28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 6:22 AM WIB

Liga 1 Mulai Dikenal di Eropa, Teco: Marquee Player Turut Berperan

DENPASAR – Di medio tahun 90-an hingga 2000-an, cukup banyak pemain asal Benua Afrika yang mencoba peruntungan di Indonesia.

Sebut saja Roger Mila yang sempat memperkuat Pelita Jaya, Vata Matanu Garcia di Gelora Dewata, Olinga Atangana di Bandung Raya, hingga Pierre Njanka yang sempat memperkuat Persija Jakarta dan Arema FC.

Di era Liga 1, ada sosok pemain seperti Zah Rahan Krangar hingga beberapa marquee player seperti Didier Zokora, Peter Odemwingie, dan Michael Essien.

Pemain-pemain dari Amerika Latin juga cukup banyak bertebaran di klub-klub Liga Indonesia. Sekarang, kiblat persebaran pemain asing di Liga Indonesia mulai merata.

Banyak pemain dari Eropa yang bermain di Indonesia hingga saat ini terutama pemain asal Belanda. Ada beberapa pemain asal Belanda yang tersebar di beberapa klub mulai dari Bali United, PSM Makassar, Persija Jakarta, hingga Persib Bandung.

Jika melihat situasi saat ini, pemain Eropa dominan mengisi skuad di Liga 1 karena beberapa faktor.

“Awal-awal saya datang ke Indonesia, mayoritas tim pakai pemain dari Afrika. Sekarang berbeda. Saya pikir banyak pemain dari Eropa karena beberapa

faktor seperti mereka bisa membawa tim juara. Persija dengan Marko Simic dan Bali United dengan beberapa pemain Eropa,” ucap Pelatih Bali United Stefano Teco Cugurra.

Regulasi marquee player di Liga 1 2017 berpengaruh besar dengan kedatangan pemain dari Benua Biru – julukan Eropa.

Musim ini, Persija Jakarta yang mendatangkan pemain Eropa berlabel bintang yaitu Marco Motta yang sempat memperkuat Juventus.

“Di tahun 2017 banyak marquee player yang datang seperti Michael Essien sehingga Liga Indonesia lebih terkenal di Eropa.

Lalu setelahnya, pemain lain mulai ikut datang ke Indonesia,” beber Teco. Lantas biasakan pemain bintang dari Eropa kembali datang ke Indonesia?

Ini menjadi pertanyaan besar. Sebab selain faktor finansial, kualitas pemain sendiri menjadi salah satu penentu.

“Tergantung prestasi dari pemain Eropa yang ada di Indonesia sekarang. Kalau prestasi menurun, mungkin tim tidak mau

pakai lagi dan akan melirik pemain dari negara lain. Kalau prestasi tetap bagus, pasti pemain Eropa akan datang lagi,” tutupnya.

DENPASAR – Di medio tahun 90-an hingga 2000-an, cukup banyak pemain asal Benua Afrika yang mencoba peruntungan di Indonesia.

Sebut saja Roger Mila yang sempat memperkuat Pelita Jaya, Vata Matanu Garcia di Gelora Dewata, Olinga Atangana di Bandung Raya, hingga Pierre Njanka yang sempat memperkuat Persija Jakarta dan Arema FC.

Di era Liga 1, ada sosok pemain seperti Zah Rahan Krangar hingga beberapa marquee player seperti Didier Zokora, Peter Odemwingie, dan Michael Essien.

Pemain-pemain dari Amerika Latin juga cukup banyak bertebaran di klub-klub Liga Indonesia. Sekarang, kiblat persebaran pemain asing di Liga Indonesia mulai merata.

Banyak pemain dari Eropa yang bermain di Indonesia hingga saat ini terutama pemain asal Belanda. Ada beberapa pemain asal Belanda yang tersebar di beberapa klub mulai dari Bali United, PSM Makassar, Persija Jakarta, hingga Persib Bandung.

Jika melihat situasi saat ini, pemain Eropa dominan mengisi skuad di Liga 1 karena beberapa faktor.

“Awal-awal saya datang ke Indonesia, mayoritas tim pakai pemain dari Afrika. Sekarang berbeda. Saya pikir banyak pemain dari Eropa karena beberapa

faktor seperti mereka bisa membawa tim juara. Persija dengan Marko Simic dan Bali United dengan beberapa pemain Eropa,” ucap Pelatih Bali United Stefano Teco Cugurra.

Regulasi marquee player di Liga 1 2017 berpengaruh besar dengan kedatangan pemain dari Benua Biru – julukan Eropa.

Musim ini, Persija Jakarta yang mendatangkan pemain Eropa berlabel bintang yaitu Marco Motta yang sempat memperkuat Juventus.

“Di tahun 2017 banyak marquee player yang datang seperti Michael Essien sehingga Liga Indonesia lebih terkenal di Eropa.

Lalu setelahnya, pemain lain mulai ikut datang ke Indonesia,” beber Teco. Lantas biasakan pemain bintang dari Eropa kembali datang ke Indonesia?

Ini menjadi pertanyaan besar. Sebab selain faktor finansial, kualitas pemain sendiri menjadi salah satu penentu.

“Tergantung prestasi dari pemain Eropa yang ada di Indonesia sekarang. Kalau prestasi menurun, mungkin tim tidak mau

pakai lagi dan akan melirik pemain dari negara lain. Kalau prestasi tetap bagus, pasti pemain Eropa akan datang lagi,” tutupnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/