NUSA DUA – Kongres tahunan PSSI di Hotel Sofitel, Nusa Dua, Minggu (20/1) berakhir antiklimaks. Hal ini terjadi setelah Edy Rahmayadi secara resmi mengundurkan diri sebagai ketua umum PSSI.
Pengumuman pengunduran diri ini diluar dugaan. Peserta kongres tidak menyangka Edy out dari PSSI begitu cepat. Apalagi, agenda Kongres PSSI ini begtu penting.
“Saya mundur bukan karena tidak bertanggung jawab. Saya mundur karena saya bertanggung jawab. Besar kan PSSI kita ini,” ujar Edy Rahmayadi di depan peserta kongres.
Dia pun meminta pihak-pihak yang bersuara keras di luar untuk membangun PSSI. Bahkan, Edy langsung menyebut satu nama.
“Mungkin lebih pantas Umuh (Umuh Muhtar, manager Persib) mungkin. Jangan hanya teriak diluar. Tunjukkan kedewasaan karena bangsa lain melihat. Indonesia primitive,” bebernya.
Pengumuman pengunduran diri Edy Rahmayadi ini sendiri langsung direspons peserta kongres. Exco PSSI langsung membahas sosok ketua umum.
Disebut-sebut, Exco PSSI langsung menunjuk Wakil Ketua Umum Joko Driyono alias Jokdri sebagai ketua umum.
Di sisi lain, suporter seperti tidak mau ketinggalan untuk menyaksikan langsung peristiwa bersejarah ini di Bali.
Dari data yang dihimpun Jawa Pos Radar Bali, ada sejumlah suporter yang akan menggeruduk arena kongres.
Diperkirakan jumlahnya bisa mencapai 150 orang. Tetapi ada juga yang menyebutkan jika jumlahnya menjadi seribu orang.
Beberapa basis suporter yang akan ikut dalam aksi ini adalah Brigaz Bali, K_Conk Mania, Bonek Mania, Viking, Pasoepati, Brigata Curva Sud (BCS), LA Mania, hingga The Macz Man.
Saat dikonfirmasi terpisah kemarin, Dirigen Brigaz Bali Eko Pribadi mengatakan, setidaknya ada 14 basis suporter dari seluruh Indonesia yang akan bergabung dalam aksi ini.
“Kalau kami perkirakan, ada sekitar 11 sampai 150 suporter yang ikut dalam aksi ini,” ucapnya. Beberapa wakil dari basis suporter juga sudah datang.
Misalnya saja Bonek Mania yang diwakili oleh Andi Peci. “Tujuan utama kami ini adalah untuk mendukung Satgas Antimafia Bola untuk memberantas
mafia sepakbola yang ada di Indonesia. Kami juga berharap agar sepakbola Indonesia bersih dari mafia.
Di sisi lain, Sekum PSSI Ratu Tisha justru menanggapinya dengan berbeda. Dia sepertinya ingin menjelaskan bahwa aksi yang akan dilakukan suporter kali ini,
lebih baik diredam sementara waktu karena PSSI sudah bekerja untuk mengatasai permasalahan yang terjadi saat ini.
“Ada dua hal yang kami investigasi melalui PSSI dan Badan Yudisial. Tanpa orang mengingatkan, tanpa orang memberi tahu, tanpa orang mengetahui, itu adalah tugas kami
untuk menjaga integritas sepakbola. Sejak tahun 2016 setelah Pak Edi naik, kami sudah menjalankan program untuk memberantas match fixing dan pelanggaran olahraga,” terangnya.
Pada intinya, menurut Ratu Tisha, PSSI bersama pihak kepolisian sudah membuat MoU untuk memberantas hal ini.
“Terkait masalah pidana seperti penipuan dan lain-lain, itu yang akan diinvestigasi oleh kepolisian. Kami harus berjalan beriringan dengan pihak kepolisian,” tuturnya.