33.3 C
Jakarta
25 November 2024, 13:07 PM WIB

The Real Final, Coach Widodo “Sanjung” Setinggi Langit Rene Alberts

RadarBali.com – Persiapan terakhir dilakukan Bali United di Lapangan Trisakti, Legian, Sabtu pagi kemarin (4/11) sebelum lawatan ke Makassar menantang PSM di partai hidup mati Senin besok (6/11).

Laga ini bisa dibilang partai hidup mati. Pasalnya, tidak ada kata kalah maupun imbang jika ingin meraih gelar juara Liga I.

Kalau kalah, peluang Serdadu Tridatu menjadi juara tipis meskipun Bali United menang di pekan ke-34 kontra Persegres Gresik United.

Di lain sisi, PSM Makassar kalah kontra Madura United. Jika itu yang terjadi, PSM berhak berada di atas Bali United karena regulasi head to head.

Karena itu, dipastikan pertandingan di Stadion Andi Mattalatta, Makassar, nanti, berlangsung keras.

Walau begitu, Pelatih Bali United Widodo Cahyono Putro tidak ingin mengatakan pertandingan nanti berlangsung keras. Sebab keras bisa saja berkonotasi negatif.

“Saya ingin pertandingan kali ini berlangsung seru. Saya ingin publik tahu kalau pertandingan nanti adalah final sesungguhnya,” ujar Coach Widodo ditemui usai latihan kemarin.

Mantan penyerang klub Galatama Warna Agung itu sudah menerka-menerka kekuatan PSM di bawah kepemimpinan pelatih bertangan dingin, Robert Rene Alberts.

Dia sedikit menyanjung Pasukan Ramang – julukan PSM Makassar dengan menyebutkan bahwa PSM adalah klub lama dan dihuni sederet pemain berkelas.

“Pelatih bagus. Mereka tim yang luar biasa. Kami ini baru terbentuk kemarin. Tapi, sejarah diciptakan bukan dilihat dari berapa lamanya.

Tetapi seberapa serius sebuah tim mewujudkan impian dan harapan,” kata Coach Widodo. Pernyataan berkelas seorang pelatih muda bermental juara.

Coach Widodo tidak mau gembar-gembor dengan menyebut timnya lebih baik dari PSM. Selain bukan karakteristik sang pelatih, juga tidak sesuai dengan budaya dan adat masyarakat Bali.

“Bagi kami, merendah itu lebih baik. Inilah karakter Bali yang tidak menonjolkan kesombongan. Toleransi dan respect diperlukan dalam sebuah tim,” bebernya.

PSM Makassar, menurut Widodo, memiliki karakter yang cukup kuat ketika bermain di kandang sendiri.  Apalagi ditambah dengan tekanan-tekanan dari suporter yang begitu besar.

“Pokoknya jangan ciut. Makanya saya tekankan untuk perbaiki mental. Biar mereka semua termotivasi. Apalagi PSM sudah memiliki karakter bermainnya sendiri,” ucap pelatih berusia 46 tahun itu.

RadarBali.com – Persiapan terakhir dilakukan Bali United di Lapangan Trisakti, Legian, Sabtu pagi kemarin (4/11) sebelum lawatan ke Makassar menantang PSM di partai hidup mati Senin besok (6/11).

Laga ini bisa dibilang partai hidup mati. Pasalnya, tidak ada kata kalah maupun imbang jika ingin meraih gelar juara Liga I.

Kalau kalah, peluang Serdadu Tridatu menjadi juara tipis meskipun Bali United menang di pekan ke-34 kontra Persegres Gresik United.

Di lain sisi, PSM Makassar kalah kontra Madura United. Jika itu yang terjadi, PSM berhak berada di atas Bali United karena regulasi head to head.

Karena itu, dipastikan pertandingan di Stadion Andi Mattalatta, Makassar, nanti, berlangsung keras.

Walau begitu, Pelatih Bali United Widodo Cahyono Putro tidak ingin mengatakan pertandingan nanti berlangsung keras. Sebab keras bisa saja berkonotasi negatif.

“Saya ingin pertandingan kali ini berlangsung seru. Saya ingin publik tahu kalau pertandingan nanti adalah final sesungguhnya,” ujar Coach Widodo ditemui usai latihan kemarin.

Mantan penyerang klub Galatama Warna Agung itu sudah menerka-menerka kekuatan PSM di bawah kepemimpinan pelatih bertangan dingin, Robert Rene Alberts.

Dia sedikit menyanjung Pasukan Ramang – julukan PSM Makassar dengan menyebutkan bahwa PSM adalah klub lama dan dihuni sederet pemain berkelas.

“Pelatih bagus. Mereka tim yang luar biasa. Kami ini baru terbentuk kemarin. Tapi, sejarah diciptakan bukan dilihat dari berapa lamanya.

Tetapi seberapa serius sebuah tim mewujudkan impian dan harapan,” kata Coach Widodo. Pernyataan berkelas seorang pelatih muda bermental juara.

Coach Widodo tidak mau gembar-gembor dengan menyebut timnya lebih baik dari PSM. Selain bukan karakteristik sang pelatih, juga tidak sesuai dengan budaya dan adat masyarakat Bali.

“Bagi kami, merendah itu lebih baik. Inilah karakter Bali yang tidak menonjolkan kesombongan. Toleransi dan respect diperlukan dalam sebuah tim,” bebernya.

PSM Makassar, menurut Widodo, memiliki karakter yang cukup kuat ketika bermain di kandang sendiri.  Apalagi ditambah dengan tekanan-tekanan dari suporter yang begitu besar.

“Pokoknya jangan ciut. Makanya saya tekankan untuk perbaiki mental. Biar mereka semua termotivasi. Apalagi PSM sudah memiliki karakter bermainnya sendiri,” ucap pelatih berusia 46 tahun itu.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/