DENPASAR – Pelatih dan pemain menjadi hal yang sangat vital di sebuah klub sepak bola. Apalagi klub tersebut berhasil meraih gelar juara.
Pasti yang dielu-elukan oleh suporter adalah pelatih dan pemain karena jasa mereka terlihat sangat nyata.
Tapi peran jajaran ofisial lainnya tidak bisa dikesampingkan. Misalnya saja kitman. Sosok kitman di klub sepak bola sangat vital perannya.
Sosok inilah yang menyiapkan segala keperluan saat latihan atau sebelum pertandingan. Mereka juga sosok yang paling sibuk untuk mempersiapkan berbagai peralatan jika ada laga tandang atau kandang.
Mereka selalu datang ke stadion satu jam lebih cepat dari pelatih dan pemain. Mereka juga yang datang lebih cepat ketika tim akan memulai tur tandang ke kandang lawan.
Di Bali United, ada dua sosok kitman yang punya peran penting. Mereka adalah I Wayan “Ruwet” Suarjana dan Suhartono atau yang akrab disapa Tole.
Jika Ruwet sudah banyak dikenal oleh publik sepak bola Pulau Dewata karena sudah ikut ambil bagian sebagai ofisial tim sejak dulu sampai era Gelora Dewata, mungkin tidak banyak yang tahu sosok Tole.
Sejak 2015, Tole menjadi kitman Bali United. “Baru di Bali saja saya jadi ofisial,” terangnya saat diwawancarai Rabu kemarin.
Tole menambahkan, awal mula hijrah ke Pulau Dewata karena ajakan temannya. “Saat itu, saya menerima ajakan teman
untuk jadi ofisial disini (Bali United) karena dari dulu sebenarnya senang ada di lapangan dan hobi main bola,” tambahnya.
Asam garam di dunia ofisial tim sepak bola pernah dirasakannya. Bagaimana seorang Tole yag pada awalnya tidak begitu mahir dalam menjalankan tugas sebagai kitman.
“Awal-awal saya gabung di Bali United, saya juga banyak belajar. Semua butuh proses layaknya membangun rumah.
Harus mulai dari kerangkanya dulu. Atau bisa diibaratkan seperti anak yang baru lahir. Tidak mungkin langsung jalan atau lari,” jelasnya.
Perjuangannya selama lima tahun menjadi kitman Bali United pun membuahkan hasil setelah tahun lalu dia bisa ikut merasakan menjadi juara Liga 1 untuk pertama kalinya bersama Serdadu Tridatu.
“Akhirnya bisa merasakan juara Liga 1 meskipun hanya dari balik layar,” ucapnya. Apa yang dikatakannya sebagai hobi, sebenarnya menjadi profesi utamanya sebelum jadi kitman.
Jauh sebelum menjadi kitman pria kelahiran Jakarta tersebut sempat menjadi pemain klub Luga 2 musim ini, Persewar Waropen.
“Waktu itu saya sempat di Persewar yang masih main di divisi 2. Sempat juga main di PSIS Jakarta Selatan, Persitara U-21, Porda Cianjur, dan Persitas Tasik di divisi 2.
Kebetulan dulu masih amatir-amatir. Belum masuk ke sepak bola profesional karena saya lebih memilh kerja waktu itu,” ucapnya.
Prestasi tertingginya saat itu adalah berhasil mengantarkan Persewar promosi ke divisi 1 setelah menjadi runner up divisi 2 pada musim 2010/2011.
“Waktu main di Porda Cianjur, saya satu tim dengan Asep Berlian (Madura United) dan Sansan Fauzi (Persikabo 1973),” tutupnya.