tujuannya (goyang jala) itu buang sial,” tutur pria 44 tahun itu.
Selama ini Suharta melihat Spaso belum pernah mengoyang-goyangkan jaring lawan jika gagal membuat gol.
Padahal, beberapa kali Spaso mengarahkan bola ke gawang lawan baik melalui tendagan maupun sundulan kerap gagal karena membentur tiang gawang atau mistar.