28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:38 AM WIB

Anak-anak Pengungsi Terpana Aksi Gocek Bola Marcos Flores dkk

RadarBali.com – Banyak cara untuk menghibur pengungsi. Salah satunya bertanding main bola. Itulah yang terlihat di lapangan berdebu GOR Swecapura, Klungkung, kemarin.

Gusti Ngurah Putu Andnyana Putra, Komang Juniantara, I Kadek Nanda Manik Darmawan, dkk, mendapat kesempatan bertanding melawan pemain bintang Bali United.

Ya, anak-anak pengungsi itu bertanding melawan Marcos Abel Flores Benard, Nick van der Velden, Ahn Byung Keon, Syakir Sulaiman, dan Steven Imbiri.

 “Senang,” jawab I Kadek Nanda Manik Darmawan. Pelajar kelas 1 SMP itu mengaku sebagai fans berat Sylvano Comvalius.

Tak hanya Nanda, puluhan bocah pengungsi lainnya juga mengaku mengidolakan striker berpostur raksasa dengan ciri khas jambang lebat itu.

“Yang nyumbang dua gol lawan Bhayangkara,” tandas mereka. Usut punya usut, ternyata anak-anak tersebut menyaksikan pertandingan tersebut lewat layar tancap yang disediakan khusus di dalam GOR Swecapura oleh pemerintah Kabupaten Klungkung.

Tak hanya di lapangan bola, kala masuk ke lokasi pengungsian utama pada pukul 15.22,Jawa Pos Radar Bali menyaksikan perhatian dan kasih sayang seluruh punggawa Bali United, khususnya kepada anak-anak.

Marcos Flores yang paling bersemangat soal ini. Beberapa kali dia tampak menyalami bocah-bocah tersebut dan mempraktikkan kecakapannya berbahasa Indonesia.

Bersama Nick van der Velden, Marcos juga sempat membuat lingkaran besar bersama anak-anak korban pengungsian.

Ada empat intruksi dalam permain tersebut, yakni papa, mama, adik, dan kakak. Untuk intruksi mama gerakan yang dilakukan para peserta adalah maju.

Papa untuk gerakan loncat ke belakang, adik berarti ke kiri, dan kakak sama dengan ke kanan. Permainan itu sontak mengundang perhatian para pengungsi seiisi GOR.

Para pemain pun dibanjiri ajakan berfoto. Tak hanya oleh anak-anak dan remaja, melainkan juga oleh kaum dewasa serta tua.

Saat beberapa pengungsi ditanya ternyata mereka atau hati dengan pengungsi anak-anak; kompak menyebut keinginannya berfoto Sylvano Comvalius.

Pilihan kedua adalah Irfan Harrys Bachdim. Meski demikian, kesempatan berfoto dengan Gede Sukadana, dkk. sama sekali tak dilewatkan. 

RadarBali.com – Banyak cara untuk menghibur pengungsi. Salah satunya bertanding main bola. Itulah yang terlihat di lapangan berdebu GOR Swecapura, Klungkung, kemarin.

Gusti Ngurah Putu Andnyana Putra, Komang Juniantara, I Kadek Nanda Manik Darmawan, dkk, mendapat kesempatan bertanding melawan pemain bintang Bali United.

Ya, anak-anak pengungsi itu bertanding melawan Marcos Abel Flores Benard, Nick van der Velden, Ahn Byung Keon, Syakir Sulaiman, dan Steven Imbiri.

 “Senang,” jawab I Kadek Nanda Manik Darmawan. Pelajar kelas 1 SMP itu mengaku sebagai fans berat Sylvano Comvalius.

Tak hanya Nanda, puluhan bocah pengungsi lainnya juga mengaku mengidolakan striker berpostur raksasa dengan ciri khas jambang lebat itu.

“Yang nyumbang dua gol lawan Bhayangkara,” tandas mereka. Usut punya usut, ternyata anak-anak tersebut menyaksikan pertandingan tersebut lewat layar tancap yang disediakan khusus di dalam GOR Swecapura oleh pemerintah Kabupaten Klungkung.

Tak hanya di lapangan bola, kala masuk ke lokasi pengungsian utama pada pukul 15.22,Jawa Pos Radar Bali menyaksikan perhatian dan kasih sayang seluruh punggawa Bali United, khususnya kepada anak-anak.

Marcos Flores yang paling bersemangat soal ini. Beberapa kali dia tampak menyalami bocah-bocah tersebut dan mempraktikkan kecakapannya berbahasa Indonesia.

Bersama Nick van der Velden, Marcos juga sempat membuat lingkaran besar bersama anak-anak korban pengungsian.

Ada empat intruksi dalam permain tersebut, yakni papa, mama, adik, dan kakak. Untuk intruksi mama gerakan yang dilakukan para peserta adalah maju.

Papa untuk gerakan loncat ke belakang, adik berarti ke kiri, dan kakak sama dengan ke kanan. Permainan itu sontak mengundang perhatian para pengungsi seiisi GOR.

Para pemain pun dibanjiri ajakan berfoto. Tak hanya oleh anak-anak dan remaja, melainkan juga oleh kaum dewasa serta tua.

Saat beberapa pengungsi ditanya ternyata mereka atau hati dengan pengungsi anak-anak; kompak menyebut keinginannya berfoto Sylvano Comvalius.

Pilihan kedua adalah Irfan Harrys Bachdim. Meski demikian, kesempatan berfoto dengan Gede Sukadana, dkk. sama sekali tak dilewatkan. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/