DENPASAR – Tiga hari yang lalu, Persiraja Banda Aceh mengumumkan sudah merekrut enam pemain anyar.
Dari enam pemain tersebut, dua di antaranya berasal dari Bali United. Mereka adalah winger Miftahul Hamdi dan kiper M. Dicky Indriyana.
Tapi keesokan harinya, manajemen Persiraja dibuat zonk oleh Borneo FC karena M. Dicky sebenarnya bukan merapat ke Laskar Rencong – julukan Persiraja, melainkan merapat ke Pesut Etam – julukan Borneo FC.
Tentu hal ini benar-benar sangat disayangkan oleh berbagai pihak karena Manajemen Persiraja ceroboh dalam mengumumkan pemain.
Sekarang, mereka kembali berkasus. Kali ini kasus tersebut menimpa perpindahan Miftahul Hamdi. Hamdi yang masih memiliki kontrak hingga akhir musim sudah diumumkan oleh Persiraja sebagai pemain anyar.
Pun demikian dengan Hamdi yang sudah berpamitan di akun media sosial miliknya. Yang menjadi masalah adalah manajemen Bali United mengatakan tidak ada kesepakatan antara Bali United, Hamdi, dan Persiraja.
Akhirnya, CEO Bali United Yabes Tanuri dibuat bingung bukan kepalang. Dia membenarkan kontrak Hamdi baru usai pada 31 Desember 2020.
Di sisi lain, kata dia, Persiraja Banda Aceh belum melakukan langkah apapun untuk mempermanenkan Hamdi.
“Itu, coba langsung (tanya) ke Persiraja. Waktu itu memang pernah ada komunikasi, tapi setelahnya belum ada tindak lanjut lagi,” terang Yabes kemarin.
Mengenai Hamdi yang sudah berpamitan dan berterimakasih sudah melewati empat musim yang luar biasa bersama Bali United di akun instagram miliknya, Yabes juga tidak habis pikir.
Yabes Tanuri dengan tegas memastikan bahwa pemilik nomor punggung 77 tersebut belum resmi ke Persiraja dan pihaknya masih menunggu komunikasi dari Hamdi dan Persiraja sendiri.
“Sejauh ini dan sampai sekarang, status Hamdi masih di Bali United dan dia belum keluar,” tutupnya.