DENPASAR – Manajemen Bali United mantap tidak akan memindahkan markas Bali United atau menjual lisensi Bali United seperti kasus Gelora Dewata yang dijual ke Deltras Sidoarjo atau Persekaba Badung yang dijual lisensinya ke Yahukimo FC.
Suporter juga tidak menginginkan hal tersebut terjadi. “Saya masih sangat berharap Bali United bermarkas di Stadion Kapten I Wayan Dipta.
Kami, suporter tidak pernah menginginkan Bali United sampai pindah keluar Bali,” kata Ketum Semeton Dewata Bulldog Ketut Subudi.
Namun sekali lagi, Ketut Budi mengatakan jika dia dan seluruh elemen suporter di Bali bahkan di Indonesia tidak senang dengan adanya mafia-mafia yang ada ditubuh sepakbola Indonesia.
Keberadaan mafia sepakbola sangat mencederai fairplay yang menjadi ruh sepakbola. “Kami, suporter sangat mendukung Bali United dan manajemen tahu itu.
Kami sangat total mendukung Bali United disetiap pertandingan kandang atau tandang. Ribuan suporter rela jauh-jauh ke kandang lawan untuk mendukung Bali United,” tegasnya.
Adanya cerawat, kembang api, bom asap, dan sebagainya saat menghadapi Persija Jakarta bukan berarti suporter membenci Serdadu Tridatu.
Kata dia, itu hanya ungkapan kekecewaan suporter dan berharap ada pembenahan signifikan didalam tim dan struktural PSSI.
“Mafia-mafia sepakbola harus diberangus. Polisi harus siap menindak jika sudah memiliki bukti kuat. Kalau perlu, Interpol bisa dilibatkan untuk masalah ini.
Kalau ingin mendapatkan kualitas sepakbola Indonesia yang bagus, mafia juga harus dihilangkan. Kedepannya, pasti Timnas juga berkualitas,” tutur Budi.