DENPASAR – Bukan Bali United namanya jika tidak siap sedia dalam kondisi apapun. Bayangkan saja, saat Liga 1 2020 dibatalkan diawal Oktober, manajemen Bali United santai-santai saja.
Padahal, semua barang termasuk kendaraan sudah diboyong ke Yogyakarta. Hotel selama lima bulan pun sudah dibayar.
CEO Bali United Yabes Tanuri saat itu mengungkapkan jika pihaknya bisa dikatakan tidak terlalu banyak mengalami kerugian.
Kub Sultan? Atau sengaja menutupi kerugian yang dialami? Entahlah. Yang jelas sekarang ketika PSSI, PT LIB, dan klub setuju Liga 1 dilanjutkan pada 1 November tapi pihak kepolisian masih tidak memberi izin, Yabes Tanuri santai-santai saja.
PSSI ini diibaratkan sebagai mahasiswa yang ditanya kapan wisuda oleh orang tua mereka. PSSI mengatakan jika tidak dapat izin bulan depan, masih ada Desember.
Jika kembali tidak mendapat izin dari pihak kepolisian, bisa dilakukan Januari dan seterusnya.
Jika digelar bulan Januari 2021, format kompetisi diubah menjadi dua wilayah agar tidak berbenturan dengan Piala Dunia U-20 yang rencananya digelar Mei 2021.
Format dua wilayah ini sempat dilakukan saat zaman Indonesia Super League (ISL). Yabes Tanuri yang dikonfirmasi kemarin mengungkapkan siap dengan opsi apapun yang diberikan.
Itu artinya opsi kompetisi yang dibatalkan sepenuhnya pun bisa saja siap. Berbeda dengan klub lain seperti Madura United yang sedikit tidak terima dengan pembatalan oleh pihak-pihak terkait.
Padahal renegosiasi kontrak pemain sudah dilakukan sebelumny. “Tim Bali United selalu siap apapun opsi yang akan digelar dalam lanjutan Liga 1 tahun ini,” ungkap Yabes.
Hanya saja, Yabes berharap jika perizinan dari pihak kepolisian bisa dipermudah. “Semoga masih ada perubahan mengenai perizinan ini,” ucapnya.
Yabes juga tidak mau berpikiran terlalu jauh jika seandainya liga dihentikan total. Padahal, beberapa klub sudah menyatakan akan membubarkan tim jika liga resmi dihentikan.
“Pembubaran tim) perlu pembicaraan lebih lanjut dengan manajemen, pelatih, dan pemain,” tuturnya.