DENPASAR– Pesepak bola profesional sekarang mulai beralih profesi. Mereka semua untuk saat ini lebih memilih untuk bergabung dengan komunitas sepak bola hanya sekadar untuk menjaga kondisi fisiknya agar tetap prima.
Beberapa pemain Bali United juga melakukan hal yang sama. Misalnya saja Kadek Agung Widnyana Putra hingga Agus Nova Wiantara.
Brwa Nouri dan Gavin Kwan Adsit juga sempat beberapa kali bergabung dengan komunitas sepak bola lokal di Bali.
Mereka lebih menganggap bahwa bergabung dengan komunitas sepak bola adalah fun game dan bukan tarkam.
Namun, Pelatih Bali United Stefano Teco Cugurra menganggap hal lain. Tetap saja bergabung klub sepak bola lokal adalah pertandingan tarkam.
Bukan hanya pesepak bola yang mencicipi bagaimana bermain dengan pemain-pemain amatir, namun juga wasit ikut ambil bagian.
Beberapa waktu lalu wasit berlisensi FIFA Thoriq Alkatiri sempat ikut bergabung dalam komunitas sepak bola.
Pertanyaan sekarang, apakah ada komunitas sepak bola untuk pelatih? Jawabannya tentu ada. Namun tidak terlalu banyak seperti komunitas sepak bola untuk pemain.
Jacksen F Tiago saja sempat ikut fun game di Stadion Gelora 10 November Surabaya beberapa waktu. Lalu bagaimana dengan Pelatih Bali United Stefano Teco Cugurra? Teco sempat ikut fun game.
Namun, beberapa tahun lalu tepatnya pada tahun 2019. Kala itu dia bermain dengan ofisial Bali United di laga trofeo bersama Mitra Devata dan Putra Renon di Stadion Kapten I Wayan Dipta.
Untuk saat ini, dia lebih memilih menjaga kondisi saja di rumah. Alasannya, dia takut terpapar Covid-19 yang tak kunjung mereda.
“Saya sebagai pelatih, lebih memilih di rumah. Saya takut tarkam tidak ada protokol kesehatan. Bisa kena Corona (Covid-19),” jelas Teco.
Namun, dia tidak masalah jika pemainnya atu pesepak bola lain bergabung dengan klub lokal. “Saya mengerti pemain dan wasit di tarkam,
mereka minimal mau menjaga kondisi fisik. Pemain juga mau main bola. Waktu klub belum mulai latihan, mereka lari ke tarkam,” tuturnya.