25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 7:36 AM WIB

Liga 1 Break Tanpa Kepastian, Suporter Bali United Rindu Stadion Dipta

DENPASAR – Saat Bali United memulai petualangannya di Indonesia pada tahun 2015 ketika mengikuti QNB League 2015, Stadion Kapten I Wayan Dipta tidak terisi penuh.

Begitupun setelah QNB League dihentikan dan banyak turnamen tidak resmi yang diikuti Serdadu Tridatu.

Lambat laun memang cukup banyak yang menonton pertandingan, namun tidak seramai dalam tiga musim terakhir.

Di tiga musim terakhir, suporter membludak untuk mendukung Serdadu Tridatu. Tidak hanya Semeton Dewata dan Brigaz Bali yang menjadi basis suporter, tetapi juga muncul beberapa basis suporter dengan sub-sub suporter milik mereka masing-masing.

North Side Boys 12 (NSB12), Basudewa Curva Sud, hingga Bali Tridatu Revoution (BTR). Lambat laun, suporter tidak hanya berasal dari Pulau Dewata dan sekitarnya.

Suporter mancanegara juga semakin bermunculan. Terutama ketika ada The Dutch Connection di skuad Bali United di Liga 1 2017.

Ketika itu, suporter Bali United asal mancanegara semakin banyak, terutama dari Negeri Kincir Angin – julukan Belanda. Sudah pasti mereka ingin melihat pemain-pemain asal Belanda yang moncer bersama Bali United.

Apalagi suporter tersebut sudah mengenal sososk Nick Van Der Velden yang sempat menjuarai Eredivisie bersama AZ Alkmaar yang diarsiteki mantan Pelatih Bali United Luis Van Gaal.

Di tahun-tahun berikutnya, bukan hanya suporter dari Belanda saja yang banyak. Tetapi dari negara-negara lain seperti Australia, Inggris Raya, hingga Amerika Serikat.

Berdasar pantauan Jawa Pos Radar Bali selama ini, awalnya mereka nyaman duduk di tribun VIP, tapi lama-kelamaan mereka memilih merasakan atmosfer pertandingan dari tribun ekonomi.

Entah dari tribun timur yang dihuni Semeton Dewata atau tribun utara yang dikuasai NSB12. Banyak suporter lokal menyebut suporter tersebut dengan sebutan Bule United.

Sekarang suporter masih bisa mengunjungi Stadion Dipta, tapi hanya untuk melihatnya dari luar saja. Suporter pun sedih tidak ada sepak bola, namun rata-rata semua legowo karena ini untuk kebaikan bersama.

 

 

DENPASAR – Saat Bali United memulai petualangannya di Indonesia pada tahun 2015 ketika mengikuti QNB League 2015, Stadion Kapten I Wayan Dipta tidak terisi penuh.

Begitupun setelah QNB League dihentikan dan banyak turnamen tidak resmi yang diikuti Serdadu Tridatu.

Lambat laun memang cukup banyak yang menonton pertandingan, namun tidak seramai dalam tiga musim terakhir.

Di tiga musim terakhir, suporter membludak untuk mendukung Serdadu Tridatu. Tidak hanya Semeton Dewata dan Brigaz Bali yang menjadi basis suporter, tetapi juga muncul beberapa basis suporter dengan sub-sub suporter milik mereka masing-masing.

North Side Boys 12 (NSB12), Basudewa Curva Sud, hingga Bali Tridatu Revoution (BTR). Lambat laun, suporter tidak hanya berasal dari Pulau Dewata dan sekitarnya.

Suporter mancanegara juga semakin bermunculan. Terutama ketika ada The Dutch Connection di skuad Bali United di Liga 1 2017.

Ketika itu, suporter Bali United asal mancanegara semakin banyak, terutama dari Negeri Kincir Angin – julukan Belanda. Sudah pasti mereka ingin melihat pemain-pemain asal Belanda yang moncer bersama Bali United.

Apalagi suporter tersebut sudah mengenal sososk Nick Van Der Velden yang sempat menjuarai Eredivisie bersama AZ Alkmaar yang diarsiteki mantan Pelatih Bali United Luis Van Gaal.

Di tahun-tahun berikutnya, bukan hanya suporter dari Belanda saja yang banyak. Tetapi dari negara-negara lain seperti Australia, Inggris Raya, hingga Amerika Serikat.

Berdasar pantauan Jawa Pos Radar Bali selama ini, awalnya mereka nyaman duduk di tribun VIP, tapi lama-kelamaan mereka memilih merasakan atmosfer pertandingan dari tribun ekonomi.

Entah dari tribun timur yang dihuni Semeton Dewata atau tribun utara yang dikuasai NSB12. Banyak suporter lokal menyebut suporter tersebut dengan sebutan Bule United.

Sekarang suporter masih bisa mengunjungi Stadion Dipta, tapi hanya untuk melihatnya dari luar saja. Suporter pun sedih tidak ada sepak bola, namun rata-rata semua legowo karena ini untuk kebaikan bersama.

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/