DENPASAR – Sudah sampai pertengahan Oktober, tapi kepastian Liga 1 dan Liga 2 masih belum jelas hingga saat ini.
Pernyataan Ketum PSSI Moch Iriawan bahwa Liga 1 pasti akan bergulir lagi kalau tidak bulan November, Desember, atau Januari, seakan membuat kompetisi semakin tidak pasti.
Hal ini berdampak juga bagi pemasukan. Peribahasanya adalah besar pasak daripada tiang. Pengeluaran justru lebih banyak daripada pendapatan klub.
PSM Makassar yang sudah berada di Yogyakarta sejak beberapa waktu lalu mempertimbangkan untuk kembali ke Makassar.
Tapi untuk klub Luga 1, mungkin masih bisa sedikit bernapas karena ada pihak-pihak sponsor. Lalu bagaimana dengan klub Liga 2?
Banyak yang mulai kacau balau keuangannya. Cilegon United, misalnya. Tim berjuluk The Volcano tersebut terancam bangkrut jika tidak ada kompetisi dalam waktu dekat.
Itu seperti pernyataan CEO Cilegon United Yudhi Afriyanto pada bulan April lalu ketika kompetisi dihentikan akibat Covid-19.
Mereka membayar pemain sampai bulan Juni saja. Berdasar selentingan yang beredar, pemain Cilegon United tidak menerima gaji setelahnya.
Sponsor mereka seperti PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk juga mulai goyah untuk mendukung Cilegon United.
Apalagi subsidi dari PT. LIB tidak ada karena Liga 2 yang belum jalan. Kebetulan ada salah satu pemain asal Bali di skuad asuhan Heri Kiswanto tersebut.
Dia adalah I Wayan Gede Bayu Yusa. Gelandang senior tersebut mengaku masih belum tahu kapan liga bergulir kembali.
Tapi ketika ditanya mengenai harapan, jawaban Bayu Yusa sama seperti pemain lainnya. “Kalau saya jawab sebagai pelaku sepak bola, tentu sangat berharap liga bergulir kembali.
Semua elemen yang terkait dengan sepak bola, pasti ikut terdampak,” terang Bayu Yusa saat ditemui di Lapangan Gelora Samudera Kuta.